Menelusuri akar Gerakan 30 September 1965/PKI

BERITA LAINNYA - 09 October 2021

Menelusuri akar Gerakan 30 September 1965/PKI

 

             Peristiwa Gerakan 30 September 1965, tidak bisa dilihat hanya dari ujungnya, yaitu tentang gugurnya 6 Jenderal dan 3 perwira Angkatan Darat dan 1 perwira polisi. Gugurnya para Pahlawan Revolusi itu berakar dari perseteruan panjang antara kelompok komunis dan anti komunis di Indonesia.  Mari kita lihat sejenak ke belakang, sebelum pecahnya peristiwa berdarah tersebut.

            Komunisme  masuk ke Indonesia dibawa oleh seorang berkebangsaan Belanda yaitu Hendricus Josephus Franciscus Marie Sneevliet[1]. Dia mendirikan Indische Sociaal Democratische Vereeniging (ISDV) pada tahun 1914, cikal bakal dari Partai Komunis Indonesia. Komunisme diterima di Indonesia karena buruknya perlakuan pemerintah Hindia Belanda terhadap rakyat terutama masyarakat kecil. Pemerintah negeri jajahan tidak memiliki strategi khusus untuk meningkatkan derajat dan penghasilan rakyat kecil, hanya segelintir penguasa lokal dan pengusaha timur asing yang mendapat manfaat dari kuasa mereka di Indonesia.

            Kondisi ini akhirnya memberi peluang terhadap menyebarnya ajaran komunisme yang dalam kasus Indonesia, ingin mengusir penjajah Belanda dan membentuk masyarakat adil dan sejahtera. Pendekl kisah, kaum komunis Indonesia akhirnya melakukan upaya revolusi untuk menggulingkan pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1926 hingga 1927, namun seperti yang sudah bisa diterka, pemberontakan itu gagal total. Hal ini diakibatkan oleh persiapan yang tidak matang, dan kurangnya dukungan daripada rakyat. Belum lagi perpecahan[2] di kalangan pemimpin komunis Indonesia yang merasa bahwa upaya  itu sangatlah tidak tepat dan terlalu teegesa-gesa. [3]

       Kegagalan pemberontakan berakibat buruk kepada PKI. Sekitar 13.000 orang ditangkap karena dianggap terlibat dalam peristiwa itu. Kira-kira 4.500 orang dijebloskan ke dalam penjara, serta 1.300 orang dikirim ke kamp penjara mengerikan di Bouven Digul, Papua.[4]   Setelah itu PKI dan gerakan komunis lainnya di Indonesia mati dan tiarap selama 20 tahun kemudian. Kelompok komunis baru muncul lagi setelah Indonesia merdeka. Namun karena kondisi perjuangan Indonesia melawan Belanda yang ingin kembali berkuasa di Indonesia, akhirnya kelompok komunis berdiri di belakang Soekarno dan Hatta dan bersama melawan Belanda.

         Namun situasi ini tidak bertahan lama, pada tahun 1948, Musso, seorang pemimpin PKI yang pada tahun 1927 berhasil kabur dan lepas dari kejaran Polisi Belanda, kembali ke Indonesia. Dalam tempo beberapa bulan dia berhasil mengumpulkan pendukungnya dan menyalahkan pemerintah atas kerugian Indonesia dalam perjanjian Renville. Musso dan Amir Syarifudin, mantan Perdana Menteri memimpin pemberontakan PKI di Madiun. Mereka mendeklarasikan Negara Soviet Indonesia. Namun sekali lagi, pemberontakan ini gagal total, rakyat berdiri kokoh di belakang Soekarno dan Hatta. TNI diturunkan untuk membasmi pemberontakan ini, Musso dan Amir Syarifudin meninggal dalam konflik berdarah tersebut.[5] Sekali lagi upaya kaum komunis untuk membentuk masyarakat tanpa kelas gagal total.

______________________

[1] Baca selengkapnya di artikel "Peran Sejarah Henk Sneevliet sebagai Mahaguru Pendiri PKI", https://tirto.id/cokh
[2] Baca Tan Malaka : menuju Republik Indonesia.
[3] MC. Ricklefs : Sejarah modern Indonesia, hlm 385
[4] Ibid
[5] https://historia.id/politik/articles/jalan-baru-musso-dalam-peristiwa-madiun-PeGqD/page/2

 

Musso

          Namun pada perkembangannya PKI ternyata tidak kehabisan pemimpin. Meskipun telah kalah di Madiun pada tahun 1948, ternyata kaum komunis tidak bisa dihabisi. Beberapa dari antara mereka masih selamat dari pengejaran TNI pada tahun 1948 tersebut. Hal ini juga terjadi karena TNI waktu itu juga sedang fokus melawan Agresi Militer Belanda yang II. Konsentrasi akhirnya terpecah, maka loloslah beberapa pemimpin kaum komunis yang nantinya akan memimpin PKI di masa depan.

             Sebut saja D.N. Aidit, Lukman dan Nyoto, anak-anak muda ini lah yang nanti memimpin PKI setelah Indonesia menerima kedaulatan dan pengakuan dari Belanda pada tahun 1949. Namun kali ini mereka mengubah haluan menjadi partai yang lebih bersahabat. Pengalaman pahit masa lalu sebagai partai “pemberontak” ingin  diubah image nya oleh Aidit dkk. Yang paling menarik misalnya, dalam Dewan Konstituante,[6] alih-alih mengusulkan Komunisme sebagai dasatr negara, PKI malah mendukung Pancasila sebagai dasar negara. +Hal ini menunjukkan adanya perubahan strategi dalam politik praktis PKI.

              

Soekarno dan Aidit

____________________

[6] Lembaga yang dibentuk lewat Pemilu 1955 sebagai Lembaga pembuat Undang-Undang Dasar pengganti UUD 1950 sementara,

          Secara perolehan suara ternyata strategi ini juga berbuah manis. Dalam Pemilu 1955, PKI memperoleh 6.176.914 suara atau 16,4% dari suara sah pemilu. Dari hasil suara ini mereka berhak atas 39 kursi di DPR. Jika dilihat secara nasional, PKI menempati peringkat ke 4, di bawah PNI (22,3% suara nasional), Masyumi (20,9% suara nasional) dan NU (18,4 % suara nasional, sebuah pencapaian yang sangat hebat di tengah buruknya stigma PKI sebagai partai pemberontak. [7]

         Hal ini tidak lepas juga dari strategi PKI yang mendekati masyarakat bawah lewat program pro rakyat seperti membangun jembatan, membangun sekolah, rumah, bendungan, WC, kamar mandi umum, saluran air bahkan membasmi hama di lahan pertanian pedesaan. Dalam hal meningkatkan kualitas SDM misalnya, PKI membuka kursus-kursus pemberntasan buta huruf, membentuk kelompok-kelompok olahraga, komunitas music desa dan menolong orang-oang kecil pada saat-saat sulit. Istilahnya PKI memberikan harapan bagi orang-orang miskin dan kecil akan masa depan mereka.[8]

       Pendeknya PKI mendapatkan banyak pendukung lewat strategi barunya. Semakin hari, PKI semakin banyak pendukung juga musuh. Kelompok Islam misalnya yang diwakili oleh Masyumi sangat anti terhadap PKI, karena banyak hal terutama karena alasan filsafat materialisme yang dianut oleh PKI soal keyakinan kepada entitas Tuhan. Belum lagi PKI yang mengganggap para Kiyai di desa-desa yang menguasai tanah yang luas sebagai kaum borjuis yang harus disingkirkan, maka jurang perbedaan antara PKI dan para ulama dan umat Islam makin besar bahkan beberapa berujung kepada konflik berdarah.

       PKI bertambah kuat ketika pada tahun 1959, Soekarno mengeluarkan Dekrit yang mengembalikan sistem presidensial dan UUD 1945 serta memulai apa yang dia sebut sebagai Demokasi Terpimpin.[9] Masyumi dibubarkan pada tahun 1960 karena dianggap terlibat dalam pemberontakan PRRI/Permesta , sebuah Partai Islam modern yang sangat anti komunis akhirnya lenyap di tangan Soekarno, sebuah kemunduran besar dalam sejarah Demokrasi Indonesia. Akhirnya PKI semakin mendapatkan tempat yang utama di berbagai lembaga pemerintahan, hal ini tidak lepas dari dukungan penuh mereka kepada Soekarno dan Demokrasi Terpimpinnya.

      Dengan bubarnya Masyumi, maka saat ini poros politik berubah. PKI menjadi pendukung Soekarno namun juga “memanfaatkan” Soekarno sebagai bumper dalam menghadapi salah satu kekuatan anti komunis saat itu yaitu Angkatan Darat. Sejak dipimpin Jenderal A.H. Nasution, Angkatan Darat memang berjarak bahkan berkonflik dengan PKI, hal ini tidak lepas dari dendam masa lalu peristiwa Madiun 1948, juga condongnya PKI ke Soviet serta upaya mogok simpatisan PKI di perusahaan-perusahaan negara yang pada saat itu mayoritas dipimpin oleh perwira Angkatan Darat.

       Pada tahun 1962, Soekarno melantik Letnan Jenderal Ahmad Yani sebagai Panglima Angkatan Darat. Yani juga dikenal sangat anti PKI. Dia berkampanye keliling Indonesia untuk mengajak rakyat menolak PKI. Yani beranggapan PKI hanya mendompleng Soekarno untuk memuluskan kepentingan politik mereka. Namun Yani tidak secara terang-terangan bersikap frontal karena Presiden Soekarno telah mencanangkan sebuah fatsun politik yang disebut   NASAKOM, yaitu upaya persatuan antara kelompok Nasionalis, Agama dan Komunis. Soekarno ingin agar 3 kekuatan besar ini bersatu padu menyelesaiakn Revolusi Indonesia.[10]

____________________

[7] Ricklef, op cit hlm: 520
[8] Ibid hlm: 517
[9] Demokasi Terpimpin adalah konsep Demokrasi yang menurut Soekarno cocok dengan budaya Indonesia. Menurutnya Demokrasi ala barat tidak tepat dijalankan di Indonesia, buktinya selama 1950-1959, terjadi setidaknya pergantian 7 kabinet pemerintah. Maka Demokrasi Liberal ala barat harus diganti menjadi Demokrasi Terpimpin di mana musyawarah dan mufakat serta gotong royong menjadi pedoman utamanya.
[10] https://historia.id/politik/articles/jenderal-yani-menolak-nasakomisasi-DEae4/page/2  

 

Soekarno dan Letjen Ahmad Yani (kanan)

       Kalau bisa digambarkan secara imajiner, kekuatan politik kala itu (1960-1965) berbentuk segitiga, dimana Soekarno ada di puncaknya, PKI ada di kiri bawah dan Angkatan Darat di kanannya. Ketiganya saling memainkan peran masing-masing, terlihat damai dan tenang di permukaan namun bergejolak di arus bawah. Soekarno sebagai patron politik kala itu, mencoba menyeimbangkan antara dua kekuatan besar itu. caranya, PKI tidak diberikan pos penting di dalam kabinet, dan Angkatan Darat juga dirangkul dan disertakan dalam kabinet.

          Namun strategi ini tidak selalu ideal dalam setiap masa, segitiga itu kapan saja bisa runtuh jika terjadi perubahan politik. Pada akhir tahun 1964, beredar kabar bahwa Presiden Soekarno sakit keras. Situasi ini tentu sangat penting bagi PKI dan Angkatan Darat. Jika seandainya Soekarno wafat, maka PKI dan Angkatan Darat berada dalam posisi berhadap-hadapan yang dipastikan akan berakhir kepada perang saudara. Angkatan Darat sudah mencium gelagat bahwa PKI akan mengulangi kebiasaan pemberontakannya, bahayanya kali ini massa nya sangat lah besar. Diperkirakan sekitar 20.000.000 simpatisan dan anggota PKI pada periode Demokrasi Terpimpin. Arah menuju pemberontakan ini makin menjadi jelas ketika Aidit menyampaikan ide kepada Soekarno untuk membentuk Angkatan Kelima. Angkatan Kelima ini adalah upaya mempersenjatai buruh dan petani sebanyak 15 juta orang [11] untuk melengkapi 4 angkatan lainnya yaitu Angkatan Darat, Laut, Udara dan Kepolisian.

      Ahmad Yani selaku Panglima Angkatan Darat tentu menolak usul Aidit tersebut, alasannya jelas, jika petani dan buruh dipersenjatai maka PKI dikhawatirkan akan melancarkan sebuah pemberontakan dan mengubah Indonesia menjadi negara komunis. Ide ini akhirnya batal dilakukan. Dari berbagai macam peristiwa tadi sudah terlihat jelas jurang pertikaian antara PKI yaitu Aidit dkk dan Angkatan Darat yaitu Ahmad Yani dkk. Tinggal menunggu sebuah pemantik, ketegangan itu akan berubah menjadi sebuah konflik berdarah dan mengubah sejarah Indonesia.

       Isu Soekarno sakit keras mulai pudar, ternyata Soekarno baik-baik saja. Namun menjelang bulan Oktober 1965, terdengarlah isu bahwa ada sekelompok Jenderal yang akan melaksanakan kudeta kepada Presiden Soekarno. “Dewan Jenderal” ini akan melakukan kudeta menggulingkan pemerintah. Isu ini tentu saja mengarah kepada Ahmad Yani dan pemimpin Angkatan Darat lainnya. Namun secara tegas Yani mengatakan bahwa Dewan Jenderal hanya lah isu kosong yang ingin memperkeruh situasi untuk kepentingan politik tertentu.

        Suasana pun semakin tegang. Hingga malam 30 September 1965 atau lebih tepatnya subuh 01 Oktober 1965, sekelompok pasukan Cakrabirawa (Pasukan pengaman Presiden Soekarno) di bawah komando Letnan Kolonel Untung berbagi tugas menuju kediaman 7 Jenderal Angkatan Darat yaitu :

  1. Jenderal Abdul Haris Nasution : Kepala Staf Angkatan Bersenjata( mantan Panglima Angkatan Darat).
  2. Letnan Jenderal Ahmad Yani Menteri Panglima Angkatan Darat
  3. Mayor Jenderal Raden Soeprapto Deputi II Menteri/Panglima Angkatan Darat Jakarta.
  4. Mayor Jenderal Mas Tirtodarmo Haryono Deputy III Menteri/Panglima AD (1964).
  5. Mayor Jenderal Siswondo Parman Asisten 1 menteri/Pangliman AD
  6. Brigadir Jenderal Donald Isaac Panjaitan Asisten IV Menteri/Panglima AD
  7. Brigadir Jenderal Sutoyo Siswodiharjo Inspektur Kehakiman/Oditur Angkatan Darat[12]

 

         Kisah berikutnya kita semua sudah tahu persis, 6 Jenderal Angkatan Darat itu dengan keji diculik lalu dibunuh, bahkan dimasukkan ke dalam sebuah sumur di kawasan Lubang Buaya, Jakarta Timur. Jenderal A.H. Nasution berhasil lolos dari penculikan, namun Putrinya Ade Irma Suryani meninggal terkena tembakan. Lettu Piere Tendean ajudan Jenderal Nasution juga turut diculik serta dibunuh bersama dengan 6 Jenderal lainnya.

_____________________

[11] https://www.kompas.com/stori/read/2021/09/17/150000779/angkatan-kelima-gagasan-partai-komunis-indonesia?page=all  

[12] https://news.detik.com/berita/d-5744561/7-pahlawan-revolusi-korban-g30spki-ini-profil-lengkapnya/2  

Pengangkatan jenazah 6 jenderal korban G30S,1965

       Bung Karno berjiarah ke makam Pahlawan Revolusi di TMP Kalibata

 

 

 

(Bersambung).

Daftar Pustaka

 

Ricklefs, MC. 2010. Sejarah Indonesia Modern. Jakarta: Serambi.

Tirto.id,  04 Oktober 2021

Historia.id, 04 Oktober 2021

Kompas.com, 04 Oktober 2021

Detik.com, 04 Oktober 2021

Informasi Terkini seputar sekolah kristen BPK PENABUR

Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur

Berita BPK PENABUR Jakarta - 30 October 2020
Tetap Semangat di Masa Pandemi
Berita BPK PENABUR Jakarta - 09 November 2020
Tetap Semangat di Masa Pandemi - 2
Berita BPK PENABUR Jakarta - 06 November 2020
Semakin Giat Meraih Prestasi
Berita BPK PENABUR Jakarta - 18 August 2021
Countdown AMAZING BENEFIT- 3 Days to go
Countdown AMAZING BENEFIT- 3 Days to go
Berita BPK PENABUR Jakarta - 18 August 2021
Pembukaan Masa Penerimaan Siswa Baru (PSB) BPK PE...
Pembukaan Masa Penerimaan Siswa Baru (PSB) BPK PE...
BERITA LAINNYA - 03 December 2021
Character Camp 2021
BERITA LAINNYA - 09 December 2021
Sulawesi Selatan : Tanah Eksotis yang Sarat Budaya
Sulawesi Selatan : Tanah Eksotis yang Sarat Budaya
BERITA LAINNYA - 09 December 2021
Mengulik Keindahan Budaya Sulawesi Barat
Mengulik Keindahan Budaya Sulawesi Barat
BERITA LAINNYA - 09 December 2021
Budaya di Balik Kota Seribu Gereja
Budaya di Balik Kota Seribu Gereja
BERITA LAINNYA - 10 January 2022
Claustrophobia Mendadak di Kelas
Claustrophobia Mendadak di Kelas
BERITA LAINNYA - 24 August 2023
Daily Inspiration, 24 Agustus 2023
BERITA LAINNYA - 26 August 2023
Etika di dunia maya, bagaimana kita seharusnya be...
Etika di dunia maya, bagaimana kita seharusnya be...
BERITA LAINNYA - 29 August 2023
Cocok untuk kamu yang susah tidur : Cara Mengatas...
Cocok untuk kamu yang susah tidur : Cara Mengatas...
BERITA LAINNYA - 27 August 2023
Daily REMINDER, 27 Agustus 2023
Daily REMINDER, 27 Agustus 2023
BERITA LAINNYA - 14 August 2023
Makna Proklamasi di mata anak muda ...
Makna Proklamasi di mata anak muda ...
BERITA LAINNYA - 10 February 2024
Burberry, sebuah resensi..
BERITA LAINNYA - 11 February 2024
Aku Harus Dikeluarkan dari Sekolah! sebuah RESENSI
Aku Harus Dikeluarkan dari Sekolah! sebuah RESENSI
BERITA LAINNYA - 12 February 2024
Idealisme Yang Berhadapan Dengan Cinta, sebuah RE...
Idealisme Yang Berhadapan Dengan Cinta, sebuah RE...
BERITA LAINNYA - 13 February 2024
Pembunuh Bayaran Paling Kuat Yang Pensiun, sebuah...
Pembunuh Bayaran Paling Kuat Yang Pensiun, sebuah...
BERITA LAINNYA - 14 February 2024
Si Malang Lail, sebuah RESENSI
Si Malang Lail, sebuah RESENSI
BERITA LAINNYA - 12 September 2024
Menerapkan Janji Tuhan Melalui Doa Sehari-hari
BERITA LAINNYA - 13 September 2024
Cobaan untuk Membentuk dan Menjadi Lebih Kuat
Cobaan untuk Membentuk dan Menjadi Lebih Kuat
BERITA LAINNYA - 13 September 2024
Tekun dan Setia adalah Cerminan Kasih Allah
Berbuat Baik adalah Cerminan Kasih Allah
BERITA LAINNYA - 14 September 2024
Menghadapi Tantangan Sehari-hari Dengan Kuasa Kri...
Menghadapi Tantangan Sehari-hari: Dengan Kuasa Kr...
BERITA LAINNYA - 14 September 2024
Kematangan Iman Teruji dari Pencobaan
Kematangan Iman Teruji dari Pencobaan

Choose Your School

GO