PERSEMBAHAN HABEL DITERIMA , KAIN DITOLAK , MENGAPA ?

Berita Lainnya - 16 October 2021

Kisah Kain dan Habel yang hanya 16 ayat pada Kejadian 4, ayat 1 – 16 yang kita baca berulang-ulangpun tidak akan menjawab pertanyaan pada judul renungan tersebut di atas. Bahkan beberapa orang mencoba menjelaskan secara sumir bahwa : Kain mempersembahkan hasil pertaniannya yang jelek-jelek, sedangkan Habel mempersembahkan ternaknya yang gemuk-gemuk dan bagus, dan berbagai cerita lainnya.

Menemukan jawaban di atas ialah pengetahuan teologis mendasar yang kita butuhkan hingga saat ini, sebab kita menyembah dan memuji dan berbakti kepada Allah yang sama dengan yang disembah oleh Habel dan Kain, yakni Jehovah, Allah yang dinarasikan Alkitab dan satu-satunya Allah Yang Hidup dan Benar. Jika kita ingin benar-benar menyenangkan orang lain, tentu kita berkata, bertindak sesuatu kepada orang yang ingin kita senangkan sesuai kehendak dan isi hati orang tersebut. Sering sekali jika ingin memberikan hadiah kepada temen kita, sering kita selidiki benda apa yang temen kita suka, warna apa yang dia suka dll, dan bila tepat seperti yang diinginkannya, betapa senangnya orang tersebut. Nah, saya berfikir, demikian juga dengan Allah, tentu Dia ingin kita, berbakti, menyembah dan mengasihi-Nya seperti yang Dia inginkan, bukan menurut apa yang kita senangi, atau menurut kehendak dan akal budi dan perasaan kita bukan ?
Memang jalan pikiran Allah dan manusia sejauh langit dan bumi, betapa sering saya amati gereja-gereja suku mencampur aduk peribadatan di gereja dengan ritual, atau elemen ritual suku nenek moyang ketika moyang kita belum mendengar berita injil, apakah Allah Tritunggal, senang dengan tindakan kita tersebut?, sebab ritual suku bersumber dari ajaran roh sembahan nenek moyang yang sama sekali bukan Allah Alkitab, dan sungguh sangat naif mempersamakan kedua hal itu. Yang satu roh ciptaan yang satu lagi Roh Pencipta.

Saya akan tunjukkan di Alkitab pada kita sebuah tindakan manusia yang menurut kita manusiawi, masuk akal, mencegah kerusakan, bersifat menolong dan menyelamatkan bahkan menurut akal sehat kita tindakan yang menjaga kemuliaan Allah, tetapi pandangan Allah sungguh sangat berbeda, bahkan Allah marah dan mencabut nyawa orang yang melakukan tindakan tersebut yang kita anggap sebagai pahlawan. Perhatikanlah narasi pada 1 Samuel 6 ayat 3 – 7 : 6:3 Mereka menaikkan tabut Allah itu ke dalam kereta yang baru setelah mengangkatnya dari rumah Abinadab yang di atas bukit. Lalu Uza dan Ahyo, anak-anak Abinadab, mengantarkan kereta itu. 6:4 Uza berjalan di samping tabut Allah itu, sedang Ahyo berjalan di depan tabut itu. 6:5 Daud dan seluruh kaum Israel menari-nari di hadapan TUHAN dengan sekuat tenaga, diiringi nyanyian, kecapi, gambus, rebana, kelentung dan ceracap. 6:6 Ketika mereka sampai ke tempat pengirikan Nakhon, maka Uza mengulurkan tangannya kepada tabut Allah itu, lalu memegangnya, karena lembu-lembu itu tergelincir. 6:7 Maka bangkitlah murka TUHAN terhadap Uza, lalu Allah membunuh dia di sana karena keteledorannya itu; ia mati di sana dekat tabut Allah itu”. Nah kita berfikir Uza pahlawan bukan, sebab tindakannya itu mencegah tabut itu tidak jatuh ke tanah, karena lembu tergelincir, namun jalan fikiran Allah tidak seperti manusia, bahkan Allah murka dan mencabut nyawa Uza.

Di sini Allah ingin menunjukkan perbedaan yang mencolok antara kekudusan-Nya dan kemuliaan-Nya yang tak tertandingi, sehingga Ia tidak dapat dibandingkan dengan berbagai dewa-dewi bangsa tetangga dari bangsa Israel.Apalagi menyamakan Allah Israel dengan allah yang disembah nenek moyang suku kita, hanya nama saja yang berbeda, wah sungguh keliru pandangan tersebut. Bangsa Israel harus membayar mahal untuk memahami ajaran ini. Kematian Uza adalah suatu peringatan keras kepada bangsa Israel untuk tidak meremehkan ketentuan penyembahan kepada Allah, dan tentang kekudusan Allah. Pelanggaran terhadap ketentuan itu, bahkan untuk maksud yang kelihatannya baik sekalipun, yaitu menjaga agar tabut tidak jatuh, tidak diperkenankan Allah. Padahal tabut ialah benda yang menjadi symbol spiritual kehadiran Allah Israel, apalagi berhadapan dengan Allah Yang Hidup dan Benar sebagai pribadi yang kudus dan mulia. Allah punya standart, Allah punya aturan, tidak boleh menyembah Allah dengan cara hanya menurut keinginan, menurut akal budi ,keinginan hati dan kesenangan manusia belaka. Makanya saya sering berfikir, mendisain tempat ibadah dengan lampu yang berkelap-kelip dan kelihatan wahhhhh….dan agak beda tipis dengan kelab malam, belum lagi di tengah-tengah ibadah muncul sekelompok remaja menyampaikan drama singkat dari belakang gereja menuju panggung dekat podium dengan suara menghardik mengikuti narasi drama yang membuat jemaat kaget …apakah semuanya itu menyenangkan Allah yang mencabut nyawa Uza pada narasi 1 Sam 6, 3-7 di atas ??? Ahhh …hanya Allah yang tahu persis, saya hanya mencoba kiritis saja secara spiritual !

Bahkan tata dan aturan gerejapun seyogyanya harus dikritisi apakah sesuai dengan firman Tuhan atau tidak. Jika gereja saudara menentukan bahwa boleh mengaku dosa dan memohon pengampunan melalui perantaraan pendeta, maka saudara harus membaca kitab suci apakah demikian kata firman Tuhan ?? Sebab kitab Ibrani 8 ayat 1, menegaskan bahwa kita mempunyai Imam Besar Yang Agung, Kudus dan Tak bercacat yang menjadi pengantara bagi kita, yakni Tuhan Yesus Kristus yang duduk di sebelah kanan Allah Bapa dan Dia telah membuka jalan untuk itu dengan mengorbankan nyawa-Nya sendiri dan darah-Nya sendiri, agar saya dan anda bisa langsung berhubungan dengan Allah Yang Hidup, Yang Baik dan Murah hati itu. Kita harus menjadi seperti orang Berea, ketika Paulus memberitakan injil ke mereka, orang Berea tidak langsung percaya, tetapi orang Berea menyelidiki pemberitaan Paulus tersebut apakah sesuai kitab suci atau tidak, sehingga mereka menjadi lebih baik ( Kis 17 ayat 11 ). Bayangkan pemberita firman sekelas Rasul Paulus, orang Berea tidak telan mentah-mentah, tetapi mereka menyelidiki apakah pemberitaan Paulus benar-benar sesuai firman Tuhan dalam kitab suci Saya sudah cerita pada saudara bahkan Pendeta ada yang tidak percaya Alkitab bukan?, jadi kotbah pendeta kita dengar, tetapi Alkitab kita baca , apakah kotbahnya sesuai tidak dengan Alkitab.

Kisah penyembahan dalam sejarah manusia dan pembunuhan manusia pertama dicatat dalam Kejadian 4 ayat 1 sd 16 tersebut di atas. Ketika Adam dan Hawa ada dalam Taman Eden kita tidak melihat mereka mempersembahkan korban kepada Allah, bahkan mereka hidup dengan bergaul dan berkomunikasi dengan Allah, karena mereka belum jatuh ke dalam dosa. Jadi tindakan penyembahan dan pemberian korban kepada Allah barulah dikenal ketika mereka tidak taat kepada Allah dan dosa merasuk ke kehidupan manusia serta mereka diusir dari Taman Eden. Ketika Adam dan Hawa menutupi ketelanjangan mereka, menutupi dosa mereka, menutupi malu mereka dengan daun pohon ara seperti dinarasikan dalam Kej 3 ayat 7. Yakni sebuah upaya menutupi dosa dan pelanggaran terhadap firman Tuhan dengan upaya sendiri yang terbukti tidak berhasil dan sia-sia belaka, dan mereka masih tetap dalam keberdosaannya, mereka ketakutan dan bersembunyi ketika Allah menyapa mereka. Alkitab mencatat bahwa Allahlah akhirnya turun sendiri menutupi ketelanjangan mereka, menutupi dosa mereka, menutupi malu mereka dengan kulit binatang (Kej 3 ay 21), sekaligus Allah memberikan contoh konkrit pada Adam dan Hawa serta semua manusia keturunan mereka, bahwa pengampunan akan dosa hanya bisa dilakukan oleh Allah sendiri dan melalui cara dan karya Allah sendiri yakni melalui penumpahan darah melalui korban terhadap pihak lain, dalam hal ini binatang. Sungguh benar apa kata kitab Ibrani 9 ayat 22 : Dan hampir segala sesuatu disucikan menurut hukum taurat dengan darah, dan tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan. Allah yang menutupi dosa, memberi pengampunan pada Adam ialah Allah yang sama dengan yang memberika hukum taurat pada Musa, sungguh nyata bahwa Allah Alkitab,Jehovah ialah Allah yang tidak berubah, baik dahulu, kemarin, kini dan selama-lamanya. Jadi pengampunan dosa didapatkan bukan dengan serangkaian tindakan manusia dan menurut cara-cara manusia, namun begitu bebalnya manusia, keturunan Adam berikutnya malah mengulangi cara-cara Adam-Hawa yang mencoba menutupi dosa melalui tindakan manusia hingga saat ini.

Adam-Hawa mengalami sendiri bagaimana Allah Yang Hidup menutupi rasa malu mereka akibat dosa dengan kulit binatang yang dibunuh tersebut merupakan pengalaman spiritual yang sangat spektakuler dan sangat baru dalam kehidupan mereka. Karena itu seiring dengan terbentuknya pranata keluarga dengan lahirnya anak mereka tentu terjadi internalisasi nilai-nilai spiritual tadi secara lisan, seperti yang kita pelajari dalam Sosiologi melalui materi sosialisasi primer. Jadi Kain dan Habel mestinya mengerti perihal pengampunan dosa, menutupi rasa malu akibat dosa melalui penumpahan darah, karena itulah standar yang ditetapkan dari tempat maha tinggi, standar Allah sendiri. Kitab Ibrani 4 ayat 11 mencatat karena iman Habel telah mempersembahkan kepada Allah korban yang lebih baik dari pada korban Kain.

Kita tahu bahwa iman timbul dari pendengaran dan pendengaran oleh firman Kristus.
Habel mendengar penyataan Allah tentang tata cara pengorbanan yang benar dan Habel bertindak berdasarkan iman, sehingga menyenangkan Allah, sebab tanpa iman tak mungkin orang berkenan kepada Allah.Sedangkan Kain tidak bertindak berdasar iman yang berdasarkan cara yang benar yang ditetapkan Allah.Bahkan kitab Judas 1 ayat 11 mencatat : celakalah mereka, karena mereka mengikuti jalan yang ditempuh Kain, dan karena mereka oleh sebab upah menceburkan diri dalam kesesatan Bileam, dan mereka binasa karena kedurhakaan seperti Korah. Tiga tokoh yang tak patut diikuti dalam alkitab setali tiga uang, Kain membangun tata peribadatan menurut selera dan caranya sendiri bukan berdasarkan cara dan ketetapan Allah, Bileam dengan motivasi yang tidak benar, serta yang paling fatal Korah memberontak terhadap ketetapan Allah dan ingin mengudeta orang pilihan Allah.

Rasul Yohannes bahkan dengan ekstrim menyatakan dalam 1 Yoh 3 ayat 12 : Bukan seperti Kain yang berasal dari si jahat dan yang membunuh adiknya. Dan apakah sebabnya ia membunuhnya ? Sebab segala perbuatannya jahat dan perbuatan adiknya benar”. Jadi jelaslah menghadap tahta kasih karunia Allah dalam penyembahan harus dengan motivasi yang benar, dan hubungan yang benar dengan Allah dan didasarkan atas iman, sebab tanpa iman tak mungkin orang berkenan pada Allah.

