Sumo: Olahraga bersejarah dari Jepang...
BERITA LAINNYA - 12 September 2023
Sejarah Sumo
Sumo adalah olahraga pertarungan dari Jepang yang diperankan oleh dua orang pesumo yang berbadan gemuk sampai salah seorang didorong keluar dari lingkaran atau terjatuh dengan bagian badan selain telapak kaki menyentuh tanah di bagian dalam lingkaran. Pesumo adalah seorang rikishi, sumotori, atau lebih sering disebut osumosan, adalah pegulat sumo profesional.
Pesumo perlu mempunyai badan yang besar dan gemuk karena semakin tambun seorang pegulat sumo semakin besar pula kemungkinannya untuk menang. Sumo adalah olahraga yang sudah dipertandingkan sejak berabad-abad yang lalu. Sumo memiliki berbagai upacara dan tradisi unik seperti menyebarkan garam sepanjang pertandingan untuk mengusir bala.
Di dalam olahraga sumo mempunyai banyak komponen seperti mage yaitu potongan rambut tradisional pesumo yang digulung menyerupai konde, wawashi yaitu ikat pinggang sutra dengan panjang 10m yang dipakai sutomori, sebagai pegangan bagi lawan. Sagari yaitu tali-tali sutra dekoratif yang tergantung di depan mawashi. Garam sebagai komponen yang akan dipakai sebelum pertandingan pegulat menepuk kedua tangan ke garam yang ada dalam dohyo, ritual pemurnian dalam agama Shinto.
Air digunakan untuk petarung membasahi mulut mereka dengan air sebelum mulai pertandingan. Tangga permukaan mendatar untuk mencapai dohyo. Dohyo adalah daerah pertandingan berbentuk bulat dengan diameter 4,55m yang berupa tanah liat ditutupi pasir tipis. Gyoji adalah juri yang memimpin pertandingan pada dohyo yang memberi semangat pada petarung dan juga mengumumkan pemenangnya, ia bekerja dengan juri lain yang biasanya mantan kontestan petarung.
Apa yang dimaksud dengan sumotori? Sumotori adalah atlet yang bertarung sumo, sumotori dibagi berdasarkan tingkatan yang diraih dari jumlah kemenangan yang mereka capai dalam beberapa seri. Di dalam pertandingan diputuskannya seorang pemenang, pemenang pertandingan ditentukan berdasarkan dua peraturan yaitu:
- Pegulat yang lebih dulu menyentuh tanah dengan bagian badan selain telapak kaki adalah pegulat yang kalah.
- Pegulat yang lebih dulu menginjak tanah di luar lingkaran adalah pegulat yang kalah.[1]
- Asal-Usul Sumo
Sumo sudah dikenal di Jepang sejak zaman prasejarah. Pada literatur klasik Jepang abad ke-8 Masehi, pada awalnya sumo mempunyai sebutan Sumai. Sumo sekarang ini mungkin berbeda dengan "sumo" pada zaman dulu. Pegulat sering bertarung sampai mati karena jumlah peraturan yang ada masih sedikit. Penguasa Jepang pada abad ke-16 yang bernama Oda Nobunaga. Bentuk ring sumo seperti yang dikenal sekarang ini berasal dari zaman Oda Nobunaga. Dibandingkan dengan mawashi pada zaman sekarang yang dibuat dari kain bagus yang kaku, pegulat sumo pada zaman Oda Nobunaga masih memakai penutup tubuh bagian bawah dari kain kasar yang longgar. [2]
Fakta menarik tentang sumo ialah mereka memiliki gaji sebesar ¥2.820.000 atau sekitar Rp. 313 juta per bulan untuk kelas tertinggi dan Rp. 100 juta per bulan untuk kelas terendah. Tetapi, terdapat gaya hidup yang ekstrim untuk dijalankan. Mereka harus makan 8000 kalori setiap harinya agar tubuh mereka semakin membesar. Dibandingkan 1 porsi nasi padang yang berisi 500 kalori berarti para pesumo harus makan 16 porsi nasi padang setiap harinya.
Setelah mereka makan, mereka lanjut untuk tidur siang. Mereka pun harus menggunakan masker oksigen agar tidak sesak nafas. Mereka mempunyai 1 makanan wajib yang lezat yaitu chanko nabe yaitu berupa sup bening idola atlet sumo. Sup ini berasal dari kaldu ayam kemudian diisi dengan banyak bahan seperti daging, sawi, jamur, tofu, serta wortel. Pesumo digolongkan ke dalam enam peringkat. Pesumo dengan peringkat tertinggi yaitu Makunouchi, Juryo, Makushita, Sandanme, Jonidan dan yang terendah yaitu Jonokuchi.
Awalnya sumo ialah pelayanan keagamaan yang berhubungan dengan perayaan masa panen padi, seiring berjalannya waktu digunakan untuk pemujaan terhadap Tuhan untuk meminta perlindungan negaranya, perayaan tersebut dinamai sumai no sechie. Dan menjadi olahraga profesional pada permulaan periode (1600-1868) (Danandjaja , 1997 :201).[3]
- Teknik-Teknik dalam Olahraga Sumo
Terdapat beberapa teknik-teknik dalam olahraga sumo:
- Oshidashi : mendorong lawan keluar lingkaran tanpa memegang Mawashi (sabuk sumo).
- Yori Kiri : mengusir lawan keluar dari lingkaran dengan memegang Mawashi .
- Tsuridashi : mengangkat lawan keluar dari lingkaran .
- Hatakikomi : menampar lawan ke tanah .
- Uwatenage/Shitatenage : melempar lawan ke tanah dengan meraih Mawashi (lemparan ketiak).
- Hikiotoshi : menarik di bahu, lengan, atau, Mawashi lawan dan memakasa mereka ke tanah.
III. Golongan Pesumo
Golongan peringkat paling atas yaitu Makunouchi dan Jurio diberi gelar kehormatan yang disebut Sekitori. Hanya pesumo peringkat Sekitori yang berhak dapat gaji. Pesumo tingkat bawah dianggap seperti pesumo magang yang hanya menerima uang saku sekedarnya sebagai melakukan berbagai macam pekerjaan di pusat pelatihan. Mayoritas pesumo berada pada golongan Maegashira dan diberi peringkat nomor urut 1-16 atau 17. Setiap peringkat dibagi menjadi 2 kubu ialah kubu Timur dan kubu Barat.
- Wasit Sumo
Wasit sumo disebut sebagai gyoji selalu mempertaruhkan kehormatannya di setiap keputusan yang ia buat. Wasit dalam pertandingan sumo senantiasa membawa Tanto atau pisau kecil sebagai simbol mereka siap melakukan seppuku (bunuh diri dengan cara membelah perut) apabila mereka salah mengambil keputusan . Walaupun begitu belum pernah ada gyoji sampai melakukan seppuku , seorang gyoji akan langsung mengajukan surat pengunduran diri apabila ia salah mengambil keputusan .
- Peraturan Pertandingan Olahraga Sumo
Sebelum pertandingan dimulai terdapat berbagai macam ritual dan beberapa kode etik yang dilakukan oleh rikishi. Peraturan umum sumo yaitu dua pesumo (rikishi) bermain dalam satu ring (dohyo). Siapa yang berhasil mendorong lawannya keluar dari ring ialah pemenangnya. Menurut peraturan pertandingan sumo, hanya bagian telapak kaki yang diizinkan untuk keluar ring. Apabila bagian tubuh selain bagian telapak kaki yang keluar, maka pesumo tersebut dihitung kalah.
Pertandingan sumo dimulai dengan kedua pesumo meletakkan kedua tangan diatas tanah secara bersamaan. Hal ini sering dimanfaatkan para pesumo untuk merusak konsentrasi lawannya dengan berpura-pura meletakkan tangannya. Saat dimulai, pertandingan sumo biasanya berlangsung hanya beberapa detik saja. Pertandingan dianggap selesai apabila salah satu pesumo terlempar keluar dari ring (dohyo) atau salah satu anggota badannya (kecuali telapak kaki) menyentuh tanah. Pertandingan bisa juga berakhir apabila salah seorang pesumo kehilangan mawashi atau cawat yang dipakainya yang mana diartikan pegulat ‘telanjang’ tersebut terkena diskualifikasi.
VII. Keadaan Olahraga Sumo Saat Ini
Olahraga Sumo saat ini, mungkin tidak se populer saat dahulu , ha itu terjadi dikarenakan olahraga tersebut membutuhkan banyak kriteria dan keharusan yg dijalani , tetapi olahraga tersebut masih menduduki olahraga yang luar biasa, dan di dalam olahraga tersebut juga memiliki banyak konsekuensinya. Dikalangan anak zaman sekarang tidak banyak yang meminati olahraga tersebut, banyak olahraga saat ini yang lebih gampang , mudah , dan lebih terkenal .
Tetapi olahraga Sumo masih menjadi olahraga yang iconic di negara Jepang , mungkin anak-anak sekarang tidak ingin mewarisi olahraga sumo tetapi hal itu memungkinkan untuk para anak-anak yang berada di Jepang yang mau untuk mewarisi olahraga tersebut. Karena walaupun konsekuensi yang dihadapi juga besar agar bisa menjalani olahraga tersebut, terdapat juga gaji yang besar yang mereka miliki , sehingga jika kita perhitungkan atau membandingkannya bisa dibilang ini hal yang adil antara hal yg harus ditanggung dengan hasil yg akan diterimanya.[4]
[1] Ensiklopedia Olahraga
[2] ibid
[3] https://id.m.wikipedia.org/wiki/Sumo
[4] https://we-xpats.com/id/guide/as/jp/detail/8063/
Informasi Terkini seputar sekolah kristen BPK PENABUR
Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur