Perjalanan Rohani yang Berkelanjutan
BERITA LAINNYA - 15 February 2025
Setiap orang bertumbuh dan berkembang. Dari bayi, menjadi anak-anak, ke remaja, dan akhirnya orang dewasa. Pertumbuhan fisik akan berhenti di sekitar umur 18-20 tahun. Namun, pertumbuhan seseorang tidak hanya di fisiknya saja, tapi juga di sifat mereka. Berbeda dengan fisik, sifat tidak berhenti berubah dan berkembang.
Kedewasaan seseorang biasanya dinilai dari sifat mereka, apakah sifat mereka seperti orang dewasa, atau semacam itu. Sifat orang dewasa umumnya berkenaan pengelolaan emosi yang baik. Pengelolaan emosi yang baik akan membuat pengambilan keputusan tidak terburu-buru dan tidak impulsif.
Lukas 4:1-11 merupakan kisah di mana kedewasaan Tuhan Yesus dites oleh iblis, di mana iblis memberikan pilihan alternatif yang lebih baik. Iblis sengaja memberikan tawaran yang menggiurkan di saat Yesus sudah lama berpuasa dan merasa lapar. Secara biologis, otak memang bekerja lebih lambat saat lapar, sehingga otak kurang bisa mengelola emosi. Iblis mengetahui itu dan menggunakan kesempatan itu untuk mengambil kemungkinan lebih besar Yesus menerima tawarannya secara impulsif.
Akhirnya, Yesus membuktikan kedewasaan-Nya dengan menolak dan melawan cobaan Yesus. Bahkan yang menurut saya menarik, iblis menggunakan firman Tuhan dengan konteks yang salah untuk mencoba menipu-Nya (ayat 10-11), tetapi Yesus tetap bisa menangkap konteks yang salah itu.
Dari ayat, saya belajar dari Tuhan Yesus mengenai perilaku-Nya. Di saat iblis memberikan tawarannya, Yesus membalas dengan sebuah firman (atau Ia katakan “tulisan”). Dengan membaca firman Tuhan lewat Alkitab, saya bisa juga mengikuti perilaku-Nya. Saya dapat memperkaya diri saya dengan firman-Nya, sehingga di saat saya di keadaan emosi terpuruk, saya tetap bisa memegang firman-Nya dan tetap membuat keputusan yang baik. Di saat itulah baru saya menganggap bahwa diri saya itu dewasa.
Saya masih belum bisa seperti Yesus, sepenuhnya mengambil keputusan dengan baik tanpa pengaruh dari emosi yang menekan. Namun, saya seringkali memikirkan kembali keputusan yang saya ambil setelah beberapa waktu, dan memikirkannya kembali setelah emosi saya sudah stabil, sehingga saya dapat mengganti keputusan saya. Saya sadar saya tidak bisa selalu mengganti keputusan saya, dan itu menjadi alasan untuk saya berusaha lebih dewasa.
Dari segi kedewasaan, diri saya masih banyak bolongnya. Oleh karena itu, kedewasaan menjadi tujuan besar yang saya akan tempuh sedikit demi sedikit di sepanjang hidupku. Lewat membaca Alkitab dan mengenal Tuhan lebih lagi, saya bisa menjadi pribadi yang lebih dewasa.
Informasi Terkini seputar sekolah kristen BPK PENABUR
Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur