Orangtuaku Sahabatku - ASB PARENT CELL GROUP

Berita BPK Penabur Jakarta - 01 April 2021

Pada hari Sabtu, 26 Maret 2021 SMAK Penabur Summarecon Bekasi mengadakan kegiatan Parent Cell Group dengan tema Orang Tuaku Sahabatku bersama pembicara ibu Pinkan Margaretha Indira, M.Psi, Psikolog. Jumlah peserta yang hadir 114 peserta di link zoom. Kegiatan ini juga di tayangkan secara live di kanal youtube SMAK Penabur Summarecon Bekasi.

 Bila di ibaratkan sebagai benih, anak itu ciptaan Tuhan dan di titipkan kepada orang tua. Benih itu kecil dan di dalamnya mengandung DNA sebagai pembawa sifat keturunan. Begitupula manusia sejak lahir membawa DNA yang mengandung sifat keturunan dengan potensi yang dimiliki. Di dalam Psikologi ada namanya temperamen yaitu sifat yang dibawa oleh gen yang berbeda setiap manusia. Sifat ini merupakan bawaan dan nanti berkombinasi dengan pengalaman dalam keluarga, sifat orang tua, perilaku orang tua dan keluarga besarnya serta lingkungan sekitar dengan demikian akan menumbuhkan seorang anak menjadi pribadi saat ini.  Pribadi anak saat ini terjadi karena kombinasi antara sifat keturuna dengan lingkungan dimana dia dibesarkan. Bila anak adalah potensi maka orang tua adalah mitra Tuhan untuk merawat, memelihara, memberikan bimbingan sehingga bisa tumbuh maksimal. Keluarga itu ibarat tempat persemaian pribadi anak hingga menjadi orang dewasa sebagai anggota masyarakat yang bisa menentukan keputusan hidupnya.

Di dalam keluarga, orang tua memiliki waktu 0-17 tahun untuk mendampingi anak sampai pada masa dewasa dan menjadi anggota masyarakat. Sebagai orang tua menginginkan anak-anaknya kelak menjadi pribadi yang memiliki integritas dan dapat mengembangkan kemampuannya. Untuk dapat menumbuhkan pribadi yang sesuai harapan tersebut dibutuhkan relasi antar individu yang dekat dengan orang tua, saudara kandung, teman, guru dan orang lain dalam suasana hubungan yang sehat dan menumbuhkan harga diri. Selain itu juga membutuhkan kedekatan, meski teman di media sosial banyak tetapi secara fakta mungkin tidak memiliki teman dekat. Selain itu juga membutuhkan kemampuan adaptasi yang baik dan fleksibilitas yang baik. Kemampuan adaptasi ini dapat ditumbuhkan dan dibentuk dalam keluarga sehingga bila menghadapi tantangan dapat beradaptasi dengan baik.

Pada penelitian yang dilakukan narasumber dengan subjek mahasiswa untuk mengungkap tingkat stress mahasiswa diperoleh data dari skala 1-10 rata – rata mahasiswa mengalami tingkat stress 6. Artinya para mahasiswa ini masuk dalam kategori tingkat stress sedang. Sumber stress terbesar para mahasiswa ini adalah tanggung jawab akademik, technicality, dan situasi rumah, serta biaya- biaya yang dipikirkan. Dalam penelitian tersebut juga ditemukan bahwa para mahasiswa mengatasi stress dengan nonton youtube, aktif di media sosial, bermain game online dan chat menggunakan media sosial (WA, Line, dll) ke empatnya adalah kegiatan yang menggunakan internet dan yang kelima mengatasi stress dengan makan. Anak-anak kita ini perlu kita bantu untuk mengendalikan diri mereka di dunia maya. Dunia maya ini ada sisi positif dan negatifnya. Dalam derajat yang pas internet berdampak positif bila digunakan untuk mengembangkan pengetahuan, untuk belajar itu efeknya bagus. Bila digunakan dengan tidak bijaksanan maka isinya kepala anak anak kita adalah sosial media, game online dll yang belum tentu positif. Pada era saat ini yang dialami anak-anak kita adalah banjir informasi di media sosial, mengakses internet tanpa batas, hiburan yang bersifat over dosis malah bisa menjadi racun.

Pada tahun 2025 yang dibutuhkan adalah pelajar dan mahasiswa yang siap dengan active learning. Active learning adalah kondisi pelajar dan mahasiswa yang belajar karena menyadari kebutuhanannya untuk belajar dan mau untuk belajar. Kedepannya para remaja kita juga dituntut untuk dapat memecahkan masalah-masalah kompleks. Apabila tidak dididik sedari dini untuk dapat memiliki pendapat, kemandirian maka remaja kita akan mengalami kesulitan dalam memecahkan masalah, dan berpikir kritis. Masa mendatang membutuhkan kreativitas, originalitas, leadership, mendesign technologi, serta dibutuhkan  juga mental yang tahan banting, dapat mentoleransi stress dan fleksibel, juga bisa bernalar dan memberikan ide. Tugas kita adalah menyiapkan remaja kita untuk siap dengan tuntutan masyarakat modern dan menghadapi dunia kerja dengan tuntutanya yaitu kemandirian, sikap kritis, mengembangkan ide, cepat beradaptasi, serta tidak mudah stress.

Di dunia digital remaja kita ini adalah penduduk asli dan orang tua itu imigran. Orang tua dan anak-anak berada dalam generasi yang berbeda. Anak-anak generasi z menginginkan gaya kepemimpinan empowering yaitu memberdayakan bukan countrolling, dan bukan directing. Dengan gaya kepemimpinan empowering memberdayakan maka orang tua dapat mejadi sahabat bagi anak-anak remaja kita. Anak-anak remaja ini adalah generasi Z yang hidupnya kompleks, ada di masyarakat modern, anak-anak kita hidup di dunia virtual, mereka harus menjadi pencipta solusi, dan berinovasi. Dengan demikian untuk bisa mencapai hal itu anak-anak kita butuh cerdas kognitif, cerdas emosi, memiliki kreatifitas, tahan banting, cepat berdaptasi, memiliki nilai-nilai prinsip kehidupan yang kuat.

Pada usia remaja merupakan titik pertemuan antara orang tua dapat menurunkan kontrol pada taraf yang benar dengan memberi kesempatan anak anda mandiri. Karena remaja perlu menemukan jati diri, memiliki kemandirian, tetapi tetap butuh kasih saying orang tua. Dengan perkembangan anak-anak kita menjadi remaja maka karakteristik relasi orang tua dengan remaja mesti berubah. Hal ini berdampak pada perubahan gaya kepemimpinan orang tua. Sehingga orang tua tidak dapat menentukan semuanya.

Untuk menjadi sahabat remaja dibutuhkan saling menghargai dengan mendengarkan remaja kita saat bercerita.  Dengan saling memahami, karena anak remaja perlu untuk dipahami kebutuhannya. Tujuan orang tua membesarkan anak adalah untuk mempersiapkan mereka memasuki kehidupan bukan untuk dimiliki, maka kita juga perlu memberikan rasa nyaman karena penerimaan, bukan penilaian, atau penghakiman, juga tersedia ruang untuk kesalahan dan pemaafan. Terkadang awal mula kesalah pahaman adalah pada komunikasi. Komunikasi yang efektif adalah bertujuan pengirim dan penerima pesan saling memahami isi pesan. Seringnya kesalahpahaman terjadi pada saat berkomunikasi antara orang tua dan remaja. Penyebabnya adalah pada saat berkomunikasi   otak manusia menangkap isi kata-katanya sekitar 7 %, dan 55 %  menangkap bagaimana ekspresi, gesture saat mengucapkan kata-kata tersebut, apakah menunjukkan bahasa tubuh yang relax, tatapan mata membelalak, raut mukanya tegang, tone suaranya lembut atau kasar. Terkadang tanpa disadari, orang tua menaikkan intonasi suara. Sehingga yang ditangkap bukan isi kata-katanya tetapi yang diterima adalah pesan bahwa orang tua saya tidak menghargai saya sehingga semua hal baik yang ingin di sampaikan tidak tersampaikan. Cara berkomunikasi dengan remaja itu penting. Penghalang komunikasi dengan remaja biasanya orang tua tidak punya waktu untuk duduk dan bicara, orang tua beda persepsi, beda pengharapan, dan beda ekspektasi, emosi yang dialami orang tua dan remaja juga memiliki tipe yang berbeda, serta halangan budaya karena beda generasi.

Bagaimana mengatasi penghalang dalam komunikasi ini mari kita mengatur cara bicara dengan remaja dengan lebih halus, santun anggap mereka sebagai sesama orang dewasa, mari kita berikan respek yang sama antara bicara dengan orang dewasa dan remaja. Karena remaja juga ingin dianggap sebagai orang dewasa sehingga bahasa non verbal kita juga harus menunjukkan respek yang sama. Untuk membangun kedekatan antara orang tua dan remaja ada baiknya orang tua dan remaja membuat kesepakatan waktu untuk ngobrol bersama saling berbagi pergumulan serta cerita pengalaman sehari-hari. Anak remaja sudah bisa diajak mengerti realita hidup. Dalam porsi yang tepat remaja dapat orang tua dapat mengajarkan pada remaja untuk memasuki realita kehidupan. Saat bicara dengan remaja hindari nasehat, beri waktu lebih banyak untuk mendengarkan dan mencari tau sudut pandang remaja kita dalam menghadapi permasalahan yang dialami. Cintanya dan kasihnya orang tua bagi anak itu seperti akar, tetapi harapan dan ekspektasi orang tua itu menjadi sayap untuk terbang. Selamat menjadi sahabat bagi remaja kita. (Anastasia Tety)

Tags:

Informasi Terkini seputar sekolah kristen BPK PENABUR

Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur

Berita Lainnya - 12 May 2020
ASB Home Learning Tahap 4
Berita Lainnya - 12 August 2020
Ibadah Siswa, Guru dan Karyawan SMAK PENABUR Summ...
asb, BPK PENABUR
Berita Lainnya - 18 August 2020
Merdeka! HUT RI ke-75 di ASB
Berita Lainnya - 21 August 2020
Tetap seru di tatanan kebiasaan baru; Classmeetin...
Berita Lainnya - 21 August 2020
Career Day 2020 ASB
Berita Lainnya - 31 October 2021
PANDUAN MEMULAI MENGGUNAKAN SMARTBOARD PADA PTMT ...
Berita Lainnya - 02 June 2020
ASB Home Learning Tahap 5
Berita Lainnya - 02 May 2020
Pengumuman Kelulusan ASB Angkatan ke-5
Berita Lainnya - 01 June 2020
PEMESANAN SERAGAM ONLINE TP.2020-2021
Berita Lainnya - 03 September 2020
Virtual Edufair SMA KRISTEN PENABUR Summarecon Be...
Berita Lainnya - 22 July 2022
Kemajuan Artificial Intelligence di Dunia
Berita Lainnya - 05 January 2023
Kasih yang Memulihkan - Ibadah Awal Semester Gen...
Kasih yang Memulihkan - Ibadah Awal Semester Gen...
Berita Lainnya - 19 January 2023
Lionel dan Zefanya Ketua dan wakit ketua OSIS ASB...
Lionel dan Zefanya Ketua dan wakit ketua OSIS ASB...
Berita Lainnya - 08 July 2023
Pembagian Kelas dan Jadwal Pelajaran Sementara
Pembagian Kelas dan Jadwal Pelajaran Sementara
Berita Lainnya - 16 July 2023
Happy Sunday ASB - 16 Juli 2023
Happy Sunday - 16 Juli 2023
Berita BPK Penabur Jakarta - 04 February 2021
PIP! Productive in Pandemic Workshop IT, ART and ...
Berita BPK Penabur Jakarta - 06 February 2021
Tetap Berkarya di Masa Pandemi, PiP! (Productive ...
Berita BPK Penabur Jakarta - 05 March 2021
Praise and Worship - GPS Find The Way SMA KRISTEN...
Berita BPK Penabur Jakarta - 09 March 2021
Standarisasi OSIS - MPK SMA KRISTEN PENABUR Summa...
Berita BPK Penabur Jakarta - 01 April 2021
Orangtuaku Sahabatku - ASB PARENT CELL GROUP
Orangtuaku Sahabatku - ASB PARENT CELL GROUP
Berita BPK Penabur Jakarta - 31 October 2022
SUBSCRIBE 5 - EPHEMERAL
Berita BPK Penabur Jakarta - 25 November 2022
Teachers Day 2022
Teachers Day 2022
Berita BPK Penabur Jakarta - 24 October 2022
Open House II ASB 2022
Open House II ASB 2022
Berita BPK Penabur Jakarta - 10 January 2023
WORKSHOP IT, ART & LIFE SKILL 2023 *Stay Imaginat...
WORKSHOP IT, ART & LIFE SKILL 2023 *Stay Imaginat...
Berita BPK Penabur Jakarta - 17 July 2023
AGENDA MINGGUAN 17-22 JULI 2023
AGENDA MINGGUAN 17-22 JULI 2023

Choose Your School

GO