Kesabaran: Bersukacita dalam Kesulitan
Berita BPK PENABUR Jakarta - 03 March 2021
Materi Terfokus PKBN2K dengan tema “Kesabaran: Bersukacita dalam Kesulitan” disampaikan ke siswa/i SMAK PENABUR Kota Jababeka pada hari Senin, 1 Maret 2021. Kegiatan ini dilaksanakan di kelas masing-masing dan dipimpin oleh wali kelas.
“Bersukacita dalam kesulitan”, tentu sangat mudah untuk diucapkan tetapi belum tentu mudah untuk dilakukan. Bagaimana bisa kita bersukacita di saat ada banyak kesulitan atau masalah yang kita hadapi. Terlebih lagi, di masa pandemi saat ini, ada banyak sekali kesulitan yang kita hadapi, khususnya dalam PJJ.
Meski berada di tengah situasi seperti ini, kita dituntut untuk tetap bersukacita.
Banyak orang beranggapan bahwa bersukacita biasanya dihubungkan dengan suatu keadaan yang menyenangkan. Sesungguhnya, bersukacita adalah kondisi di mana kita berlimpah akan ucapan syukur. Ketika bersukacita dikaitkan dengan rasa syukur, maka orang akan lebih mampu untuk bersukacita sekalipun tengah berada dalam kondisi yang tidak menyenangkan sekalipun. Salah satu sikap untuk mengekspresikan syukur kita atas kasih dan penyertaan Allah adalah dengan memiliki sikap sabar. Sabar adalah sebuah ketekunan atau daya tahan dalam menghadapi hal-hal atau keadaan yang tidak menyenangkan, atau tidak membiarkan hal-hal baik yang ada dalam dirinya berkurang kualitasnya ketika menghadapi kesulitan atau masalah.
Mengapa bersukacita dalam menghadapi kesulitan begitu penting bagi kita?
Ada banyak orang yang tidak mampu keluar dari jerat kesulitannya, bukan karena dia tidak mampu atau masalahnya terlalu besar. Melainkan karena ia merasa resah, gelisah, panik, sehingga tidak mampu berpikir jernih. Ketidakmampuan untuk berpikir jernih, membuat kita semakin terpuruk. Dalam menghadapi masalah atau kesulitan, kita sangat memerlukan kesabaran agar kita bisa mengontrol emosi dan berpikir dengan tenang untuk mencari solusi yang terbaik. Tentunya jangan sampai lupa untuk meminta pertolongan dan penyertaan Tuhan sehingga kita tidak terperosok lebih dalam di jurang permasalahan kita.
Mari kita belajar dari kehidupan Yusuf yang “dibuang” oleh saudara-saudaranya. Dalam hidupnya banyak kesulitan yang muncul, namun, segala kesulitan yang dialami oleh Yusuf tidak membuatnya menyalahkan bahkan meragukan kuasa Allah. Ia justru berpikir dengan positif: “Allah mereka-rekakannya untuk kebaikanku”. Sama seperti Yusuf, mari kita belajar untuk mampu melihat secara positif dari setiap permasalahan kita, dan meyakini bahwa Tuhan pasti menunjukkan rancangan yang indah untuk kita.
Kiranya Tuhan memberkati kita.
Penulis: Filina Widhianingtyas
Penyunting: Nunut Dumariana S.
Informasi Terkini seputar sekolah kristen BPK PENABUR
Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur