Sinopsis buku: Alasan Untuk Tetap Hidup (Melawan Depresi dan Berdamai Dengan Diri Sendiri)

Berita Lainnya - 12 July 2022

Sinopsis buku: Alasan Untuk Tetap Hidup (Melawan Depresi dan Berdamai Dengan Diri Sendiri)

 

Pengarang: Matt Haig

Tebal: viii + 266

Penerbit: PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

Tahun terbit: 2020

Salah satu gejala utama depresi adalah tidak melihat adanya harapan atau masa depan. Ketika seseorang depresi, dia merasa sendirian dan merasa tidak ada seorangpun yang memahami apa yang dialaminya. Penderita semakin takut orang orang akan mengasingkannya sehingga dia menjadi tertutup dan tidak bicara apa apa tentang hal itu. Padahal jika membicarakannya akan membantu proses pemulihannya.

 

Matt Haig awalnya tidak pernah benar benar memahami ataupun menyadari apa itu depresi. Ibunya pernah menderita depresi ketika melahirkannya dan nenek buyut dari pihak ayah meninggal bunuh diri.  Sepertinya ada sejarah depresi dalam keluarga Matt. Kematian merupakan ide yang fenomenal bagi Matt .

 

Pada usia 24 tahun Matt pernah mencoba bunuh diri dengan cara ingin terjun ke laut dari atas tebing. Saat itu dia merasa tidak sanggup merasakan penderitaan lebih lama lagi. Dia harus mengakhiri hidupnya. Setelah berhasil sampai bibir tebing dan tinggal selangkah lagi, namun akhirnya rencana bunuh diri batal dilakukannya.

 

Orang depresi hanya ingin kepedihannya lenyap. Mereka bukan ingin bahagia. Mereka ingin menjadi normal dan kosong yaitu dengan berhenti hidup. Kematian tetap menakutkan bagi orang yang ingin bunuh diri. Penulispun merasa takut mati.

 

Orang yang bunuh diri kebanyakan menderita depresi. Depresi adalah salah satu penyakit paling mematikan. Saat depresi penulis takut pada segala hal bahkan kepada bayangannya sendiri. Minum obat malah memperparah keadaan. Obat antidepresan dan anticemas tetap buat ketakutan. Malah takut minum obat untuk mengatasi depresi.  Hanya obat tidur yang membuatnya lebih baik.

 

Matt keluar dari pekerjaan karena merasa tekanan yang berat. Dia merasa diri jadi beban dalam keluarga dan orangtua. Namun berpura pura seakan akan kondisi sudah lebih baik. Matt mengutarakan juga gejala yang dialaminya saat mengalami penyakit depresi. Saat berusia 13 tahun, Matt pernah diejek oleh anak perempuan karena di wajahnya ada tahi lalat. Hal itu diingatnya selama 26 tahun. Saat itu dia berusaha menghilangkan tahi lalat itu dengan sikat gigi hingga terluka.

 

Yang perlu dilakukan kalau depresi adalah bicara. Depresi bukanlah sesuatu yang perlu membuat kita malu. Depresi bisa dialami siapa saja. Depresi bukanlah diri kita. Depresi hanyalah sesuatu yang terjadi pada diri kita. Bagi Matt penyembuhan melalui obat tidak cocok baginya. Sebab mengkonsumsi obat saja sudah membuatnya panik. Tapi obat mungkin cocok buat orang lain. Alih alih obat, Matt melakukan hal hal yang membuat dirinya seimbang seperti, olah raga, yoga, melibatkan diri dengan sesuatu atau seseorang yang dia cintai.

 

Matt, tidak pernah benar-benar punya teman. Dia tidak pernah menikmati sekolah sejak umur sebelas tahun. Matt tidak terlalu nyaman di sekolah. Dia juga mendapat julukan gila dari teman temannya. Namun dia merasa beruntung punya orangtua yang penyayang, beberapa teman, dan saudari yang bisa diajak ngobrol berjam jam.

 

Semua momen terasa bagai bara panas bagi Matt. Yang sangat dia harapkan adalah waktu akan berjalan lebih cepat. Depresi itu penyakit. Tapi sulit terdeteksi karena tidak kasat mata. Sulit bagi banyak penderita untuk mengenali gejala awalnya. Beberapa gejala paling sering tampak ketika seseorang depresi adalah: kelelahan tanpa alasan jelas, konsep diri yang buruk, kelambanan psikomotorik, kehilangan selera makan (kadang juga selera makan berlebihan), mudah marah, sering sekali menangis, ketidak mampuan untuk merasa senang saat melakukan apa saja, penderitanya bahkan tidak bisa menikmati hal hal yang benar benar menyenangkan seperti melihat matahari terbenam, menyantap makanan enak dsbnya, tiba tiba menutup diri. Matt merasa selalu ada iblis disekitarnya. Iblis yang selalu menjilati wajahnya. Dia juga merasa takut berada di tempat ramai dan takut terpisah dari orang lain. Matt juga mengutarakan sepuluh alasan untuk tetap hidup dan cara mendampingi seseorang yang menderita depresi atau kecemasan.

 

Mulai April 2000 perubahan baik mulai terjadi pada Matt. Matt mulai bangkit. Mulai intens membaca. Buku buku menjadi alasan untuk tetap hidup. Setiap kali membaca buku yang bagus, Matt merasa bagai membaca peta harta karun, dan harta yang dimaksud adalah dirinya sendiri. Buku merupakan cara untuk keluar dari perasaan kesepian.

 

Diajak Andrea pergi ke Paris, namun Matt merasa ketakutan. Setelah di Paris lama lama terasa tenang meskipun awalnya tidak bisa tidur. Matt mulai paham bahwa kadang kadang menjalani sesuatu yang sangat ditakutkan merupakan terapi terbaik. Dengan memaksa diri berada di ruang yang baru, kalau bisa di negara baru, mau tidak mau kita menjadi lebih terfokus pada dunia di luar kepala kita. Di Paris dia merasa lebih normal dibanding saat berada di rumah.

 

Tahun 2002, Matt sudah lumayan pulih dan cukup lama baik baik saja. Matt menyalurkan isi benak dengan menulis novel hingga diterbitkan. Hal itu mengobati harga dirinya yang rendah secara artifisial. Namun kecemasan kembali datang dalam benaknya. Namun dia sekarang memiliki senjata yaitu pengetahuan: “aku dulu pernah sakit, lalu sembuh. Kesembuhan itu mungkin terjadi”. Senjata lain adalah berlari.


Berlari paling sering dirujuk sebagai aktivitas yang dapat meredakan depresi serta gangguan cemas. Cara ini berhasil untuk Matt. Sebab dengan melatih tubuh juga melatih pikiran. Berlari membuat badan bugar. Badan yang bugar cocok untuk segala keadaan. Lari bisa menjadi cara untuk menyingkirkan kabut pikiran. Membaca nama nama orang terkenal yang pernah dan masih menderita depresi namun sepertinya punya hal hal hebat dalam hidup mereka, membuat matt sedikit terhibur. Depresi tidak bisa sepenuhnya diatasi.

 

Dunia lambat laun didesain untuk membuat kita depresi. Bersikap tenang adalah Tindakan revolusioner. Bahagia dengan keadaan kita. Kehidupan adalah orang orang yang mencintai kita. Begitu kita pulih dan hidup lagi, kita melakukannya dengan cara pandang baru. Gejala peringatan serangan panik dan depresi Matt pada usia 24 sebenarnya sudah ada. Gejalanya biasanya menyangkut masa lalu, bukan masa depan. Kecemasan adalah rekan depresi. Separuh kasus depresi disertai kecemasan. Kecemasan dapat dipulihkan. Solusinya adalah dengan cara: Yoga. Tarik nafas dan hembuskan nafas dengan perlahan. Kita sulit terkena panik jika nafas kita rileks. Lalu dengan meditasi. Memikirkan hal yang menenangkan. Atau fokus saja pada nafas kita. Ketiga adalah cinta.

 

Matt mengatakan bahwa dia belum benar benar bisa lolos dari depresinya. Depresi kadang kadang muncul tiba tiba saat lelah, cemas atau salah makan. Tapi bisa diatasi dengan kehadiran orang lain.

 

Beberapa alasan untuk tetap hidup dihimpun oleh Matt dari warganet yang pernah mengalami depresi. Juga hal-hal yang membuat penderita depresi tambah parah dan hal hal yang membuat Matt merasa lebih baik. Matt sudah mengalami perubahan dari seseorang yang tidak pernah merasa bahagia menjadi seseorang yang merasa bahagia. Tapi kadang masih ada korsleting kecil yang Matt alami. Bagi Matt yang utama adalah hidup harus dijalani dengan penuh keikhlasan.

 

Penulis Sinopsis: Jus Insan Berlianta, S.Th.

 

Tags:

Informasi Terkini seputar sekolah kristen BPK PENABUR

Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur

Berita Lainnya - 30 March 2024
Artikel Remaja Pancasila (Michelle Giselleyn Ho -...
Berita Lainnya - 30 March 2024
Artikel Remaja Pancasila (Yessi Melinda)
Artikel Remaja Pancasila (Yessi Melinda)
Berita Lainnya - 30 March 2024
Artikel Remaja Pancasila (Sofie Nicole Saragih – ...
Artikel Remaja Pancasila (Sofie Nicole Saragih – ...
Berita Lainnya - 30 March 2024
Artikel Remaja Pancasila (Christian Rusli – kelas...
Artikel Remaja Pancasila (Christian Rusli – kelas...
Berita Lainnya - 30 March 2024
Artikel Remaja Pancasila (Cleta)
Artikel Remaja Pancasila (Cleta)
Berita Lainnya - 24 July 2023
Pelayanan Pujian di Kebaktian Komisi Remaja GKI D...
Berita Lainnya - 24 July 2023
Pertemuan Orang Tua Peserta Didik Kelas X 15 Juli...
Pertemuan Orang Tua Peserta Didik Kelas X 15 Juli...
Berita Lainnya - 21 July 2023
Kebaktian Syukur Memperingati HUT ke-73 BPK PENAB...
Kebaktian Syukur Memperingati HUT ke-73 BPK PENAB...
Berita Lainnya - 03 August 2023
Roadshow DBL 2023 di SMAK 1 PENABUR JAKARTA
Roadshow DBL 2023 di SMAK 1 PENABUR JAKARTA
Berita Lainnya - 13 July 2023
Kegiatan PLS Kelas X SMAK 1 PENABUR Jakarta tahun...
Kegiatan PLS Kelas X SMAK 1 PENABUR Jakarta tahun...
Berita Lainnya - 18 December 2021
Mindfulness: Pembentuk Emosi Positif
Berita Lainnya - 18 December 2021
Mindfulness, Jalan Pintas Kebahagiaan
Mindfulness, Jalan Pintas Kebahagiaan
Berita Lainnya - 15 December 2021
Perayaan Natal SMAK 1 BPK PENABUR Jakarta 2021 - ...
Perayaan Natal SMAK 1 BPK PENABUR Jakarta 2021
Berita Lainnya - 15 December 2021
Sukacita Bersama Panti Asuhan - Natal kelas XI MI...
Sukacita Bersama Panti Asuhan - Natal kelas XI MI...
Berita Lainnya - 15 December 2021
BERBINCANG BERSAMA DI ANONYMATES
BERBINCANG BERSAMA DI ANONYMATES
Berita Lainnya - 11 January 2021
Ayat Alkitab 11 Januari 2021
Berita Lainnya - 04 January 2021
Ayat Alkitab 4 Januari 2021
Berita Lainnya - 14 December 2020
Ayat Alkitab 14 Desember 2020
Berita Lainnya - 08 December 2020
Belajar efektif saat home learning
Berita Lainnya - 07 December 2020
Ayat Alkitab 7 Desember 2020
Berita BPK PENABUR JAKARTA - 06 September 2021
“PENABURFair” OPEN HOUSE SMAK 1 PENABUR JAKARTA 2...
Berita BPK PENABUR JAKARTA - 06 September 2021
Persekutuan Doa Bulanan SMAK 1 PENABUR Jakarta
Persekutuan Doa Bulanan SMAK 1 PENABUR Jakarta
Berita BPK PENABUR JAKARTA - 02 September 2021
Kebaktian Online SMAK 1 PENABUR: "Walking Togethe...
Kebaktian Online SMAK 1 PENABUR: "Walking Togethe...
Berita BPK PENABUR JAKARTA - 01 September 2021
I-PROJECT SMAK 1
I-PROJECT SMAK 1
Berita BPK PENABUR JAKARTA - 28 August 2021
Pajak Bertutur 2021 Untuk Pelajar
Pajak Bertutur 2021 Untuk Pelajar

Choose Your School

GO