Perubahan Budaya di Masa Kini

BERITA LAINNYA - 28 December 2024

Bung Hatta pernah menyatakan bahwa kebudayaan sebagai kultur, sebagai barang yang tumbuh, dapat hilang dan bisa maju. Tumbuh, hilang, dan maju nya budaya adalah keniscayaan mengingat kebudayaan  merupakan seluruh sistem gagasan dan rasa, tindakan, dan karya yang dihasilkan manusia dalam kehidupan bermasyarakat. Tindakan manusia tidak terlepas dari interaksi manusia dengan manusia lainnya di dunia nyata maupun di dunia maya yang senantiasa berubah mengikuti perkembangan zaman.  

Perkembangan zaman saat ini dipengaruhi oleh arus globalisasi yang berdampak positif dan negatif dalam kehidupan bermasyarakat di berbagai bidang termasuk budaya. Dampak positifnya adalah komunikasi yang lebih mudah, budaya Indonesia dikenal di luar negeri, bs bljr budaya lain, bs belajar teknologi dari negara maju. Namun, disamping dampak positif, terdapat dampak negatif seperti individualisme, hedonisme, konsumerisme, tidak sabar, dan perubahan kesopanan. 

Sebelum gencarnya arus globalisasi, masyarakat Indonesia gemar bergotong royong, hidup sederhana, bermusyawarah, memiliki sifat sopan santun, dan tolong menolong. Sebagai contoh, tradisi gotong royong memindahkan rumah pada masyarakat Bugis (Sulawesi Selatan) maupun pada suku Dayak. Dalam kesopanan, masyarakat Indonesia terbiasa menggunakan salam saat bertemu seperti kata ‘Horas’, ‘Sampurasun’, ‘Salamaki’, dan lainnya. Dalam berinteraksi masyarakat juga menggunakan kata permisi seperti ‘Santabi’ ,’Tabe’, ‘Punteun’, ‘Kulo Nuwun’, dan ‘Nuwun Sewu’. Budaya lain yang masyarakat masih lakukan yaitu musyawarah maupun melakukan pengumpulan suara untuk mengambil keputusan yang dilakukan dengan itikad baik dan tanpa prasangka. Selain itu dari seni kebudayaan, para pemuda/i sering berlatih dan berlomba tarian tradisional dari berbagai daerah.

Saat ini budaya asli Indonesia terasa mulai terkikis dengan masuknya budaya asing. Budaya asing masuk seiring dengan perkembangan teknologi dan komunikasi. Internet yang semakin terjangkau bahkan sampai ke pelosok desa, memungkinkan informasi dapat diterima secara real time dengan kendali yang terbatas. Hal ini dapat kita lihat dengan banyaknya video singkat yang diunggah di berbagai aplikasi seperti Tiktok, Shorts, dan Reels yang dilakukan tidak hanya masyarakat kota namun juga masyarakat daerah. Tidak jarang hal ini dilakukan untuk kepentingan ekonomi sebagai dampak banyaknya influencer yang menampilkan berbagai kekayaan hasil dari konten yang dipublikasikan.

Salah satu efek negatif dari kemajuan teknologi dan komunikasi yaitu dengan mudahnya masyarakat memberikan pendapat (comment) tanpa memikirkan dampak positif dan negatif. Selain itu komunikasi dalam memberikan pendapat tidak dilakukan dengan santun dan cenderung menggunakan kata-kata yang tidak sopan. Hal ini ditambahkan dengan karakter masyarakat yang tidak mau ketinggalan atau dikenal dengan istilah FOMO (Fear of Missing Out) sehingga mengakibatkan komentar yang diberikan tanpa melakukan cek dan ricek yang dapat berkembang ke arah perundungan. Penggunaan kata-kata yang kasar dan tidak sopan pada akhirnya terbawa ke dalam kehidupan sehari-hari sehingga budaya ini semakin dianggap normal. Hal ini mulai terlihat dengan anak yang lebih muda tidak lagi menggunakan kata-kata yang sopan kepada orang tua, guru, atau orang dewasa lainnya.

Efek negatif lainnya dapat terlihat dari bergesernya minat kalangan muda untuk melestarikan adat, bahasa, pakaian dan tarian tradisional. Kalangan muda saat ini lebih memilih menggunakan tarian modern dibandingkan melatih tarian tradisional. Hal ini tidak lepas dari masuk dan berkembangnya budaya KPop dari negara Korea Selatan. Dari sisi bahasa, masyarakat sering mencampurkan bahasa asing dalam berkomunikasi sehari-hari yang contohnya dapat kita lihat di wilayah Jakarta Selatan.

Pengikisan itu perlu dikendalikan oleh masyarakat Indonesia dengan kembali menggunakan nilai-nilai Pancasila serta semboyan Bhineka Tunggal Ika. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa harusnya dipegang teguh oleh masyarakat sebagai pijakan dalam bersikap. Setiap negara memerlukan pandangan hidup agar tetap berdiri kokoh dan terhindar dari pengikisan itu.

Kesimpulannya, Berdasarkan penjelasan tersebut,maka dapat ditarik suatu simpulan bahwa globalisasi bukan menjadi alasan hancurnya nilai-nilai luhur budaya bangsa Indonesia yang terkandung di dalam Pancasila. Bahkan sebaliknya, jika di era globalisasi bangsa kita mampu menyelaraskan pengaruh kebudayaan yang datang dari luar dengan tetap mendasarkan pada nilai-nilai luhur Pancasila, maka hal tersebut akan mampu memperkuat jati diri bangsa Indonesia di era yang serba moderen ini. Globalisasi bukan semata-mata menelan budaya Barat secara mentah-mentah. Akan tetapi sebaliknya, globalisasi yang berarti hilangnya batas-batas antarnegara dapat dijadikan sebagai ajang promosi budaya luhur yang dimiliki oleh bangsa Indonesia.

Tags:

Informasi Terkini seputar sekolah kristen BPK PENABUR

Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur

BERITA LAINNYA - 17 June 2021
SISWA SMA KRISTEN PENABUR HARAPAN INDAH YANG DITE...
BERITA LAINNYA - 19 June 2021
KSN KOTA BEKASI - Selamat untuk siswa/i SMAK PENA...
SMAK PENABUR Harapan Indah, KSN Kota Bekasi, Biol...
BERITA LAINNYA - 04 August 2021
THE TREMENDOUS EFFECT OF A MISCONCEPTION
THE TREMENDOUS EFFECT OF A MISCONCEPTION
BERITA LAINNYA - 19 July 2021
MENGENAL KARAKTERISTIK GENERASI Z DALAM KONSELING
MENGENALI KARAKTERISTIK GENERASI Z DALAM KONSELING
BERITA LAINNYA - 04 August 2021
Pentingnya ASI untuk Bayi
Pentingnya ASI untuk Bayi
BERITA LAINNYA - 28 March 2022
Konflik di semenanjung Korea ( Korea utara dan Ko...
BERITA LAINNYA - 29 March 2022
Bangladesh yang Selalu Bergejolak
Bangladesh yang Selalu Bergejolak
BERITA LAINNYA - 30 March 2022
Hapuskan Apartheid!
Hapuskan Apartheid!
BERITA LAINNYA - 03 April 2022
Agenda Mingguan, Senin - Jumat 4 - 8 April 2022
Agenda Mingguan, Senin - Jumat 4 - 8 April 2022
BERITA LAINNYA - 02 April 2022
Hari Kesadaran Autisme Sedunia
Hari Kesadaran Autisme Sedunia
BERITA LAINNYA - 02 October 2023
Menunjukkan Sportivitas dalam Berkompetisi di EXC...
BERITA LAINNYA - 03 October 2023
Tari Ketuk Tilu: Keindahan dan Keunikan Tarian Tr...
Tari Ketuk Tilu: Keindahan dan Keunikan Tarian Tr...
BERITA LAINNYA - 04 October 2023
Mengenal Lappet: Kelezatan Khas Suku Batak
Mengenal Lappet: Kelezatan Khas Suku Batak
BERITA LAINNYA - 06 October 2023
KETIKA PANAS MENGGANAS: By Maria Trisnawati..
KETIKA PANAS MENGGANAS: By Maria Trisnawati..
BERITA LAINNYA - 08 October 2023
Daily REMINDER, 08 Oktober 2023
Daily REMINDER, 08 Oktober 2023
BERITA LAINNYA - 18 April 2024
MIRAI, sebuah Resensi
BERITA LAINNYA - 19 April 2024
Percy Jackson and The Olympians : The Last Olympi...
Percy Jackson and The Olympians : The Last Olympi...
BERITA LAINNYA - 20 April 2024
PERJUANGAN ACHA
PERJUANGAN ACHA
BERITA LAINNYA - 22 April 2024
PULANG - TERE LIYE
PULANG - TERE LIYE
BERITA LAINNYA - 23 April 2024
Resensi Buku 2,578.0 Km
Resensi Buku 2,578.0 Km
BERITA LAINNYA - 12 August 2024
Menjaga Hati Tetap Gembira
BERITA LAINNYA - 11 August 2024
Mengaku Salah di Hadapan Takhta-Nya yang Kudus
Mengaku Salah di Hadapan Takhta-Nya yang Kudus
BERITA LAINNYA - 05 September 2024
Screening Kesehatan SMAKHI kelas X oleh Puskemas ...
Screening Kesehatan SMAKHI kelas X oleh Puskemas ...
BERITA LAINNYA - 31 August 2024
Penghiburan di Tengah Badai
Penghiburan di Tengah Badai
BERITA LAINNYA - 30 August 2024
Hidup dalam Sukacita, Doa, dan Syukur
Hidup dalam Sukacita, Doa, dan Syukur

Choose Your School

GO