Cerita Sobat AKJ : Indahnya Natal Di Hatiku
Berita Lainnya - 25 December 2024
Bulan Desember tentu akan selalu menjadi hari yang berkesan bagi anak-anak Tuhan, terkhusus sukacita dan kemeriahan Natal menjadi hal yang selalu di tunggu-tunggu. Sebagian besar orang kristen akan menyiapkan aksesoris-aksesoris natal, baju baru, kado-kado indah dan juga merencanakan ibadah dan perayaan natal dengan begitu antusias. Inilah budaya yang selama ini telah tercipta dan berulang setiap tahunnya. Kemudian, apakah kebiasaan ini salah ?
Tentunya tidak! Kebiasaan ini tidaklah salah, namun yang perlu benar-benar pahami adalah dasar atau inti dari natal itu sendiri. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memaknai kata natal sebagai 1. kelahiran seseorang; dan 2. kelahiran Isa Almasih (Yesus Kristus). Jadi “Kelahiran Sang Kristuslah” inilah yang seharusnya kita hayati dan menjadi dasar dari setiap perayaan natal yang kita lakukan.
Lalu apa tindak lanjut dari penghayatan “Kelahiran Sang Kristus” ini ? Mari kita sedikit belajar dari pujian “Natal di Hatiku”. Berikut beberapa perenungan yang dapat kita lakuakan dalam menyambut natal.
“Seperti palungan, layakkanlah hatiku menyambutMu, Tuhan”, pada lirik ini kita diajak untuk merenungkan kondisi palungan yang sebenarnya kotor, namun Tuhan layakkan untuk menjadi tempat pembaringan “bayi Yesus sang Juruselamat dunia”. Sebagai manusia, sudahkah kita menyadari betul keberadaan kita sebagai manusia berdosa dan tidak layak, namun karena kasih Tuhan, Dia melayakkan kita untuk diselamatkan dan memberikan Yesus Putra-Nya sebagai ganti dosa kita. Marilah kita menilik hati kita, sudahkah kita benar-benar menghayati ketidak layakan kita, dan menerima pengampunan Tuhan sebagai anugerah yang begitu istimewa?
“Seperti emas, kemenyan dan mur, biar hidupku berkenan pada-Mu”. Suatu yang kontras ketika kita membandingkan palungan dengan emas, kemenyan dan mur.“Emas, kemenyan dan mur”, bukan suatu yang murah, dan tentunya diperlakukan sebagaimana harganya yang mahal. Penghayatan kedua adalah jika hati kita telah menyadari pengorbanan Tuhan, berarti kita juga telah menyadari betapa berharganya diri kita di hadapan Tuhan, sehingga kita tidak akan “dengan sembarangan” memperlakukan kehidupan kita, tetapi kita harus terus berusaha hidup sesuai firman Tuhan. Seperti tertulis dalam 1 Petrus 1:15-16, “tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu, sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus”.
“Sebab Natal tak akan berarti tanpa kasihMu lahir di hatiku. Hanya bersama-Mu Yesus, kurasakan selalu Indahnya Natal di hatiku”. Kiranya dua penghayatan diatas menjadi bekal kita dalam menyambut natal, dan kiranya keindahan serta sukacita natal dapat kita rasakan dengan penuh ucapan syukur. Tuhan Yesus memberkati.
Informasi Terkini seputar sekolah kristen BPK PENABUR
Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur