Happy Sunday ASB - 28 Juli 2024
Berita Lainnya - 28 July 2024
Takut?? No Way
Dan kebanyakan saudara dalam Tuhan telah beroleh kepercayaan karena pemenjaraanku untuk bertambah berani berkata-kata tentang firman Allah dengan tidak takut.
Filipi 1: 14
Suatu sore ketika saya sedang naik bus, saya melihat seorang preman dengan santainya menyaat tas seorang ibu yang sedang menggendong anaknya dan mengambil HP serta dompetnya. Saya sangat jelas dalam melihat kejadian tersebut, tetapi saya memilih diam karena jika saya menegur preman tersebut mungkin akan marah dan bisa saja akan membahayakan keselamatan saya. Saya hanya dapat memikirkan bagaimana kesedihan yang akan dirasakan ibu tersebut saat mengetahui dompet dan HP nya sudah hilang tanpa saya berbuat apa-apa untuk mencegah hal itu terjadi
Ketakutan adalah salah satu bentuk tekanan yang kuat di dalam pikiran dan jiwa orang percaya untuk menghambat dan menghalangi seseorang bersaksi akan Kebenaran Yesus Kristus. Ketakutan yang kita miliki terkadang akan mematikan roh yang menyala dalam diri kita untuk memberitakan kebenaran baik melalui tutur kata, tindakan maupun tingkah laku kita.
Teladan Paulus dalam Filipi 1:12-18 merupakan teguran yang keras buatku. Dalam ayat-ayat ini Paulus mencontohkan bagaimana seharusnya kita memiliki pola pikir. Ketika kita fokus menyebarkan Injil, maka mencari kenyamanan diri sendiri tidaklah menjadi suatu hal yang penting. Dalam ayat-ayat ini, kita mendapati Paulus sedang berada di situasi yang tidak mudah. Tidak hanya menulis surat untuk jemaat Filipi di dalam penjara, namun, Paulus memiliki alasan untuk khawatir yang berasal dari ketidakhadirannya karena sedang berada di penjara.
Namun, respon Pauluslah yang paling menguatkan kita. Alih-alih bersedih atas situasinya, ia justru bersukacita . Yang terpenting bagi Paulus adalah pemenjaraannya telah terbukti menghasilkan buah bagi Injil. Pemenjaraannya memberikan kesempatan bagi Paulus untuk membagikan Injil pada penjaga penjara, dan telah membuat orang-orang Kristen lainnya memiliki keberanian untuk memberitakan Injil .
Jadi seberapa besarkah rasa peduli kita terhadap kesempatan orang-orang mendengar Injil?
Kegagalanku untuk mencegah terjadinnya pencopetan di dalam bus yang saya tumpangi membuktikan bahwa saya lebih memperhatikan kenyamanan dan keselamatanku tanpa mempedulikan derita yang akan di alami oleh orang lain. Melalui kisah Paulus ini, kita diajarkan untuk memiliki pola pikir yang Paulus tunjukkan di surat Filipi—yaitu pola piker yang tidak memikirkan diri sendiri melainkan juga memikirkan orang – orang yang disekitar kita. Melalui kisah Paulus kit didorong untuk berpikir lebih jauh tentang bagaimana kita bisa membagikan Injil dengan orang –orang disekitar kita baik melakui hal-hal kecil maupun membiasakan diri dalam memberitakan injil melalui tindakan sehari-hari. Semoga dengan apa yang kita peroleh dari kisah Paulus ini, menjadikan kita menjadi pribadi yang peduli kepada orang lain dan menjadi orang yang tidak membiarkan ketakutan kita menghalangi kita untuk menyebarkan Injil.
Share:
Informasi Terkini seputar sekolah kristen BPK PENABUR
Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur
