Cerita Sobat AKJ : Tradisi Imlek Masyarakat Tionghoa
Berita Lainnya - 07 February 2025
Penulis : 17 - Gwennecia Nathania/XI-1
Editor : Tim Medsos AKJ
Tahun Baru Imlek, atau Sincia, merupakan salah satu festival terpenting bagi masyarakat Tionghoa di seluruh dunia. Festival ini mengikuti kalender lunar dan biasanya berlangsung antara akhir Januari dan pertengahan Februari. Perayaan Tahun Baru Imlek ini berawal sejak abad ke 14 sebelum masehi. Perayaan ini sering juga disebut dengan 春節/春节 (chun jie) yang berarti Spring Festival. Spring Festival sangat berkaitan berat dengan musim tanam baru. Selain itu legenda 年獸/年兽 (Nian shou) juga berkaitan dengan pengenaan warna merah pada perayaan Tahun Baru Imlek. Warna merah menjadi salah satu warna yang wajib karena adanya legenda 年獸/年兽 (Nian shou) karena dipercaya bahwa monster Nian takut dengan warna merah, maka untuk melindung manusia, ternak, dan melindungi hasil berkebun muncullah tradisi mengenakan pakaian merah dan juga menghias rumah dengan nuansa merah.
Persiapan hari raya diawali dengan membersihkan rumah untuk mengusir nasib buruk dan menyambut nasib baik. Dekorasi berwarna merah seperti lentera dan kertas dengan tulisan "Fu", yang berarti keberuntungan, menghiasi rumah dan jalan. Kemudian pada malam sebelum Tahun Baru Imlek, keluarga berkumpul untuk makan malam. Ini disebut "makan malam reuni". Hidangan khas seperti ikan (melambangkan kelimpahan), kue lapis (melambangkan rejeki yang berlapis lapis) dan kue keranjang (melambangkan harmoni karena teksturnya yang lengket) menjadi bagian penting dari tradisi ini.
Selama Tahun Baru Imlek, anak-anak dan orang yang belum menikah menerima ang pao (amplop merah berisi uang) dari orang tua mereka sebagai simbol doa dan keberuntungan. Selama waktu ini, pertunjukan tari barongsai dan kembang api diadakan untuk mengusir roh jahat dan membawa keberuntungan.
Informasi Terkini seputar sekolah kristen BPK PENABUR
Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur