Cerita Sobat AKJ : Overthinking
Berita Lainnya - 07 April 2025
Penulis : Riana
Overthinking atau sering disebut dengan OVT. Sebuah kata yang sering kita dengar dalam perbincangan anak-anak muda generasi saat ini. Overthinking adalah kegiatan memikirkan sesuatu secara berlebihan dan mendalam secara berlarut-larut sehingga seringkali menimbulkan banyak dampak negatif. Overthinking membawa dampak yang cukup serius bagi kehidupan seseorang seperti meningkatkan risiko gangguan kecemasan dan depresi, menurunkan kualitas tidur dan meningkatkan stress bahkan menurunkan kualitas kesehatan fisik seperti menurunnya imun tubuh dan masalah pencernaan.
Menilik kehidupan generasi muda saat ini, overthinking cukup menjadi masalah yang serius dan sulit untuk dihindari. Salah satu penyebabnya adalah keberadaan media sosial yang memicu tekanan sosial dan perbandingan diri. Platform media sosial tanpa henti menampilkan highlight kehidupan orang lain, memicu perbandingan sosial sehingga membuat generasi muda selalu merasa tidak cukup, takut tertinggal (FOMO - Fear of Missing Out), dan cemas akan validasi dari orang lain.
Lalu bagaimana kita bisa menjaga diri agar tidak terlalu overthinking dalam menjalani kehidupan ? Terlalu banyak tuntutan untuk "melakukan ini" dan "melakukan itu" seringkali membuat kita kewalahan. Beberapa tuntutan membutuhkan kesabaran sampai batas tertentu dan membuat kita dibebani pikiran yang berlebihan. Lalu, apa yang sebaiknya kita lakukan ketika menghadapi situasi seperti itu? Mari kita belajar dari buku karya Tsuneko Nakamura dan Hiromi Okuda berjudul “Hidup Damai Tanpa Berpikir Berlebihan”. Dokter Tsuneko Nakamura berpendapat bahwa solusinya ada pada “bagaimana kita mengkompromikan perasaan dengan kenyataan”, jawaban tersebut didasarkan dari pengalamannya menjadi seorang psikiater yang berkarier selama hampir 70 tahun.
Ketika kita memutuskan "harus bahagia", maka yang terjadi adalah kita akan mencoba untuk membandingkan diri kita dengan yang lainnya.Dalam soal uang ataupun cara hidup kita perlu tahu "batas tidak berlebihan bagi diri sendiri". Dalam hidup, zaman akan selalu berubah dan manusia pun akan terus berubah. Lingkungan manapun yang Anda datangi, pasti akan ada hal yang tidak menyenangkan. Penting untuk berpikir tenang bagaimana kita harus bertindak agar diri kita bisa merasa lebih nyaman terhadap kondisi yang tidak bisa kita ubah.
Mencari komunitas yang tepat juga akan membantu kita untuk tidak berpikir berlebihan. Memiliki sahabat yang tau keadaan kita dan mau menerima apa adanya, akan membuat kita mudah beradaptasi dan bersama-sama untuk belajar meningkatkan kualitas diri tanpa harus menuntut secara berlebihan, maka kita pun akan merasa nyaman.
Hal yang terakhir adalah jangan mengabaikan apa yang ada di depan mata dan jangan terlalu mengkhawatirkan masa depan. Jalanilah semuanya dengan tenang dan sabar, perlahan-lahan memahami hikmah dari setiap keadaan bahkan saat masalah berat di depan mata. Mendapatkan pengalaman berat sama dengan mendapat “pola pikir baru”, ketika keadaan tidak berjalan dengan baik dan hal yang kita harapkan tidak berjalan sesuai keinginan maka jalanilah perlahan sambil memahami diri sendiri, cobalah untuk jujur mengenai kekuatan dan kelemahan kamu.
Betapa sia-sianya dan mubazirnya waktu yang dilewatkan dengan depresi akibat hal-hal yang kadang kala terjadi dalam hidup. Dengan menarik batas antara hidup orang lain dengan hidup kita, maka konflik dan stres yang tidak perlu akan berkurang. Jangan mengharapkan lebih dari apa yang Anda butuhkan. Jangan khawatir, semua pasti bisa teratasi.
Pada akhirnya, cara hidup yang 'terbiasa' melakukan hal baik dimulai dari pikiran akan sangat membantu kesehatan fisik dan psikis kita. Pembiasaan untuk melakukan hal yang baik, berpikir bijak dan menerima dengan terbuka setiap kejadian dalam hidup akan membantu kita untuk mengatasi kebiasaan dalam berpikir berlebihan atau “over thinking”.
Informasi Terkini seputar sekolah kristen BPK PENABUR
Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur