Emang Boleh LC Seasik Itu?
Berita BPK PENABUR Jakarta - 18 September 2023
Penulis : Joan Karla Abe Setyagara (XI IPS)
Halo sobat AKJ! Sebelumnya perkenalkan aku Joan, salah satu perwakilan dari kegiatan Leadership Camp 2023 yang dilaksanakan pada 23-25 Agustus silam di Desa Cidokom, Bogor! Sebelumnya aku ingin bercerita sedikit tentang apa itu Leadership Camp (LC). Jadi teman-teman, LC merupakan kegiatan resmi yang diselenggarakan oleh Yayasan BPK PENABUR yang bertujuan untuk mengasah skill kepemimpinan berdasarkan nilai-nilai melayani. LC diikutsertakan oleh seluruh Sekolah BPK PENABUR yang diwakilkan oleh sejumlah anggota OSIS dan MPK dari masing-masing sekolah.
Pasti di benak kalian LC merupakan kegiatan yang beracuan pada teori atau theory based activity tapi nyatanya tidak loh teman-teman! LC menyajikan pelatihan dalam bentuk kerja lapangan dimana kami diberi kesempatan untuk mengasah banyak sekali nilai kepemimpinan secara nyata dan rasional. “Memangnya apa aja sih kegiatan yang dilakukan?” Nah, yuk kita simak sedikit cuplikan dari kegiatan LC kemarin!
Pada hari pertama kami diberikan pemaparan materi yang berlokasikan di Villa AJ sebagai bekal persiapan sebelum keberangkatan kami ke Desa Cidokom. Pemaparan materi ini disajikan dalam 4 sesi berbeda yang dibuka dengan pembahasan karakter tokoh Alkitab (Nehemia) dan dilanjut dengan kompetensi kepemimpinan tokoh Nehemia yang dibawakan oleh Pdt. Abednego. Dalam sesi ini kami diajarkan bahwa menjadi seorang pemimpin tentunya tidak mudah. Figur seorang pemimpin harus berdasarkan akar yang kuat, sehingga bila nantinya dipertemukan dengan rintangan-rintangan, ia tidak menyerah dan terus menjadi pribadi yang dapat membawa anggotanya juga dirinya sendiri kembali “bertempur” seperti halnya Nehemia. Selanjutnya kami melakukan sesi sharing dengan topik “Pemimpin Yang Melayani”, dalam sesi ini kami mempelajari pentingnya menjadi seorang pemimpin yang peduli. Pemimpin yang tidak hanya memikirkan dirinya sendiri dan pemimpin dengan rasa keingintahuan. Menjadi seorang pemimpin tidak berarti meninggalkan nilai pelayanan, seorang pemimpin yang baik akan selalu berusaha untuk melibatkan dirinya untuk orang lain. Setelah menyelesaikan sesi ke-3, pemaparan materi pada hari pertama ditutup dengan sesi cerita perjalanan karya sosial BPK PENABUR Jakarta dari tahun ke tahun. Dalam sesi ini kami diajak untuk melihat progres dari kegiatan LC, terkhusus pada masa peralihan PJJ ke KBM onsite. Kami diperlihatkan akan kakak-kakak alumni LC dan kegiatan-kegiatan yang turut mereka lakukan semasa LC mereka.
Seusai pemaparan sesi, kami memulai perjalanan ke Desa Cidokom menggunakan angkot. Sesampainya disana, kami dijemput oleh masing-masing keluarga asuh kami menuju ke rumah perorangan. Selama homestay di hari pertama, kami diberikan sedikit free time untuk berkenalan dengan keluarga asuh dan menjelajah Desa Cidokom dengan panduan adik-adik MI. Aku sendiri berkesempatan untuk berbicara banyak dengan adik-adik MI juga peserta lain dan mulai mengenal mereka secara lebih akrab. |
Hari pertama kami kemudian ditutup dengan kegiatan perancangan program untuk adik-adik MI. Kami merangkai berbagai jenis perlombaan untuk memperingati HUT RI ke-78 bersama dengan warga Cidokom! Setelah larut, kami berpisah dan beristirahat untuk kegiatan kami di keesokan hari.
Pada hari ke-2 kami mengawali hari dengan pemaparan materi mengenai Profil BEST yang dibawakan oleh Ibu Emma. Beliau menyampaikan dengan sangat baik dan interaktif mengenai pribadi seorang pemimpin yang berdasarkan nilai BEST. Setelah persiapan teoritis, kami kemudian langsung berkesempatan untuk mengimplementasikan nilai BEST dalam kegiatan proyek sosial yang juga diikut sertai oleh adik-adik MI dan warga sekitar. Proyek yang kami lakukan adalah proyek sosial memperbaiki jalan dimana kami dibagi menjadi 3 kelompok yaitu; konsumsi, perbaikan jalan atas, dan pengecoran jalan di bagian bawah. Kelompok-kelompok tersebut dirangkai sedemikian rupa untuk saling menopang dan merangkul satu sama lain sesuai dengan nilai BEST. Proyek sosial kami berlangsung selama kurang lebih 2 ½ jam dan ditutup dengan pengembalian peralatan serta properti yang telah digunakan. Dari proyek sosial ini, aku sendiri belajar bahwa kerjasama dan kekompakkan merupakan aspek yang sangat penting dalam menyelesaikan suatu masalah. Pekerjaan yang mungkin terlihat sepele, akan terasa berat jika dilakukan sendiri. Sebalinya jika masing-masing anggota kelompok memberikan bantuan atau kontribusi secara menyeluruh dan merata agar pekerjaan lebih efisien dan efektif.
Setelah menyelesaikan kegiatan proyek sosial, kelompok yang bertugas berkumpul di Warung Budaya (warung peristirahatan yang dibangun oleh PENABUR) untuk merancang program sekolah dalam pelaksanaan proyek sosial. Setelah setiap kelompok menyelesaikan tugasnya, kami berkumpul melanjutkan pembahasan bersama masing-masing kelompok sesuai dengan jobdesk yang berlaku. Kelompok aku sendiri berkesempatan untuk merangkai games yang nantinya akan diperlombakan oleh adik-adik MI. Selama berdiskusi semua anggota secara bergantian menyampaikan opininya dan mendiskusikan ulang setiap masukkan yang diutarakan. Dari sesi diskusi ini aku belajar untuk mengasah pengendalian diri, keberanian dalam berpendapat, dan juga melatih public speaking. Selepas sesi diskusi, kami dipecah menjadi beberapa kelompok kecil untuk berkunjung ke rumah-rumah lansia. Saat berada dirumah mereka, kami banyak berbincang mengenai keadaan Desa Cidokom dan upaya yang telah dikerahkan oleh PENABUR untuk membantu warga sekitar. Kemudian kami akhiri dengan memberikan sembako yang telah disiapkan oleh PENABUR. Sebelum beristirahat kami kembali berkumpul di Warung Budaya untuk meninjau ulang persiapan perlombaan HUT RI di hari terakhir. Kami membahas ulang kembali segala persiapan yang diperlukan secara detail dan juga melakukan pengecekan ulang akan properti yang diperlukan. Setelah dirasa cukup kami melakukan renungan malam dan kembali ke rumah masing-masing untuk beristirahat.
Tidak terasa sudah 3 hari kami melakukan homestay dan LC di Desa Cidokom. Sebagai persiapan untuk kelancaran akan proyek sosial kami di hari terakhir, kami melakukan doa bersama di Warung Budaya dan langsung menuju pos kami masing-masing. Di lapangan lokasi perlombaan terdapat banyak properti yang berserakkan, panitia yang berlarian, dan rasa cemas akan keberhasilan acara kami ini. Namun dengan segala persiapan dan kerjasama yang telah kami kerahkan, kami yakin bahwa semua akan berjalan dengan baik sesuai dengan apa yang kami harapkan. |
Dengan keyakinan tersebut kami berhasil menyelesaikan persiapan acara kami dan melanjutkan pelaksanaan acara yang dipenuhi dengan tawa, canda, dan riang. Senyuman yang terukir pada setiap wajah yang aku lewati berhasil membuat aku tersenyum dan walau dibawah terik matahari, aku berhasil menghiraukan fakta bahwa musim panas yang sedang melanda Desa Cidokom tidak berasa dibawah kulitku. Semuanya terasa begitu nyaman dan indah, sampai-sampai aku pun tidak sadar bahwa proyek sosial kami sudah sampai ke penghujung acara. Sebelum kami membersihkan lapangan, kami mengumumkan terlebih dahulu pemenang-pemenang dari setiap lomba. Seusai pembacaan pemenang, kami semua menyempatkan untuk foto perpisahan dengan adik-adik MI. Setelahnya kami berlanjut mengembalikan properti-properti yang telah digunakan dengan bantuan dari adik-adik MI dan tanpa kami sadari, waktu kami di Desa Cidokom telah usai. Saat berjalan meninggalkan Desa Cidokom, aku merasakan banyak sekali perasaan campur aduk. Di satu sisi aku senang karena proyek sosial kami berjalan dengan baik dan aku bisa mengenal adik-adik MI juga warga Cidokom, namun di sisi yang lain aku merasa sangat sedih dan kecewa karena harus meninggalkan adik-adik MI, teman-teman peserta LC lain, dan kakak-kakak pembina yang telah menemani kami dari hari pertama. Saat menginjakkan kaki ke angkot, aku merasa sangat berat untuk meninggalkan adik-adik MI dan saat mendengar mereka meneriakkan perpisahan kepada kami, aku mulai tersenyum kembali dan kemudian meninggalkan Desa Cidokom dengan perasaan yang lega dan senang.
Pengalamanku selama LC sungguh bermanfaat dalam pembentukkan karakter BEST, kepemimpinan, dan eskalasi rasa empati. Aku belajar banyak hal, tidak hanya dari materi yang disampaikan oleh kakak-kakak pembina namun juga dari warga Desa Cidokom, adik-adik MI, dan teman-teman peserta LC lainnya. Selain menjadi seorang pemimpin yang pandai dalam berbicara, aku diajarkan untuk menjadi pemimpin yang ingin melibatkan diri untuk orang lain. Aku belajar bahwa menjadi seorang pemimpin tidak dinilai dari title atau jabatan seseorang, seorang pemimpin dinilai dari sikapnya terhadap sesama, empati dan rasa peduli yang ia tunjukkan, dan keberaniannya dalam membela apa yang benar. |
Sobat AKJ! Semoga kita juga bisa seperti itu ya! Jangan lupa untuk selalu bersyukur dan berusaha tidak hanya untuk diri sendiri namun juga orang lain! Sekian dan tetap semangat ya teman-teman, sampai jumpa di lain kesempatan!
Informasi Terkini seputar sekolah kristen BPK PENABUR
Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur