Reformasi Gereja.
BERITA LAINNYA - 06 December 2024
Reformasi Gereja adalah pergolakan agama, politik, intelektual, dan budaya pada abad ke-16 atas Gereja Katolik yang pada akhirnya melahirkan Protestantisme. Reformasi dimulai pada 1517 saat Martin Luther menancapkan 95 Tesis di Pintu Gereja Kastil Wittenberg, Jerman. Dokumen itu berisi 95 gagasan soal keKristenan yang mengundang orang-orang untuk mendebat publik dengan Martin Luther. Ide-ide ini dianggap kontroversial oleh para pemikir barat karena bertentangan dengan ajaran Gereja Katolik Roma yang sudah menjadi pusat kegiatan politik dan budaya kekristenan di eropa sejak abad ke-5 masehi. Mereka mulai mengkritik gagasan-gagasan yang dibuat oleh Martin Luther karena menganggap palsu dan mengutuk korupsi gereja Katolik Roma. Praktik korupsi yang dimaksud adalah jual-beli jabatan rohaniwan serta penjualan indulgensi atau pembayaran untuk pengampunan dosa. Menurut mereka, hal tersebut adalah bukti dari kerusakan sistemik yang harus direformasi. Gerakan reformasi diawali oleh Martin Luther yang kemudian diikuti Ulrich Zwingli, John Calvin, Henry VIII.
- Perkembangan reformasi gereja di Eropa
Di Swiss, reformasi dimulai pada 1519 setelah terjadinya Khotbah Ulrich Zwingli, yang sebagian ajarannya menyerupai ajaran Martin Luther. Ulrich Zwingli mengkhotbahkan gagasan-gagasan tentang reformasi gereja Katolik, sebagai Leutpriester di Grossmunter, Zurich. Pada tahun yang sama, ia menyatakan kontribusinya bagi reformasi kristen dari khotbah ekspositorinya dengan mengkhotbah Injil Matius, sebelum menggunakan Eksegenesis Alkitab untuk mengkhotbah seluruh Perjanjian Baru, sebuah perpisahan radikal dari misa Katolik. Lalu pada tahun 1522 ia terlibat dalam kontroversi publiknya yang pertama yaitu menyerang tradisi berpuasa selama prapaskah. Dalam publikasinya, ia mencatat bahwa adanya kebobrokan di dalam hierarki gerejawi, mendukung pernikahan klerus, dan menyerang penggunaan gambar dalam tempat ibadah. Dan pada tahun 1525 tanggal 13 april di Gereja Grossmunster diadakan perjamuan kudus yang menandakan reformasi Kristen di Zurich pun selesai.
John Calvin, mengembangkan reformasi dengan karyanya yang berpengaruh Institutes of the Christian Religion (1536), yang merupakan risalah teologis pertama dari gerakan reformasi Kristen. Dia menekankan ajaran predestinasi, dan interpretasinya terhadap ajaran Kristen, yang dikenal sebagai Calvinisme yang pengikutnya berasal dari Belanda, Inggris, dan Skotlandia.
Pada abad ke-16, Gereja Inggris memisahkan diri dari otoritas Paus dan Gereja Katolik Roma. Peristiwa ini berhubungan dengan Reformasi Protestan karena mempengaruhi praktik Kekristenan dari gerakan keagamaan dan politik yang menyebar luas di seluruh Eropa. Perpisahan Gereja Inggris dengan Gereja Katolik Roma diawali dari tahun 1517 saat Henry VIII ingin menganulir pernikahannya dengan Catherine dari Aragon, tetapi Paus menolak permintaan tersebut. Sebagai tanggapan, Henry memutuskan hubungan dengan otoritas kepausan dan mendeklarasikan dirinya sebagai kepala Gereja Inggris melalui serangkaian undang-undang yang disahkan oleh Parlemen Reformasi (1529-1536).
Meskipun pada awalnya pemisahan ini lebih didorong oleh kepentingan politik dan pribadi Henry VIII daripada masalah doktrinal, Gereja Inggris secara bertahap mengadopsi teologi dan praktik Protestan, terutama selama pemerintahan Edward VI, anak Henry, yang dipengaruhi oleh Uskup Agung Thomas Cranmer. Oleh karena itu, perselisihan politik dan perubahan teologis tersebut memisah Gereja Katolik Roma dengan Gereja Inggris.