Perenungan-perenungan di atas menasihatkan kita bersama agar kita mengucap syukur dan beribadah kepada Allah menurut cara yang berkenaan kepada-Nya, dengan hormat dan takut, sebab Allah kita adalah api yang menghanguskan.
Kekudusan dan kemuliaan-Nya bagaikan api yang menghanguskan segala yang tidak kudus,

Amin!

Tags:

Informasi Terkini seputar sekolah kristen BPK PENABUR

Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur

Berita Lainnya - 30 March 2024
Artikel Remaja Pancasila (Michelle Giselleyn Ho -...
Berita Lainnya - 30 March 2024
Artikel Remaja Pancasila (Yessi Melinda)
Artikel Remaja Pancasila (Yessi Melinda)
Berita Lainnya - 30 March 2024
Artikel Remaja Pancasila (Sofie Nicole Saragih – ...
Artikel Remaja Pancasila (Sofie Nicole Saragih – ...
Berita Lainnya - 30 March 2024
Artikel Remaja Pancasila (Christian Rusli – kelas...
Artikel Remaja Pancasila (Christian Rusli – kelas...
Berita Lainnya - 30 March 2024
Artikel Remaja Pancasila (Cleta)
Artikel Remaja Pancasila (Cleta)
Berita Lainnya - 24 July 2023
Pelayanan Pujian di Kebaktian Komisi Remaja GKI D...
Berita Lainnya - 24 July 2023
Pertemuan Orang Tua Peserta Didik Kelas X 15 Juli...
Pertemuan Orang Tua Peserta Didik Kelas X 15 Juli...
Berita Lainnya - 21 July 2023
Kebaktian Syukur Memperingati HUT ke-73 BPK PENAB...
Kebaktian Syukur Memperingati HUT ke-73 BPK PENAB...
Berita Lainnya - 03 August 2023
Roadshow DBL 2023 di SMAK 1 PENABUR JAKARTA
Roadshow DBL 2023 di SMAK 1 PENABUR JAKARTA
Berita Lainnya - 13 July 2023
Kegiatan PLS Kelas X SMAK 1 PENABUR Jakarta tahun...
Kegiatan PLS Kelas X SMAK 1 PENABUR Jakarta tahun...
Berita Lainnya - 18 December 2021
Mindfulness: Pembentuk Emosi Positif
Berita Lainnya - 18 December 2021
Mindfulness, Jalan Pintas Kebahagiaan
Mindfulness, Jalan Pintas Kebahagiaan
Berita Lainnya - 15 December 2021
Perayaan Natal SMAK 1 BPK PENABUR Jakarta 2021 - ...
Perayaan Natal SMAK 1 BPK PENABUR Jakarta 2021
Berita Lainnya - 15 December 2021
Sukacita Bersama Panti Asuhan - Natal kelas XI MI...
Sukacita Bersama Panti Asuhan - Natal kelas XI MI...
Berita Lainnya - 15 December 2021
BERBINCANG BERSAMA DI ANONYMATES
BERBINCANG BERSAMA DI ANONYMATES
Berita Lainnya - 11 January 2021
Ayat Alkitab 11 Januari 2021
Berita Lainnya - 04 January 2021
Ayat Alkitab 4 Januari 2021
Berita Lainnya - 14 December 2020
Ayat Alkitab 14 Desember 2020
Berita Lainnya - 08 December 2020
Belajar efektif saat home learning
Berita Lainnya - 07 December 2020
Ayat Alkitab 7 Desember 2020
Berita BPK PENABUR JAKARTA - 06 September 2021
“PENABURFair” OPEN HOUSE SMAK 1 PENABUR JAKARTA 2...
Berita BPK PENABUR JAKARTA - 06 September 2021
Persekutuan Doa Bulanan SMAK 1 PENABUR Jakarta
Persekutuan Doa Bulanan SMAK 1 PENABUR Jakarta
Berita BPK PENABUR JAKARTA - 02 September 2021
Kebaktian Online SMAK 1 PENABUR: "Walking Togethe...
Kebaktian Online SMAK 1 PENABUR: "Walking Togethe...
Berita BPK PENABUR JAKARTA - 01 September 2021
I-PROJECT SMAK 1
I-PROJECT SMAK 1
Berita BPK PENABUR JAKARTA - 28 August 2021
Pajak Bertutur 2021 Untuk Pelajar
Pajak Bertutur 2021 Untuk Pelajar

Choose Your School

GO