THE TREMENDOUS EFFECT OF A MISCONCEPTION

BERITA LAINNYA - 04 August 2021

THE TREMENDOUS EFFECT OF A MISCONCEPTION

oleh: Desy Nicola Asturo

    Fenomena dalam kehidupan merupakan peristiwa yang terjadi di muka bumi tak lepas dari suatu ketetapan [1]. Namun, acap kali suatu fenomena juga membuat major perspektif manusia yang berbeda. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya ialah kepercayaan dan pegetahuan yang terlalu rumit atau sebaliknya tanpa menelaah dari berbagai aspek lain. 

Sebagai contoh : 

   Jika ditanyakan manakah yang lebih elastis, we would think the obvious choice is a rubber.

    So, terlebih dahulu kita telaah dari sifat elastisitas, elastisitas merupakan kecenderungan suatu bahan yang memiliki kecenderungan untuk kembali kepada bentuk aslinya setelah terdeformasi [2] . Melalui definisi ini tentunya beberapa orang bertahan pada pendapat bahwa karet memiliki elastisitas yang lebih besar. 

    Anggap suatu gaya peubah (gaya tekan/ tarik) diberikan pada karet dan baja dengan besar yang sama kemudian gaya tarik/tekan itu dilepas. Yang terlihat secara nyata ialah regangan (strain) yang dialami oleh karet lebih besar dibandingkan dengan baja.

    Namun, semakin besar regangan yang dialami benda maka akan semakin lambat benda itu untuk kembali ke bentuk semula, padahal berdasarkan definisi elastisitas diatas, kita mengetahui bahwa tingkat elastisitas semakin besar jika semakin cepat benda kembali ke bentuk aslinya setelah terdeformasi.

 

Belum cukup kuat ? Fisika beraksi….

 

    Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Thomas Young pada abad ke 19 [2] tentang pengujian ketahanan bahan dan kecepatan bahan untuk kembali ke bentuk semula, ia mengajukan konsep perbandingan antar 2 bahan yang diberikan gaya tekan/Tarik yang sama, semakin besar regangan yang dialami benda maka sifat ketahanan bahan akan semakin kecil dan tingkat elastisitas/ modulus elastisitas akan semakin kecil juga. Kemudian ia memformulasikannya dalam bentuk :

Y = tingkat elastisitas bahan/ Modulus Elastisitas

σ = tegangan akibat gaya Tarik/dorong

ε = regangan

 

    Semakin besar regangan, justru tingkat elastisitas bahan semakin kecil. Maka tingkat elastisitas bahan karet akan lebih kecil dibandingkan dengan baja

     Efek dahsyat (tremendous effect) dari miskonsepsi ini sering terjadi dalam kehidupan. Dalam bahasan ini, yang secara umum membuat miskonsepsi ialah karna selama ini beberapa diantara kita menganggap karet memiliki tingkat elastis lebih besar dibanding baja, padahal yang sebenarnya terjadi adalah karet memiliki tingkat fleksibilitas yang cukup tinggi bukan berarti tingkat elastisitasnya akan lebih besar dari bahan sejenis logam seperti baja. 

    Untuk itu, mari bersama kita berbagi sedikit pengetahuan ini, yang sangat simple tapi bisa mengubah konsep beberapa diantara kita yang mungkin selama ini kurang tepat. ☺



 REFERENSI 

Hajaroh, M. 2010. Paradigma, Pendekatan Dan Metode Penelitian Fenomenologi. Yogyakarta. Jurnal 

              Universitas Negeri Yogyakarta.

 

Young, Hugh D dan Roger A. 2002. Fisika Universitas Edisi kesepuluh (Jilid III). Jakarta. Erlangga

 

Tags:

Informasi Terkini seputar sekolah kristen BPK PENABUR

Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur

Berita BPK PENABUR Jakarta - 27 July 2021
BERTEKUN DALAM KESESAKAN
Berita BPK PENABUR Jakarta - 09 March 2022
HARI MUSIK NASIONAL
HARI MUSIK NASIONAL
Berita BPK PENABUR Jakarta - 13 April 2022
PENDAFTARAN SISWA BARU TAHUN PELAJARAN 2022-2023
PENDAFTARAN SISWA BARU TAHUN PELAJARAN 2022-2023
Berita BPK PENABUR Jakarta - 16 April 2022
Sukacita Kebangkitan Tuhan bersama BPK PENABUR Ja...
Sukacita Kebangkitan Tuhan bersama BPK PENABUR Ja...
Berita BPK PENABUR Jakarta - 31 May 2022
Hari Tembakau Sedunia
Hari Tembakau Sedunia
BERITA LAINNYA - 20 March 2021
Peninggalan Budaya yang Menarik di Kota Apel
BERITA LAINNYA - 20 March 2021
Uniknya Budaya Kota Hujan
BERITA LAINNYA - 05 April 2021
Life Skill Fashion Design SMAK HI Disambut Siswa ...
Life Skill Fashion Design SMAK HI
BERITA LAINNYA - 08 April 2021
Budaya Mager : Mager tidak membuat kamu jadi bett...
Budaya Mager
BERITA LAINNYA - 12 April 2021
DAS DING AN SICH - Thing-in-itself
DAS DING AN SICH - Thing-in-itself
BERITA LAINNYA - 10 September 2022
PELAKSANAAN KEGIATAN EDUFAIR SMAK HI 2022
BERITA LAINNYA - 08 September 2022
"OPEN REGISTRATION SMAK PENABUR HARAPAN INDAH 202...
"OPEN REGISTRATION SMAK PENABUR HARAPAN INDAH 202...
BERITA LAINNYA - 07 September 2022
"FUTURE" - Edufair hadir kembali
"FUTURE" - Edufair hadir kembali
BERITA LAINNYA - 02 September 2022
PICF 2022
PICF 2022
BERITA LAINNYA - 31 August 2022
Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK)
Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK)
BERITA LAINNYA - 01 September 2023
Black Death: Waves of Death, belajar mengenal pan...
BERITA LAINNYA - 02 September 2023
Kuliner Indonesia: Kelezatan yang Memikat Lidah D...
Kuliner Indonesia: Kelezatan yang Memikat Lidah D...
BERITA LAINNYA - 03 September 2023
Membongkar Sejarah Tersembunyi: Jejak Eksklusif F...
Membongkar Sejarah Tersembunyi: Jejak Eksklusif F...
BERITA LAINNYA - 04 September 2023
E-SPORT: The Next Generation of Sport
E-SPORT: The Next Generation of Sport
BERITA LAINNYA - 05 September 2023
Sejarah Kota Yogyakarta: Kota Hamengkubuwono...
Sejarah Kota Yogyakarta: Kota Hamengkubuwono...
BERITA LAINNYA - 04 January 2024
Peran Indonesia dalam Perdamaian Israel dan Pales...
BERITA LAINNYA - 05 January 2024
Upaya Indonesia Dalam Perdamaian di Kamboja Melal...
Upaya Indonesia Dalam Perdamaian di Kamboja Melal...
BERITA LAINNYA - 06 January 2024
Peran Indonesia dalam Perdamaian Konflik Israel -...
Peran Indonesia dalam Perdamaian Konflik Israel -...
BERITA LAINNYA - 07 January 2024
Peran Indonesia dalam upaya perdamaian dalam kasu...
Peran Indonesia dalam upaya perdamaian dalam kasu...
BERITA LAINNYA - 09 January 2024
Konflik Rohingya di Myanmar dan Peran Indonesia d...
Konflik Rohingya di Myanmar dan Peran Indonesia d...

Choose Your School

GO