- Dampak dari Reformasi
Dampak dari reformasi ini sangat besar karena menyebabkan lahirnya aliran protestanisme dikarenakan Martin Luther tidak setuju dengan kebijakan yang ada di Gereja Katolik Roma yang menyebabkan Martin Luther dan pengikutnya membangun gereja sendiri yang disebut aliran protestanisme. Selain itu reformasi ini juga melahirkan gereja Anglikan yang berawal dari Raja Henry ke-VIII yang ingin menikah lagi dengan Anne Boylen dan meminta Paus untuk membatalkan pernikahan dengan istrinya yang pertama yaitu Katerin dari Aragon namun Paus tidak menjawab-jawab alhasil ia pun membangun gereja Anglikan dengan aturannya sendiri. Lalu pada tahun 1618-1648 terjadilah peperangan 30 tahun antara kepercayaan Protestan dan Katolik yang terjadi di Inggris dan Jerman, selain karena Agama, peperangan ini juga disebabkan oleh persaingan antar dinasti Valois dan dinasti Habsburg yang kemudian berakhir setelah diadakannya perdamaian Westphalia di tahun 1648.
Kesimpulan
Reformasi Gereja adalah gerakan besar yang terjadi pada abad ke-16 sebagai respons terhadap korupsi dan penyimpangan dalam Gereja Katolik Roma, seperti penjualan indulgensi dan penyalahgunaan kekuasaan. Dipelopori oleh Martin Luther, gerakan ini berkembang melalui tokoh-tokoh lain seperti Ulrich Zwingli, John Calvin, dan Raja Henry VIII, yang memisahkan Gereja Inggris dari otoritas Paus.
Reformasi melahirkan berbagai tradisi Protestan, termasuk Lutheranisme, Calvinisme, dan Anglikanisme. Dampaknya mencakup perpecahan besar dalam kekristenan, konflik agama seperti Perang Tiga Puluh Tahun, serta munculnya gereja-gereja baru yang terus mempengaruhi lanskap religius dan politik Eropa. Diharapkan semoga pembaca dapat memahami agama kristen lebih dalam, supaya bisa lebih mengerti mengapa agama kristen terbagi menjadi beberapa bagian dari sejarah dan latar belakangnya agar dapat membedakan agama-agama kristen yang ada.
KAJIAN PUSTAKA.
Sebelum melakukan penelitian, peneliti telah menelusuri beberapa penelitian yang berkenaan dengan tema terpecahnya agama Kristen yang akan diteliti. Berikut beberapa hasil penelitian yang dapat terdokumentasi oleh penulis. Pada masa perkembangan reformasi protestan, dikutip dari wikipedia, bahwa Ulrich Zwingli, seorang pendeta dan teolog menjadi salah satu tokoh sangat penting dalam reformasi protestan karena ia menjadi seorang pemimpin Reformasi di Swiss.Menurut artikel di britannica.com oleh William J. Bouwsma, Selain Ulrich Zwingli, John Calvin merupakan reformis Protestan terkemuka dari Perancis dan salah satu tokoh terpenting dalam generasi kedua Reformasi Protestan. Kepentingannya terletak pada interpretasinya terhadap kekristenan yang tercermin dalam karya-karyanya. Calvin memiliki pengaruh besar dalam gerakan Reformasi. Sementara itu, Raja Henry VIII juga merupakan tokoh berpengaruh dalam Reformasi Protestan di Inggris, karena pemisahan Gereja Inggris dari Gereja Katolik Roma menjadikannya pelopor reformasi di Inggris, demikian dikutip wikipedia.
Menurut penulis Gama Prabowo, dari artikelnya di kompas.com. dampak dari Reformasi Gereja di Eropa meliputi terpecahnya agama Kristen menjadi beberapa aliran, seperti Katolik Roma, Protestan, Ortodoks, dan Anglikan. Selain itu, reformasi ini memicu pembaruan dalam tatanan sosial, ekonomi, politik, dan budaya pada awal abad ke-16. Reformasi ini juga berkontribusi pada terjadinya Perang Tiga Puluh Tahun, yang merupakan konflik antara penganut Protestan dan Katolik.
sumber-sumber :
https://www.kompas.com/skola/read/2020/11/12/141832269/reformasi-gereja-di-eropa
https://tirto.id/kritik-martin-luther-atas-gereja-katolik-melahirkan-protestanisme-czj9
Informasi Terkini seputar sekolah kristen BPK PENABUR
Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur