SUDAHKAH YANG TERBAIK KU BERIKAN ?

BERITA LAINNYA - 25 November 2020

SUDAHKAH YANG TERBAIK KU BERIKAN?

“Selamat hari guru, bu”. “Semangat jadi guru bu”, “Terima kasih sudah menjadi pahlawan tanpa tanda jasa untuk anak-anak kami”. Dan segudang rangkaian kata-kata ucapan lainnya mengalir deras dalam gawai ini, belum lagi beragam gambar kreatif lainnya. Iringan lagu Hymne Guru sayup terdengar di telinga begitu merdu. Makin menambah haru biru suasana di hari guru itu.

Tergenang air mata tertahan di pelupuk mata. Terbayang sepak terjang perjalanan Pendidikan ku sejak kecil. Teringat kembali raut wajah para guru yang pernah mengajar ku di kelas-kelas ku dulu. Mereka yang benar-benar telah berjuang teguh untuk membesarkan aku hingga aku jadi seperti sekarang. Hingga aku kini juga adalah seorang guru. Profesi yang telah ku jalani selama 14 tahun ini, tanpa pernah berganti dan seolah tak ingin berhenti. Kendati tak pernah ku lupa titik itu. Titik dimana aku sungguh tak pernah ingin menjadi guru, bahkan meski hanya sesaat dalam benak terbesit. Tak pernah.

Bukan menjadi guru yang ku cita-citakan. Bukan guru pekerjaan yang ku bayangkan sejak aku kanak-kanak. Bukan. Tidak sama sekali. Meski aku selalu mengaggumi para guru ku. Mungkin seperti kebanyakan anak-anak lainnya yang juga punya cita-cita ku. Aku hanya ingin menjadi seorang yang bisa terbang ke sana- kemari, bebas sunggingkan senyum ramah ku pada setiap orang yang ku temui. Menikmati langit biru, terbang jauh ke angkasa. Ya… PRAMUGARI. Hanya itu dalam benak ku kelak ku akan menjadi. Hanya dalam benak ku. Hanya dalam khayal ku.

KETIKA TUHAN BERKATA LAIN

Ku tuntaskan pendidikan SMA ku dengan tetap berharap semakin dekat dengan keinginan ku menjadi seorang pramugari. Meski sekitarku meragukan yang ku inginkan, meski sekitar ku memandang rendah yang ku cita-citakan, tapi aku tetap ingin.

Tapi tidak dengan Sang Guru. Meski selalu ku arahkan kemudi hidupku menuju cita-cita ku, Ia selalu kembalikan dan membawa aku ke “jalan yang Dia mau”, bukan yang aku mau. Selalu berhasil membawa ku, selalu berhasil menuntun tangan ku, selalu berhasil menarik hati ku yang tak pernah mau, meski aku duduk di bangku kuliah ilmu Pendidikan, yang bukan mau ku. Hingga aku tak pernah lupa obrolan ringan dalam perjalanan menuju sekolah praktik ku mengajar dengan teman ku, yang ternyata buat dia, menjadi guru adalah cita-citanya. Dia bertanya akankah aku kelak bila lulus kuliah nanti mau menjadi seorang guru? Dengan tegas ku jawab TIDAK. Bayangan mengecewakan menjadi seorang guru begitu lancar kesebutkan satu per satu. Perdebatan hati, pertarungan keinginan, keangkuhan dan kekerasan hati ku, berhasil manis Ia menangkan. Ia tak pernah menyalahkan untuk apa yang aku mau, Ia tak pernah berkata tidak untuk yang ku tuju, tapi Ia manis menyapa ku untuk meminta tanganku terulur pada-Nya. Sang Guru itu, memanggil dan meminta ku berjalan Bersama-Nya, meski aku sadar aku tak layak di hadapan-Nya. Mengapa??? Mengapa aku? Aku ingin jadi aku saja.

 

BUKAN GURU YANG BAIK

Aku.. ya aku dengan ke-aku-an ku. Ku selesaikan kuliah Pendidikan guru itu dengan sangat memuaskan, meski lagi-lagi aku merasa itu bukan aku, karena bukan yang aku mau. Sosok guru yang ramah, sosok guru yang sabar, sosok para guru yang pernah mengajarku, tak satu pun melekat dalam diri ku diawal aku menapaki hari menjadi seorang guru. Ya, aku seorang guru yang bukan seorang guru. Aku tak bisa mengerti hati para jiwa-jiwa muda itu. Tak bisa pahami gejolak dalam diri mereka dengan baik. Aku.. tetap aku.. aku merasa gagal menjadi guru. Aku merasa tak pantas menyandang sebutan itu.

Aku menangis habis-habis hingga tak mampu lagi ku keluarkan air mata. Hancur. Tapi mata Sang Guru tetap tertuju teduh pada ku. Ia tak memalingkan wajah-Nya, Ia tetap mengulurkan tangan-Nya untuk ku melangkah lagi. Seolah Ia tak ingin membuangku. Seolah Ia tak perhitungkan salah ku. Ia hapus tangis ku seketika itu menjadi senyum penuh harap.

 

KETIKA SANG GURU MEMANGGIL PARA MURID-NYA

Matius 10 : 1- 4, bukan bacaan yang panjang, tapi menyadarkan ku bahwa Sang Guru itu sungguh-sungguh meminta ku untuk menjadi bagian dari pekerjaan-Nya. Ia memilih ku. Ketika Petrus menyangkal-Nya untuk yang ketiga kalinya, meski perih menurut dugaan ku. Tapi tatapan mat aitu lurus tertuju pada Petrus, hingga Petrus pun berbalik arah untuk kembali menjadi bagian dari-Nya. Ketika si penjala ikan itu dipanggil-Nya, ketika satu per satu dipilih untuk menjadi murid-Nya, tak tau apa-apa, tak mengerti banyak hal, tak banyak tau tentang-Nya, bahkan kedaginggannya menguasai mereka.

Bagaimana dengan ku? Apa kabar perjalanan hidup ku?

Titik itu menyadarkan ku, mengerti sesuatu, bukan banyak hal. Hanya satu, Ia punya mau atas ku. Tak ada lagi aku, hanya ada MARIA. Yang sesungguhnya aku ini hanya hamba. Hanya itu yang aku tau. Maka jadilah aku hamba yang Ia mau. Aku mau dibentuk menjadi seperti yang Empunya mau.

Dalam 14 tahun ini, setelah hari itu. Sudah pantaskah aku disebut murid-Nya? Sudah layakkah aku menjadi bagian dari perkerjaan-Nya? Berapa banyak hal baik yang sudah ku lakukan? Berapa banyak jiwa muda yang sudah ku temui? Berapa banyak yang hilang telah ku cari? Berapa banyak luka yang sudah ku basuh? Adakah aku juga yang melukainya?

Dan bila sampai hari ini, aku masih disebut guru, itu karena Sang Guru itu tak pernah membuang ku, Sang Guru itu tak pernah menghakimi ku, selalu terbuka menerima aku apa adanya tak peduli apa salah dosa ku. Ia tak berhenti membasuh ku, bahkan hingga membasuh kaki ku.  Dan bila sampai di peringatan hari guru ini, aku menerima banyak ungkapan selamat dan terima kasih. Semua itu ku kembalikan pada Sang Guru Teladan itu.

Terima kasih untuk selalu mau menerima dan membentuk ku menjadi pribadi yang selalu baru. Terima kasih untuk selalu menuntun ku. Terima kasih untuk selalu memaafkan ku. Biar teladan itu yang terus ku teruskan untuk mereka, jiwa-jiwa yang Ia rancangkan untuk rancangan besar-Nya. Bukan hanya kepada mereka yang ku sebut murid, tapi juga untuk anak yang Ia anugrahkan pada ku, dalam rumah tangga ku.

Sesungguhnya aku ini hamba, jadilah pada ku seperti yang Kau mau wahai Rabbi Yang Agung.

 

 

Sebuah refleksi kecil di hari guru

25 November 2020

 

MT

MARIA Trisnawati

Tags:

Informasi Terkini seputar sekolah kristen BPK PENABUR

Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur

BERITA LAINNYA - 28 September 2021
Character Corner: DOA
BERITA LAINNYA - 10 September 2021
Hari Olahraga Nasional
Hari Olahraga Nasional
BERITA LAINNYA - 29 September 2021
Peran Pendidikan dalam Perkembangan Era Society 5...
Peran Pendidikan dalam Perkembangan Era Society 5...
BERITA LAINNYA - 30 September 2021
Ruang Siswa: Salah Satu Ilmuwan Penemu Sel Bahan ...
Ruang Siswa: Salah Satu Ilmuwan Penemu Sel Bahan ...
BERITA LAINNYA - 30 September 2021
LETS TALK ABOUT FREEDOM
LETS TALK ABOUT FREEDOM
BERITA LAINNYA - 07 October 2022
Angin Berlalu
BERITA LAINNYA - 08 October 2022
Dapet  Empat Ratus Ribuan per Bulan tapi Gak Nga-...
Dapet  Empat Ratus Ribuan per Bulan tapi Gak Nga-...
BERITA LAINNYA - 10 October 2022
PARADOKSAL KEHIDUPAN : Bertumbuh dalam Pengharapan
PARADOKSAL KEHIDUPAN : Bertumbuh dalam Pengharapan
BERITA LAINNYA - 19 October 2022
Aku Peduli
Aku Peduli
BERITA LAINNYA - 14 November 2022
Hari Diabetes Sedunia
Hari Diabetes Sedunia
BERITA LAINNYA - 20 January 2024
Mendayung di antara 2 karang, menuliskan jejak In...
BERITA LAINNYA - 21 January 2024
Mewujudkan perdamaian dunia lewat Misi Garuda,
Mewujudkan perdamaian dunia lewat Misi Garuda,
BERITA LAINNYA - 22 January 2024
Integritas Dalam Menentukan Langkah Geopolitik In...
Integritas Dalam Menentukan Langkah Geopolitik In...
BERITA LAINNYA - 23 January 2024
Peran Indonesia Dalam Konferensi Asia-Afrika
Peran Indonesia Dalam Konferensi Asia-Afrika
BERITA LAINNYA - 24 January 2024
Peran Indonesia dalam Upaya Perdamaian di Laut Ch...
Peran Indonesia dalam Upaya Perdamaian di Laut Ch...
BERITA LAINNYA - 04 October 2024
1 Yohanes 1 ayat 9
BERITA LAINNYA - 05 October 2024
Takut Akan Tuhan
Daily Reminder
BERITA LAINNYA - 06 October 2024
Kasih Itu Sabar dan Murah Hati
Daily Reminder
BERITA LAINNYA - 07 October 2024
Kekuatan Yang Lebih Besar Yang Melindungi Dan Mem...
Daily Reminder
BERITA LAINNYA - 08 October 2024
Segala Perkara Dapat Ku Tanggung Di Dalam DIA
Daily Rimender
BERITA LAINNYA - 26 January 2025
Masuknya Budaya Korea ke Indonesia
BERITA LAINNYA - 27 January 2025
Dampak Obesitas Pada Sumber Daya Manusia dan Ekon...
Dampak Obesitas Pada Sumber Daya Manusia dan Ekon...
BERITA LAINNYA - 16 January 2025
Masyarakat dan Permasalahan Sosialnya
Masyarakat dan Permasalahan Sosialnya
BERITA LAINNYA - 31 January 2025
Fondasi Iman
Fondasi Iman
BERITA LAINNYA - 30 January 2025
Kasih yang Tak Ternilai
Kasih yang Tak Ternilai

Choose Your School

GO