Pojok Best : Rendah Hati, Jangan Rendah Diri
Berita Lainnya - 30 January 2025
Penulis : Penulis: Lumoindong, Sarah (XI-2)
Rendah hati bukan suatu konsep yang baru. Saya beruntung memiliki keluarga dan teman-teman yang sangat menekankan hal ini, sehingga saya juga termotivasi mengikuti kata-kata mereka. Sebagai siswa, sebenarnya saya tidak terlalu pintar secara akademik—malah saya lebih kuat dalam materi non-akademik, seperti kesenian.
Dari dulu, saya sangat suka menggambar, itu hobi saya. Berjam-jam dan berhari-hari saya menggambar, yang pertama dimulai untuk keseruan sendiri akhirnya makin terasah karena seberapa sering saya melakukannya. Saya menerima pujian dari teman dan keluarga, dan itu memberikan saya dorongan untuk lebih serius berlatih. Saya mencari-cari sumber daya di internet untuk belajar, dan usaha itu terbayarkan dengan hasil yang cukup memuaskan.
Tetapi lama-lama, saya tidak merasa puas dengan karyaku. Semua pujian itu masuk ke kepala saya, dan saya merasa harus mempresentasikan hasil terbaik saya setiap saat. Tapi saya belajar satu hal, dari guru-guru di YouTube yang saya pelajari.
“Art is a learning curve, you learn from your mistakes along the way.”
Makin saya merefleksi, saya mulai mengerti. Saya seseorang dengan banyak kekurangan, dan saya butuh bantuan atau nasihat dari orang lain. Dan ilmu yang saya punya saat ini tentu bisa ditambah, karena saya tidak tahu semuanya dan akan melakukan kesalahan.
Daripada merendah diri, saya merendah hati. Dengan menerima fakta-fakta ini, saya lebih cepat mendapatkan improvement dalam hobiku dan aspek lain kehidupanku. Saya mengaku, kalau saya akan membutuhkan bantuan dalam perjalanan ini. Meski mendapatkan kritik atau teguran lainnya dapat menyakiti hati, saya belajar menerimanya dengan lapang dada.
Dan untuk teman-teman yang membaca ini, ambillah pelajaran dari cerita saya. Jadilah rendah hati, bukan rendah diri.
Informasi Terkini seputar sekolah kristen BPK PENABUR
Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur