Persepsi Positif Membangun Keberagaman Indonesia
BERITA LAINNYA - 06 November 2021
Persepsi Positif Membangun Keberagaman Indonesia
Oleh Bryan Carlo Iskandar
Sumber: indonews.id
Masih banyak warganegara yang mempunyai sikap intoleransi sehingga ditemukan masalah terhadap keberagaman di Indonesia. Berdasarkan bpip.go.id, kasus intoleransi yang paling besar adalah pendirian rumah ibadah dan pelaksanaan hak-hak keagamaan bagi agama minoritas. Padahal, pendirian rumah ibadah dan pelaksanaan hak keagamaan setiap warganegara sangat berpengaruh terhadap kestabilan dan keutuhan negara Indonesia. Pelarangan-pelarangan yang terjadi dalam masyarakat dapat menimbulkan kericuhan antarumat beragama jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat.
Selain itu, berdasarkan Tirto.id menyatakan hal yang sama bahwa ada beberapa kasus intoleran selama pandemi covid-19, seperti gangguan sekelompok orang intoleran atas ibadah terhadap jemaat HKBP KSB di Kabupaten Bekasi pada 13 September 2020. Lalu, muncul penolakan ibadah dilakukan oleh sekelompok warga Graha Prima Kecamatan Jonggol Kabupaten Bogor terhadap jemaat dari Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdI) pada 20 September 2020. Terakhir, pelarangan ibadah bagi umat Kristen di Desa Ngastemi, Kecamatan Bangsal, Kabupaten Mojokerto pada 21 September 2020.
Pelarangan dan pemaksaaan yang terjadi di dalam sistem kemasyarakatan kita ini menimbulkan banyak perselisihan juga melanggar UUD Pasal 28E ayat 1 dan 2 serta pasal 29 ayat 2 yang pada dasarnya menyatakan bahwa setiap warga negara bebas memeluk agama dan menjalankan kewajiban agamanya dan negara menjamin kemerdekaan setiap penduduk untuk memeluk dan menjalankan kewajiban agamanya.
Sikap intoleransi tidak hanya terhadap keberagaman agama, tetapi juga terhadap keberagaman ras penduduk di Indonesia. Menurut okezone.com di tahun 1998 terjadi kerusuhan dan penjarahan terhadap penduduk etnis Tionghoa. Kejadian itu terjadi karena Indonesia sedang mengalami krisis moneter karena hutang luar negeri yang sangat menumpuk. Dengan demikian, kerusuhan tersebut menular pada konflik sentimen terhadap etnis Tionghoa. Massa pribumi yang kalap juga melakukan tindak pelecehan seksual terhadap wanita dari etnis Tionghoa sehingga kejadian ini menjadi catatan kelam bagi sejarah negara Indonesia.
Konflik antarras tidak hanya terjadi antaretnis asing dengan pribumi, tetapi juga antarpribumi. Dilansir juga dari okezone.com, konflik antarsuku ini melibatkan suku Dayak dan suku Madura di tahun 2001. Kasus ini melibatkan banyak korban dan kejadian pemerkosaan terhadap gadis Dayak. Warga Madura sebagai pendatang di Kalimantan dianggap gagal beradaptasi dengan orang Dayak selaku tuan rumah. Bahkan, banyak juga mengalami pemenggalan kepala oleh suku Dayak yang kalap dengan ulah warga Madura saat itu sebagai perlawanan untuk mempertahankan wilayah mereka yang mulai dikuasai oleh warga Madura.
Kejadian yang seharusnya tidak terjadi ini dapat dijadikan pembelajaran untuk setiap dari kita sebagai warganegara Indonesia untuk memupuk semangat persatuan. Semangat persatuan ini telah diajarkan oleh nenek moyang kita. Para pejuang telah membangun negara kesatuan ini di atas darah dan nyawa demi memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Sikap toleransi adalah salah satu dari banyak sikap untuk mendukung persepsi positif dalam keberagaman di Indonesia. Apakah memunculkan sikap toleransi itu sulit? Pasti sulit jika toleransi dilakukan secara instan. Butuh proses dan niat yang kuat dan konsisten untuk memunculkan sikap toleransi itu. Masyarakat Indonesia bisa memulai sikap toleransi dari diri sendiri dan mengerti bahwa tidak semua orang sempurna, tetapi kita masih bisa saling melengkapi satu sama lain.
Keberagaman merupakan hal mendasar yang harus setiap warganegara ketahui untuk menjadi bagian dari negara tercinta ini. Menurut Kompas.com, keberagaman adalah suatu kondisi dalam masyarakat yang terdapat banyak perbedaan dalam berbagai bidang. Warganegara wajib untuk menghargai dan menghormati keberagaman itu. Keberagaman yang ada di Indonesia adalah kekayaan dan keindahan bangsa Indonesia. Untuk itu, setiap warganegara harus terus mendorong keberagaman tersebut menjadi suatu kekuatan untuk bisa mewujudkan persatuan dan kesatuan nasional menuju Indonesia yang lebih baik.
Warganegara wajib untuk menghargai dan menghormati keberagaman itu. Mengapa? Dilansir dari kemdikbud.go.id, Indonesia berpotensi terpecah belah apabila setiap warganegara tidak menghargai keberagaman yang ada. Perpecahan di dalam masyarakat juga dapat menimbulkan konflik dan dapat merugikan banyak pihak. Adminpublik.co.id juga menyatakan bahwa menghargai perbedaan membuat setiap individu menjadi lebih matang, bukan menunjukan kelemahan, dan membuat orang lain juga menghargai tiap individu. Dengan persepsi individu yang semakin matang, seseorang akan menjaga ucapan dan tingkah lakunya di hadapan masyarakat supaya tidak menimbulkan perselisihan. Menghargai dan menghormati orang lain adalah bukti bahwa seorang individu sudah mengalami pendewasaan diri. Persepsi menghargai keberagaman berarti setiap orang saling mendukung satu sama lain. Contohnya, orang kristen tidak makan dan minum di depan orang muslim yang sedang menjalankan ibadah puasa. Selain itu, menghargai orang yang sedang memberikan pendapatnya dalam sebuah diskusi atau rapat, tanpa memandang golongan atau kelompok.
Menghargai dan menghormati orang lain juga bukan berarti seseorang menunjukan kelemahannya. Persepsi itu membuat seorang individu memiliki pemikiran yang sangat dewasa. Persepsi menghargai keberagaman ini dibangun atas dasar rasa pengertian dan kebajikan. Pengertian dan kebajikan menjadikan persepsi ini diaplikasikan dalam sikap kemanusiaan yang terbaik dan tak ternilai harganya dimanapun dan kapanpun. Persepsi positif ini menyatakan bahwa aplikasi sikap tiap warganegara untuk menghargai dan menghormati keberagaman yang ada dalam masyarakat Indonesia.
Di sisi lain, keberagaman yang ada di Indonesia adalah aset kekayaan bangsa karena Indonesia memiliki banyak suku bangsa, bahasa, adat istiadat, ras, dan agama. Menurut kompas.com keberagaman yang ada di Indonesia didasari oleh letak geografis, pengaruh budaya asing, dan perbedaan kondisi iklim. Letak geografis Indonesia mempengaruhi keberagaman karena Indonesia adalah negara kepulauan yang terdiri dari ribuan pulau sehingga setiap pulau memiliki ciri khas dan karakteristiknya masing-masing. Pengaruh budaya asing juga mempengaruhi keberagaman lewat komunikasi atau dengan mereka datang ke Indonesia seperti masa penjajahan Belanda dan Jepang. Dengan demikian, akulturasi atau pencampuran budaya asing dengan budaya Indonesia terjadi. Sementara itu, kondisi iklim yang berbeda di setiap pulau mempengaruhi penduduk yang tinggal di dalamnya. Dilansir dari gensindo.sindonews.com penduduk di beberapa pulau yang bergantung dengan laut. Ada beberapa suku yang sangat bergantung dengan laut seperti, suku Bajau yang memiliki julukan manusia ikan atau manusia laut karena mereka dapat menyelam lama tanpa menggunakan alat bantu pernafasan. Ada suku Lamalera di NTT yang mempunyai tradisi turun temurun, yaitu memburu paus dengan peralatan sederhana dan sudah mendapat izin dari pemerintah setempat. Penduduk yang bergantung dengan hasil bumi juga masih banyak di berbagai daerah. Bersumber dari idntimes.com bahwa ada suku Kubu yang masih dikategorikan sebagai masyarakat terasing dan tinggal di beberapa kabupaten di provinsi Jambi dan Sumatera Selatan. Mereka masih hidup nomaden dari hutan ke hutan dan mengandalkan hasil hutan dan lahan yang mereka usahakan sendiri.
Kekayaan budaya Indonesia tidak hanya pada jumlah suku, tetapi juga setiap suku memiliki ciri tersendiri, yaitu dari adat istiadat dan bahasanya. Adat istiadat berarti nilai-nilai budaya, norma, dan kebiasaan yang mengatur tingkah laku manusia dalam suatu kelompok masyarakat. Seperti ditulis di idntimes.com di Tatung, Singkawang, Kalimantan Barat ada sebuah tradisi bernama Tatung yang artinya roh dewa dalam bahasa Hakka. Tatung adalah sebuah tradisi untuk meramaikan Cap Go Meh Singkawang dengan melakukan atraksi yang ekstrim seperti debus. Para pelaku tradisi ini memiliki kebiasaan untuk menjaga kesaktiannya seperti puasa makan daging setiap tanggal 1 dan 15 dalam penanggalan Tiongkok. Bahkan, Suku Dani di Lembah Beliem, Papua mempunyai tradisi potong jari atau Ikipalin. Tradisi ini dilakukan ketika ada kerabat atau keluarga yang meninggal dunia. Mereka percaya bahwa tradisi ini dilakukan untuk mencegah malapetaka yang membuat nyawa hilang kembali. Namun, dengan semakin terbukanya persepsi masyarakat Suku Dani, ritual ini mulai ditinggalkan.
Bahasa yang dimiliki setiap suku juga berbeda-beda, biasanya disebut dengan bahasa daerah. Dilansir dari wikipedia.com, Indonesia memiliki 718 bahasa daerah. Berdasarkan data di BPS tahun 2015 ada 14 bahasa yang digunakan oleh lebih dari 1.000.000 jiwa penduduk Indonesia. Ketiga bahasa daerah yang paling banyak digunakan adalah Bahasa Jawa dengan 84,3 juta penutur, Bahasa Sunda dengan 42 juta penutur, dan Bahasa Melayu 13,04 juta penutur. Masih banyak bahasa daerah yang masing-masing memiliki variasi lain, seperti Bahasa Batak. Menurut wikipedia, Bahasa Batak memiliki 6 jenis atau disebut dengan rumpun Bahasa Batak, yaitu Bahasa Batak Toba, Batak Mandailing, Batak Simalungun, Batak Karo, Batak Angkola, dan Batak Pakpak. Meskipun banyak bahasa yang digunakan dan beredar, tetap saja Bahasa Indonesia adalah bahasa yang menjadi pemersatu setiap penduduk Indonesia. Wikipedia.com juga menulis bahwa lebih dari 90% rakyat Indonesia memahami dan berbicara dengan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan.
Di sisi lain, keberagaman yang ada di Indonesia adalah keindahan budaya bangsa Indonesia. Dilansir dari kompas.com, Indonesia memiliki 1.340 suku bangsa yang terdaftar di Badan Pusat Statistik (BPS). Suku Jawa yang terbesar pertama berasal dari Pulau Jawa bagian tengah hingga timur memiliki 85,2 juta jiwa atau sebesar 40,2% dari penduduk Indonesia merupakan kelompok suku ini. Disusul Suku Sunda yang memiliki 36,7 juta jiwa atau 15,5% dan terbesar ketiga adalah Suku Batak dengan 8,5 juta jiwa atau 3,6%. Banyaknya suku dan penduduknya menciptakan keindahan dan keunikan tersendiri bagi Indonesia. Dari berbagai macam suku bangsa, akulturasi atau pencampuran budaya, pertukaran dan penyebaran bahasa sangat mungkin terjadi. Akulturasi antarbudaya ini juga menghasilkan sesuatu yang baru. Seperti ditulis dalam tirto.id, pementasan teater tradisional Cekepung di Bali yang menjadi bukti akulturasi budaya Jawa, Bali, dan Lombok.
Keberagaman yang lain dapat ditinjau dari makanan. Makanan di setiap daerah juga bermacam-macam. Ada daerah yang menggunakan banyak rempah, seperti rendang dari Sumatera Barat, mie aceh dari Aceh, dan papeda dari Papua. Makanan-makanan ini tidak hanya berada di satu daerah saja, tetapi sudah menyebar ke seluruh wilayah Indonesia. Mie Aceh bisa ditemukan di Kota Jakarta, bahkan juga bisa menemukan orang yang menjual papeda di Ibukota Indonesia ini.
Selain itu, setiap daerah mempunyai ciri khas tersendiri dalam bentuk pakaian dan rumah adatnya. Pakaian di daerah Sumatera berbeda dengan pakaian dari Sulawesi. Pakaian itu mengikuti kondisi dan iklim di setiap daerah. Kumparan.com menulis bahwa jumlah pakaian adat di Indonesia berjumlah 34 jenis, mengikuti banyaknya provinsi di Indonesia. Ciri-ciri setiap pakaian biasanya memiliki corak tersendiri. Menurut quora.com kebaya dari Jawa Tengah berbeda dengan kebaya di Bali meskipun hanya dalam pemakaian selendang. Corak kebaya yang ada di Bali hampir mirip dengan yang berada di Solo, tetapi penggunaan selendang digunakan sebagai simbol pengikat hawa nafsu.
Keberagaman yang indah juga dapat ditinjau dari rumah adat. Rumah adat di setiap daerah juga berbeda-beda. Dilansir dari wikipedia.com rumah adat atau rumah tradisional merupakan rumah yang dibangun dengan teknik yang sama dari generasi ke generasi. Biasanya rumah ini dibangun mengikuti kegunaan, fungsi sosial, dan budaya dibalik corak atau gaya bangunan. Rumah adat di Indonesia juga berjumlah 34, mengikuti jumlah provinsi di Indonesia. Wikipedia.com juga mengatakan bahwa rumah adat di setiap daerah merupakan komponen penting dari unsur fisik cerminan dan sifat budaya yang terbentuk dari tradisi dalam masyarakat.
Keberagaman yang menunjukkan keindahan Indonesia juga dapat ditinjau dari keindahan alamnya. Indonesia juga memiliki keindahan alam yang berbeda di setiap daerahnya. Ada yang mempunyai alam pegunungan, ada juga yang mempunyai alam yang dekat dengan laut atau pantai. Bahkan, juga ada daerah yang memiliki keduanya seperti Pulau Bali. Bali merupakan pusat destinasi wisata yang sangat diminati oleh wisatawan lokal hingga mancanegara karena memiliki pantai dan gunung yang indah. Penduduk Bali mayoritas beragama Hindu dan mempunyai bahasa lokal, yaitu Bahasa Bali. Tidak hanya agama Hindu, Pulau Bali memiliki keberagaman yang sangat banyak. Wisatawan dari seluruh dunia datang dengan berbagai keragaman. Akan tetapi, hal ini tidak membuat warga Bali mengurangi rasa toleransi karena sudah sejak dari dahulu mereka hidup dalam keberagaman.
Bahkan, pontas.id menyatakan bahwa Bali adalah contoh nyata dalam toleransi antarpenduduknya. Penduduk Bali sangat mengedepankan toleransi, kesetaraan, dan kesejahteraan antarumat beragama sehingga para pemeluk agama apapun bisa hidup dengan damai. Misalnya, ketika hari raya Nyepi, penduduk di Pulau Bali mengikuti dan menghormati aturan ritual Nyepi ini dan diam di rumah. Diam di rumah pada ritual Nyepi ini menunjukkan sikap dan perbuatan nyata. Kondisi tersebut menujukkan persepsi positif atas keberagaman penduduk di Bali. Dengan demikian, persepsi positif terhadap keberagaman keindahan budaya dan alam dapat diperluas di wilayah Indonesia ini menjadi nyata dalam sikap dan perbuatan.
Berbagai macam budaya, suku, bahasa, sumber daya alam tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Warganegara harus bisa bersatu tanpa memandang latar belakang seseorang sehingga keharmonisan dalam hidup bermasyarakat bisa tercapai dengan baik. Menghargai orang lain berarti juga menghormati latar belakangnya.
Dengan demikian, kekayaan bangsa Indonesia bersumber dari segala keberagaman yang ada. Keragaman suku, adat istiadat, dan bahasa menjadi satu kesatuan yang tidak akan bisa dipisahkan oleh apapun juga. Masyarakat Indonesia harus bangga dengan aset milik bangsa ini. Keberagaman di Indonesia menjadi kekayaan aset yang harus dilindungi dan dilestarikan dengan baik. Bahkan, banyak turis asing yang datang ke Indonesia karena kekayaan Indonesia dari berbagai keragaman yang ada.
Harapan bagi bangsa Indonesia untuk bersatu dalam keberagamannya masih terbuka lebar. Pemerintah dan masyarakat bisa bekerja sama untuk membangun semangat toleransi dan menimbulkan suasana yang damai dan sejahtera dalam kehidupan bermasyarakat. Pemerintah bisa memulai dengan meratakan rumah ibadah yang layak untuk setiap agama di seluruh wilayah Indonesia, meratakan pembangunan di setiap wilayah supaya tidak terjadi kesenjangan sosial, dan penegakan setiap hukum yang tertulis dengan tegas. Misalnya, pemerataan pembangunan gedung gereja di setiap daerah Indonesia. Seperti dilansir di bbc.com GKI Yasmin Bogor mengalami penghambatan pembangunan karena pelarangan pembangunan oleh masyarakat setempat dan pemerintah masih belum melakukan apa-apa. Dengan demikian, jemaat harus melakukan protes dengan beribadah di jalan seberang istana Merdeka. Akan tetapi, kasus ini sudah selesai dengan hibah lahan dari pemerintah kota setempat untuk membangun gedung gereja yang baru. Pemerintah juga bisa mengupayakan agar kasus serupa tidak terjadi lagi di wilayah Indonesia lainnya.
Masyarakat juga harus mendukung pemerintah dengan memulai sikap toleransi dari diri sendiri dan mulai mematuhi aturan hukum yang berlaku. Masyarakat bisa saling mendukung, seperti membantu menjaga keamanan gereja ketika jemaat Kristen sedang melakukan ibadah Natal. Selain itu, tidak memandang orang lain dengan negatif hanya karena berbeda secara fisik. Misalnya, tidak menilai orang lain hanya karena berbeda warna kulit. Apabila setiap individu bisa melakukan bagiannya masing-masing dengan baik dan tulus, Indonesia pasti bisa menjadi negara yang maju dan berkembang dalam segala hal. Bahkan, dengan kondisi pandemik Covid-19 saat ini, membantu orang yang sedang membutuhkan bantuan tanpa memandang perbedaan dari berbagai sisi. Keluarga yang sedang isolasi mandiri (isoman) diberikan kebutuhan yang mendukung pemulihan kesehatannya dari para tetangga yang ada di sekitarnya. Sikap toleransi ini dinyatakan dalam perbuatan nyata berupa memberikan bantuan yang diperlukan terhadap keluarga yang sedang isoman.
Sikap toleransi dan perbuatan nyata ini menunjukkan kepedulian yang dibangun dari persepsi positif terhadap keberagaman yang ada di lingkungan sekitarnya. Dengan dimulai dari lingkungan yang kecil, sikap dan perbuatan nyata ini dapat diperluas dengan lingkungan yang lebih besar. Bahkan, di tiap-tiap daerah di seluruh Indonesia dapat membangun persepsi positif dalam keberagaman yang ada di lingkungan sekitarnya. Persepsi positif ini akan membangun kesatuan dan persatuan sebagai bangsa Indonesia.
Indonesia adalah negara yang menjunjung tinggi persatuan. Mengapa? Kesatuan itu yang menjadi dasar bahwa sekalipun memiliki banyak keberagaman, Indonesia tetap harus bersatu sebagai satu negara dan satu bangsa.
Mencintai Indonesia menunjukkan kesetian terhadap Tanah Air tercinta
Daftar Pustaka
https://bpip.go.id/bpip/berita/1035/352/bpip-kasus-intoleransi-di-indonesia-selalumeningkat.html Diunduh 10 Juli 2021.
https://tirto.id/kasus-intoleransi-terus-bersemi-saat-pandemi-f5Jb. Diunduh 11 Juli 2021.
https://news.okezone.com/read/2016/02/25/340/1320731/lima-konflik-sara-paling-mengerikan-ini-pernah-terjadi-di-indonesia. Diunduh 15 Juli 2021.
http://ditsmp.kemdikbud.go.id/indahnya-keberagaman-dan-pentingnya-toleransi-di-indonesia/ Diunduh 15 Juli 2021.
http://adminpublik.uma.ac.id/2021/01/20/pentingnya-sikap-saling-menghormati-dan-saling-menghargai/ Diunduh 15 Juli 2021.
https://id.wikipedia.org/wiki/Rumah_tradisional. Diunduh 17 Juli 2021.
https://www.idntimes.com/hype/fun-fact/nue-gunawand/idnviral-5-suku-misterius-yang-ada-di-indonesia-salah-satunya-merupakan-suku-kanibal-c1c2-1/3 Diunduh 18 Juli 2021.
https://www.kompas.com/skola/read/2020/03/20/120000169/keberagaman-suku-bangsa-di-indonesia?page=all. Diunduh 20 Juli 2021.
https://www.kompas.com/skola/read/2020/03/04/080000169/arti-penting-keberagaman-dalam-masyarakat-indonesia?page=all. Diunduh 20 Juli 2021.
https://tirto.id/apa-saja-contoh-akulturasi-dalam-masyarakat-indonesia-gaJk. Diunduh 20 Juli 2021
https://jabar.idntimes.com/hype/fun-fact/reza-iqbal/tradisi-unik-masyarakat-adat-khas-indonesia-regional-jabar/9. Diunduh 20 Juli 2021.
https://pontas.id/2020/12/23/bali-jadi-contoh-nyata-untuk-kedepankan-toleransi-antar-umat-beragama/. Diunduh 23 Juli 2021.
https://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Batak. Diunduh 24 Juli 2021.
https://kumparan.com/viral-food-travel/34-pakaian-adat-indonesia-beserta-nama-namanya-1vlbHjRekMo#:~:text=34%20pakaian%20adat%20Indonesia%20merupakan,provinsi%20yang%20ada%20di%20Indonesia. Diunduh 24 Juli 2021.
https://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_bahasa_di_Indonesia. Diunduh 25 Juli 2021.
https://www.kompas.com/skola/read/2021/02/09/153918269/daftar-rumah-adat-di-indonesia. Diunduh 25 Juli 2021.
https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-50740353. Diunduh 26 Juli 2021.
https://id.quora.com/Apa-saja-perbedaan-kebaya-Bali-dan-kebaya-Jawa. Diunduh 27 Juli 2021.
Informasi Terkini seputar sekolah kristen BPK PENABUR
Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur