Perang Rusia-Ukraina Melalui Perspektif Sosiologi

BERITA LAINNYA - 26 November 2023

Perang Rusia-Ukraina Melalui Perspektif Sosiologi 

Renata Tania Irawan - XI IPS 1

 

Konflik antara Rusia dan Ukraina yang semakin memanas akhirnya berujung pada peperangan. Rusia menyatakan perang dengan Ukraina pada 24 Februari 2022 silam. Banyak pihak berspekulasi mengenai penyebab pertikaian dua negara tersebut. Namun ternyata, kedua pihak berada dalam relasi buruk sejak 2014. Sebelum mengupas masalah konflik yang terjadi saat ini, kita harus melihat sejarah kedua pihak. 

 

Pada 2014, Rusia memutuskan untuk mengambil pulau Krimea. Keputusan tersebut dilakukan setelah terjadinya pelengseran presiden pro-rusia, Viktor Yanukovych. Hal tersebut terjadi karena revolusi atas ketidakpuasan rakyat yang menolak supremasi Rusia. Namun, masyarakat Krimea yang pro-rusia meyakini bahwa ia merupakan korban kudeta. Gerakan separatis untuk menggabungkan diri dengan Rusia muncul, dan pasukan Rusia menempati Krimea. Secara historis, Ukraina memang bergabung dengan Rusia sebelum keruntuhan Uni Soviet. Akhirnya, aneksasi Krimea diselesaikan dengan ratifikasi perjanjian, dan UU yang ditandatangani Putin yang meresmikan integrasi Krimea menjadi wilayah Rusia.

Pada 2022, Ukraina memutuskan untuk bergabung ke dalam NATO. Kebijakan tersebut membuat Ukraina menjadi pro barat, sehingga presiden Rusia, Vladimir Putin, memulai serangan pada Ukraina. Hal ini disebabkan Putin tidak ingin pasukan barat berada dekat dengan perbatasannya. Keputusan tersebut juga menggagalkan usaha Putin untuk menarik Ukraina kembali menjadi bagian dari Rusia. 

 

Menurut sisi sosiologis, terdapat 3 teori mengenai penyebab kekerasan. Teori tersebut adalah faktor individual, kelompok, dan dinamika kelompok. Perang antara Rusia dan Ukraina termasuk kedalam faktor dinamika kelompok. Faktor dinamika kelompok menjelaskan bahwa kekerasan disebabkan oleh perubahan yang terlalu cepat dan besar dalam masyarakat. Perang ini disebabkan karena perubahan Ukraina menjadi pro barat yang relatif cepat menimbulkan rasa ketidakpuasan Rusia. Oleh karena itu, perang tersebut disebabkan oleh faktor dinamika kelompok.

Menurut pendapat saya, seharusnya Ukraina belajar dari sejarah. Thailand merupakan negara yang tidak pernah merasakan penjajahan kolonialisme. Padahal pada kala itu, Thailand berlokasi di tengah-tengah perbatasan wilayah penjajah kolonial Spanyol dan Portugis. Hal tersebut dapat terjadi karena Thailand memutuskan untuk menjadi pihak netral, tidak memihak kepada Spanyol maupun Portugis. Besar kemungkinan Ukraina dapat terhindar dari perang ini jika tidak bergabung dengan NATO.

 

Lantas, bagaimana solusi untuk menyelesaikan perang ini? Sebaiknya kedua negara bertemu dan mencari solusi dengan cara diplomasi. Perang dengan senjata  hanya akan memakan lebih banyak korban jiwa, dan menghabiskan kas kedua negara. Negosiasi untuk mencapai perdamaian dapat dilakukan oleh kedua pihak. Jika kedua pihak sama-sama bernegosiasi dengan baik dan saling menurunkan tuntutan, akan lebih besar kemungkinannya bagi mereka untuk menemukan jalan tengah dan berdamai.



Daftar pustaka:

Tags:

Informasi Terkini seputar sekolah kristen BPK PENABUR

Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur

BERITA LAINNYA - 15 April 2021
Hari Diabetes Nasional : Apa itu Diabetes?
BERITA LAINNYA - 03 May 2021
SMA KRISTEN PENABUR Harapan Indah Angkatan 11 - ...
INFO KELULUSAN, SMA KRISTEN PENABUR Harapan Indah...
BERITA LAINNYA - 07 May 2021
Does Your IQ Really Matter?
Intelligence Quotient (IQ), Spiritual Quotient (S...
BERITA LAINNYA - 10 May 2021
Hari Lupus Sedunia
Hari Lupus Sedunia
BERITA LAINNYA - 25 May 2021
Buah Manis dari Pengorbanan
Buah Manis dari Pengorbanan
BERITA LAINNYA - 04 April 2022
EXCELSIOR, An Event that Lingers
BERITA LAINNYA - 13 April 2022
GEJALA GELOMBANG KEHIDUPAN
GEJALA GELOMBANG KEHIDUPAN
BERITA LAINNYA - 08 April 2022
Greedy King
Greedy King
BERITA LAINNYA - 09 April 2022
The Day I Released My First Song
The Day I Released My First Song
BERITA LAINNYA - 11 April 2022
Summer Camp
Summer Camp
BERITA LAINNYA - 11 September 2023
Didiklah orang muda menurut jalan yang patut bagi...
BERITA LAINNYA - 01 September 2023
Black Death: Waves of Death, belajar mengenal pan...
Black Death: Waves of Death..
BERITA LAINNYA - 02 September 2023
Kuliner Indonesia: Kelezatan yang Memikat Lidah D...
Kuliner Indonesia: Kelezatan yang Memikat Lidah D...
BERITA LAINNYA - 03 September 2023
Membongkar Sejarah Tersembunyi: Jejak Eksklusif F...
Membongkar Sejarah Tersembunyi: Jejak Eksklusif F...
BERITA LAINNYA - 04 September 2023
E-SPORT: The Next Generation of Sport
E-SPORT: The Next Generation of Sport
BERITA LAINNYA - 06 February 2024
Benci Jadi Cinta, sebuah RESENSI
BERITA LAINNYA - 07 February 2024
Petualangan Menyelamatkan Dunia! sebuah RESENSI
Petualangan Menyelamatkan Dunia! sebuah RESENSI
BERITA LAINNYA - 08 February 2024
Dua Beda, Saling Menjaga,, sebuah RESENSI
Dua Beda, Saling Menjaga,, sebuah RESENSI
BERITA LAINNYA - 09 February 2024
Gunung Dasyat Membuat Seluruh Mahkluk Takut, sebu...
Gunung Dasyat Membuat Seluruh Mahkluk Takut, sebu...
BERITA LAINNYA - 10 February 2024
Burberry, sebuah resensi..
Burberry, sebuah resensi..
BERITA LAINNYA - 05 July 2024
STOP Overthinking
BERITA LAINNYA - 06 July 2024
Mengampuni 70x7
Daily Rimender
BERITA LAINNYA - 07 July 2024
Pantang Menyerah
Daily Reminder
BERITA LAINNYA - 08 July 2024
Beriman: Jaminan Keselamatan
Daily Reminder
BERITA LAINNYA - 09 July 2024
Beribadah Bukan untuk Dipamerkan
Daily Reminder

Choose Your School

GO