Penerus Harapan Bangsa

BERITA LAINNYA - 17 November 2021

Penerus Harapan Bangsa

Ariella M. P. P. Siahaan dan Made Ayu Aneira Widiana

 

 

     Belum lama ini, tepatnya pada 10 November, warga Indonesia bersama-sama memperingati Hari Pahlawan Nasional dengan tujuan untuk mengenang jasa para pahlawan dalam memperjuangkan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang kita cintai ini. Namun, apakah kita sudah betul-betul memaknai Hari Pahlawan Nasional tersebut? Ataukah kita hanya menjalani upacara dan mengheningkan cipta sebagai suatu formalitas?

      Pahlawan secara harfiah adalah orang yang menonjol karena keberanian dan pengorbanannya dalam membela kebenaran; pejuang yang gagah berani. Dari arti harfiah ini, dapat diketahui bahwa pahlawan adalah orang yang bersedia berkorban. Memang pada zaman saat penjajahan, sebutan “pahlawan” dikhususkan kepada mereka yang bersedia untuk berkorban atas nyawanya dalam perang merebut kemerdekaan. Lantas demikian, bagaimana Indonesia yang sudah merdeka ini bisa melahirkan pahlawan-pahlawan baru? Haruskah kita mengorbankan nyawa kita masing-masing untuk bisa menjadi pahlawan?

     Apabila kita melihat kondisi negara Indonesia selama pandemi Covid-19 ini, tentu kita tidak asing mendengar kata “pahlawan garda terdepan” yang merujuk pada para tenaga medis yang berjuang menangani dan melawan virus Covid-19. Tenaga kesehatan seperti dokter dan perawat rela melepaskan ego dan kepentingan diri tiap-tiap dari mereka guna membaktikan diri untuk melayani masyarakat Indonesia. Melalui kedua contoh tersebut kita dapat menemukan beberapa persamaan baik yang dimiliki oleh pahlawan nasional pada zaman penjajahan maupun tenaga kesehatan di tengah pandemi. Persamaan tersebut terletak pada pengorbanan, keberanian, dan tekad untuk membawa dampak positif di tengah bangsa.

     Percayakah kamu jika sebenarnya siapapun, termasuk dirimu, bisa menjadi pahlawan atas kesediaan untuk mengorbankan waktu, tenaga dan ego? Walaupun terdengar klise, mengorbankan waktu, tenaga, apalagi ego untuk kepentingan lain di luar kepentingan sendiri bukanlah hal yang mudah. Ada banyak rintangan di setiap proses yang harus dilalui dalam membentuk dan mempersiapkan diri menjadi seorang pahlawan. Sama halnya dengan para pahlawan nasional yang juga harus menghadapi banyak rintangan dan tantangan dalam melawan penjajah. Namun, pastinya bentuk rintangan yang dihadapi pahlawan nasional dahulu tidak akan sama dengan rintangan yang dihadapi bangsa Indonesia di masa ini.

 

       Pahlawan-pahlawan nasional yang telah gugur di masa penjajahan pasti memiliki harapan besar dan cita-cita yang tinggi atas negara tercinta ini. Tertuang dalam alinea keempat pembukaan UUD NRI Tahun 1945 bahwa ada empat tujuan nasional bangsa Indonesia, yakni antara lain: melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban manusia. Maka demikian, kita sebagai generasi harapan bangsa perlu bertanya kepada diri masing-masing apakah kita sudah berkontribusi dalam mewujudkan tujuan nasional bangsa Indonesia. Jika belum, inilah saatnya kita bersama-sama memulai proses membentuk diri menjadi pahlawan harapan bangsa.

       Perkembangan zaman sudah merubah arti dari pahlawan yang awalnya dikhususkan untuk orang yang berkorban dalam perjuangan meraih kemerdekaan menjadi orang-orang yang bersedia mengorbankan waktu, tenaga, dan egonya dalam rangka meneruskan harapan pahlawan nasional yang sudah gugur sebelumnya. Orang-orang yang dimaksud itu adalah kita, para penerus bangsa. Penerus bangsa memiliki keharusan untuk membawa perubahan dan kemajuan bagi bangsa kita tercinta, Indonesia. Kalau selama ini, generasi sebelum kita masih belum bisa membawa kemajuan dan perubahan besar karena kesalah-kesalahan dalam cara berpikir (mindset). Kita, sebagai generasi penerusnya sudah seharusnya berdiri sebagai pendobrak.

       Generasi penerus bangsa harus memiliki mindset yang dewasa. Dewasa dalam arti teguh pada prinsip, menghargai orang lain, memaafkan kesalahan orang lain, dan rela berkorban bagi sesama. Namun, apakah kita sebagai seorang remaja yang masih berada di tingkat SMA bisa memiliki mindset ini secara instan? Tentu jawabannya tidak. Mindset akan tumbuh ketika didasari dengan keinginan untuk berubah menjadi lebih baik dari diri kita sebelumnya serta peran lingkungan yang mendukung tumbuhnya mindset tersebut.

      Mungkin akan muncul pertanyaan “Lalu sebagai siswa-siswi yang duduk dibangku SMA, kita tidak bisa berbuat apa-apa dong agar menjadi pahlawan?” Mindset tidak harus selalu dikaitkan dengan hal-hal besar dan rumit. Justru, mindset yang wajib kita miliki sebagai pelajar SMA adalah pemikiran-pemikiran yang menjauhkan prinsip “tujuan kita bersekolah itu hanya supaya kita bisa bekerja, sukses, dan kaya” atau seperti “bersekolah itu supaya bisa bertemu dengan kakak kelas tampan atau cantik” “atau bahkan “bersekolah itu hanya supaya bisa memperoleh uang saku dari orang tua”, dan masih banyak lagi mindset-mindset atau cara berpikir lainnya yang mungkin beberapa pelajar SMA miliki. Mindset ini sudah seharusnya dibuang dan dihilangkan dari setiap individu penerus bangsa karena jika mindset tersebut terus-menerus dijadikan acuan dalam belajar dan bersekolah, maka edukasi akan kehilangan makna yang sesungguhnya. Kembali lagi, ketika kita ingin menjadi pahlawan, kepentingan orang lain dan sekitar kita lebih didahulukan daripada kepentingan pribadi.

     Oleh karena itu, kita, sebagai generasi penerus bangsa yang notabene adalah pelajar SMA tidak sepatutnya memandang rendah pentingnya edukasi dan sekolah. Sekolah adalah tempat kita menuntut ilmu dan menjadi dasar untuk kita agar bisa mewujudkan harapan pahlawan terdahulu. Jadilah pahlawan generasi muda yang tak pernah berhenti berkorban, berkarya, berusaha, dan bertumbuh menjadi penerus harapan bangsa. Mari terus berproses bersama dalam mewujudkan cita-cita pahlawan nasional.

Informasi Terkini seputar sekolah kristen BPK PENABUR

Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur

BERITA LAINNYA - 17 June 2021
SISWA SMA KRISTEN PENABUR HARAPAN INDAH YANG DITE...
BERITA LAINNYA - 19 June 2021
KSN KOTA BEKASI - Selamat untuk siswa/i SMAK PENA...
SMAK PENABUR Harapan Indah, KSN Kota Bekasi, Biol...
BERITA LAINNYA - 04 August 2021
THE TREMENDOUS EFFECT OF A MISCONCEPTION
THE TREMENDOUS EFFECT OF A MISCONCEPTION
BERITA LAINNYA - 19 July 2021
MENGENAL KARAKTERISTIK GENERASI Z DALAM KONSELING
MENGENALI KARAKTERISTIK GENERASI Z DALAM KONSELING
BERITA LAINNYA - 04 August 2021
Pentingnya ASI untuk Bayi
Pentingnya ASI untuk Bayi
BERITA LAINNYA - 09 February 2022
Menilik Sisi Lain Wisata Bali selain Kuta
BERITA LAINNYA - 07 February 2022
Meneguhkan Hati dalam Mencapai Tujuan Hidup
Meneguhkan Hati dalam Mencapai Tujuan Hidup
BERITA LAINNYA - 08 February 2022
Bejana Berhubungan
Bejana Berhubungan
BERITA LAINNYA - 05 February 2022
DOPPLER INSIGHT
DOPPLER INSIGHT
BERITA LAINNYA - 09 February 2022
Sejarah : Bergerak ke Selatan
Bergerak ke Selatan
BERITA LAINNYA - 14 August 2023
Pelantikan Majelis Perwakilan Kelas, Periode 2023...
BERITA LAINNYA - 17 August 2023
Upacara Peringatan Hari Proklamasi Kemerdekaan ke...
Upacara Peringatan Hari Proklamasi Kemerdekaan ke...
BERITA LAINNYA - 18 August 2023
19 Siswa SMAK PENABUR Harapan Indah, penerima Anu...
19 Siswa SMAK PENABUR Harapan Indah, penerima Anu...
BERITA LAINNYA - 18 August 2023
Daily Inspiration, 18 Agustus 2023
Daily Inspiration, 18 Agustus 2023
BERITA LAINNYA - 20 August 2023
Daily REMINDER, Minggu 20 Agustus 2023
Daily REMINDER, Minggu 20 Agustus 2023
BERITA LAINNYA - 14 January 2024
Memahami dan Mengatasi Pelecehan Seksual: Membang...
BERITA LAINNYA - 15 January 2024
Mendekati Era Cashless dengan QRIS
Mendekati Era Cashless dengan QRIS
BERITA LAINNYA - 16 January 2024
Rokok, Pedang Bermata Dua
Rokok, Pedang Bermata Dua
BERITA LAINNYA - 18 January 2024
Peran Indonesia dalam Mendirikan Gerakan Non-Blok
 Peran Indonesia dalam Mendirikan Gerakan Non-Blok
BERITA LAINNYA - 19 January 2024
Peran Indonesia dalam United Nations Emergency Fo...
Peran Indonesia dalam United Nations Emergency Fo...
BERITA LAINNYA - 05 September 2024
Damai di Tengah Badai: Berpegang pada Janji Tuhan
BERITA LAINNYA - 06 September 2024
Takut pada Siapa? Ketika Tuhan Menemani
Takut pada Siapa? Ketika Tuhan Menemani
BERITA LAINNYA - 07 September 2024
Tukarkan Amarah dengan Kasih: Rahasia Hidup Bahag...
Tukarkan Amarah dengan Kasih: Rahasia Hidup Bahag...
BERITA LAINNYA - 07 September 2024
Menghadapi Badai Hidup: Belajar dari Kisah Elia
Menghadapi Badai Hidup: Belajar dari Kisah Elia
BERITA LAINNYA - 22 July 2024
Allah selalu menyertai
DAILY REMINDER

Choose Your School

GO