Louise Josephine Mantir, siswa SDK PENABUR Summar...
Read MoreHalo bapak dan ibu guru serta teman-teman semuany...
Read MoreMy picture is showing me and my friends popping o...
Read MorePengalaman terbaikku selama di SDK 6 PENABUR adalah saat aku di kelas 4D. Aku sangat menyukai teman-teman dan guru-guruku saat aku masih di 4D. Aku ingin menceritakan kelas 4D yang sangat penuh warna, tawa, dan keceriaan.
Saat aku baru naik ke kelas empat, aku benar-benar enggan masuk sekolah. Nama guruku adalah Flaviana Siwi Kusumasuti. Aku mengetahuinya semalam sebelum aku masuk sekolah melalui Zoom. Aku belum pernah tahu Ms. Flaviana. Aku tidak tahu apakah dia galak atau penyabar. Aku benar-benar malas sekolah.
Selain itu, pengumuman di sekolah mengabarkan aku tidak akan sekelas dengan sahabat dan teman-teman baik yang lainnya. Aku benar-benar berharap tidak harus naik kelas deh.
Besoknya, aku dibangunkan oleh ibuku. Aku segera bersiap untuk masuk ke Zoom. Setelah membaca renungan pagi, wali kelas baruku memperkenalkan diri kepada murid-muridnya. Dia bilang, kami, murid-muridnya boleh memanggil Ms.Ana, Ia terlihat masih muda. Walaupun sekarang sudah melihat wajahnya, aku masih kurang menyukai Ms.Ana karena aku berpikir dia guru baru yang masih sangat asing bagiku.
Sementara teman-temanku yang lain sudah mulai terbiasa dengan Ms.Ana. Kalau diajak mengobrol dengan Ms. Ana lambat laun aku merasa menjadi satu frekuensi. Ms.Ana mengatakan dia sebenarnya mau jadi guru matematika.
Mengawali tahun ajaran baru, Ms.Ana mengajak semua murid untuk membuat komitmen atau target pencapaian. Aku membuatnya di secarik kertas dan menggambar kue-kue untuk menghiasnya. Lalu, aku membacakannya dengan lantang di hadapan teman-teman sekelas dan Ms. Ana. Setelah itu, kegiatan pembelajaran di kelas pada hari pertama pun dilanjutkan.
Di kelas empat mata pelajaran yang akan dibawakan guru-guru di sekolah adalah math, science, bahasa Inggris, bahasa Mandarin, bahasa Indonesia, PPKn, IPS, pendidikan agama kristen atau PAK, TIK, PJOK, dan SBDP. Ms.Ana mengajar PPKn, bahasa Indonesia, dan IPS (serta pelajaran karakter). Ms. Tri mengajar science, Ms. Systra mengajar math, Ms. Vania mengajar bahasa Inggris, Mr. Dirman yang mengajar pelajaran seni lukis, Mr. Marlan mengajar KTK, Ms. Westri mengajar musik, Ms. Ivone mengajar PAK, Ms. Ria mengajar TIK, seni tari diajarkan oleh Ms. Siwi, Mr. Aswin mengajar pendidikan jasmani olahraga kesehatan (PJOK), pelajaran bahasa Mandarin diajarkan oleh guru Mandarin favoritku yaitu Laoshi Sanny.
Pada hari berikutnya, pembelajaran di kelas kembali di mulai seperti biasa. Pelajaran math itu selalu mengulang-ngulang dari kelas satu, jadi tidak begitu berat untukku. Hanya sedikit tambahan. Tapi kalau aku belajar untuk ulangan, terkadang harus bergadang. Walaupun sudah kelas empat, mamaku memaksa aku harus di tes olehnya apakah aku sudah hafal atau belum sebelum tidur, jadi karena aku banyak tidak bisa, aku tidak jarang bergadang apalagi minggu-minggu UTS dan UAS.
“Mama pas kecil kalau belajar selalu ga sampe malem-malem loh. Jam sembilan udah tidur,” itu yang biasa Mama katakan kepadaku. “You mau nyiksa Mama sampe kapan, belajar begadang terus?” Kalau mama sudah berkata seperti itu, aku diam saja dan mengangkat bahu.
Kalau bangun pagi untuk sekolah aku merasa malas. Sebelum sekolah, aku pasti menggerutu. “Huuh! Ngapain bangun pagi sih? Sekolah jam delapan juga bisa. Aku bersedia kok pulang jam satu kalau masuk jam delapan!” Di kelas empat aku masuk sekolah jam 07.00 sampai 12.25.
Tapi lama kelamaan aku sudah terbiasa dan mulai berhenti menggerutu. Tapi sekolah rasanya bukan sekolah kalau online. Lebih seru kalau offline, bisa ketemu guru dan teman secara langsung. Aku Zoom di kamar Papa-Mama karena kamarku belum jadi dan tidak memiliki meja.
Setelah mandi aku membuka laptop dan masuk ke Zoom kelas. Mama bilang aku harus selalu aktif saat belajar di kelas. Jadi, kalau ada pertanyaan aku selalu menunjuk tangan dengan fitur raise hand. Aku selalu girang kalau dipilih guru untuk menjawab. Kalau aku kebanyakan jawab, biasa guru-guru sering bilang, “Janet sudah sering, Ms. mau pilih yang lain.”
Pelajaran di kelas empat itu mulai terasa sulit, apalagi pelajarin science. Pelajaran termudah bagiku pelajaran bahasa Inggris. Pelajaran IPS sangat banyak hafalannya, semua daerah di Indonesia budaya-budayanya kurang lebih harus hafal.
Kelas melalui Zoom membuat beberapa teman tergoda untuk menutup kamera dan kalau ada anak yang menutup kamera, Ms.Ana dan guru-guru lainnya pasti menegur. Ms.Ana juga bilang kalau kita menggunakan virtual background, kita tidak boleh menyalahgunakan dan menggunakannya untuk bersembunyi.
Kemudian suatu hari, Ms.Ana bilang semua murid harus memilih ekstrakurikuler yang ingin mereka ikuti. Aku memilih untuk ikut ekskur acting class dan mengikutinya setiap hari Jumat. Aku terkadang kaget menemukan hal-hal yang jauh dari dugaanku di acting class karena kegiatan-kegiatan acting class itu berbeda dari ekspektasiku. Aku berekspektasi ekskur acting itu murid-muridnya harus selalu acting, tapi ternyata ada banyak hal yang dapat dipelajari. Meskipun begitu aku tetap menyukai acting class.
Lalu, pada hari lain ketika pelajaran bahasa Mandarin, Laoshi Sanny mengajak semua murid untuk melakukan tugas kelompok di breakout room Saat mengerjakan tugas kelompok, aku mendapatkan beberapa teman baru. Aku berteman dengan Celine, Jessica, Joyce, dan Carissa. Aku senang dengan tugas kelompok kali ini.
Saat akhir-akhir semester satu, ada tawaran bagi orangtua untuk memasukan para murid offline melalui pertemuan orangtua. Aku memohon-mohon Mama untuk ikut kelas offline, tetapi karena Papa tidak mengizinkan, akhirnya aku ikut kelas online. Namun, di semester satu aku berhasil masuk kelas offline karena akhirnya Papa memperbolehkan. Peraturan dari sekolah jika mengikuti kelas online murid yang masuk 50/50, murid yang nomor absennya ganjil masuk pada tanggal ganjil, begitu juga sebaliknya.
Nomor urutku adalah 16. Aku mengira aku akan bertemu dengan teman dekatku, Celine Wijaya, yang nomor absennya 4, tapi ternyata tidak. Celine ternyata ikut kelas online, aku sedikit kecewa, tetapi aku tetap bahagia memiliki kesempatan untuk mengikuti offline.
Bulan demi bulan terus berlalu, aku mulai menyukai Ms.Ana yang penyabar. Dia tidak mudah marah. Sebelum ulangan dia selalu memberikan soal-soal latihan. Sehari sebelum deadline, dia membahas soalnya. Lalu, besoknya setelah deadline, biasanya ulangan dimulai. Aku suka cara itu, aku juga menyukai cara Ms.Ana membahas soal, Ms.Ana menulis jawaban di bagian pinggir soal latihan.
Setelah melewati UTS dan UAS, aku lolos dari semester satu! Aku sangat senang. Saat ambil rapot hasilnya bagus.
Di semester kedua aku lanjut mengikuti kelas offline, tapi terkadang tetap saja harus ikut kelas online karena angka positif Covid-19 yang kembali meningkat. Namun, setelah kembali menurun aku bisa sekolah lagi. “Kalau lagi buka masker jangan ngomong.”, “Kalau mau ngomong pake maskernya.” Ms.Ana selalau mengingaktan setiap di jam istirahat.
Ms.Ana sangat seru saat mengajar. Kalau dia menjelaskan, aku tidak merasa bosan dan mengantuk, Ms.Ana juga tidak mudah marah. Sementara teman-temanku di kelas 4D, mereka sangat seru dan menyenangkan! Mereka sangat ramah. Pada awalnya, masih banyak dari mereka yang tidak kukenal, namun perlahan-lahan aku terbiasa dan senang dengan teman-teman baruku.
Akhirnya, tiba saat aku harus naik ke kelas lima. Aku sangat sedih di hari-hari terakhirku di kelas 4D. Saat UAS selesai, banyak sekali kegiatan seru. Ms.Ana mengadakan lomba mengikat tali sepatu dan keesokan harinya lomba tebak-tebakan antara anak perempuan dan laki-laki. Lalu, kami juga memutar film dan menonton bersama. Kami meonon banyak film menarik dan sarat makna. Meskipun begitu, seusai UAS kami masih tetap belajar math dan mengerjakan beberapa soal dari buku.
Pada akhirny, tiba juga saatnya aku ambil rapor di semester kedua. Lalu, aku libur di akhir tahun ajaran dan naik ke kelas lima. Aku sangat kangen dengan kelas 4D. Di kelas lima teman-temanku sangat berbeda, tapi tidak apa-apa karena aku masih bisa bertemu guru-guru dan teman-temanku yang dulu.
Karya : Janet Pratiwi Cai - SDK 6 PENABUR
***
Mari bergabung di BPK PENABUR Jakarta https://psbjakarta.bpkpenabur.or.id/
Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur
© 2019 YAYASAN BPK PENABUR