MEET and TALK
BERITA LAINNYA - 27 November 2020
MEET N TALK Sarasehan on line
“Merawat Kesehatan Mental dan Spritual Remaja di Masa Pandemi”
Remaja adalah kelompok usia yang berada pada rentang 10-18 tahun. Menurut para ahli, pada usia ini remaja berada pada fase perubahan (perkembangan) baik fisik maupun psikilogis. Hal ini juga mencakup emosi dan social.
Remaja memainkan banyak peran dalam masa tumbuh kembang ini. Selain sebagai siswa, sebagai anak, sebagai teman, juga sebagai jemaat Tuhan yang disiapkan untuk menjadi pribadi matang pengikut Kristus yang memiliki sikap spiritual dalam Kristus. Lalu bagaimana remaja Kristen menjadi alat Tuhan untuk memulihkan, merawat dan menciptakan suasan hati yang sehat secara mental dan rohani?
Pandemic berkepanjangan menimbulkan gejala cabin fever: perasaan gelisah, mudah tersinggung, marah, sedih bahkan depresi yang harus dikelola dengan baik. Kondisi ini melanda banyak orang tak terkecuali kaum remaja.
Tumbuh kembang remaja bukan hanya menjadi tanggung jawab pribadi remaja itu sendiri, tetapi juga banyak bagian yang mengambil bagian dalam hal ini. Menyadari hal ini, OSIS Bidang 1 SMAK HI mengadakan kegiatan MEET N TALK, adalah kegiatan sarasehan santai yang dilakukan secara virtual (on line) dengan menghadirkan pendeta dan psikolog sebagai narasumber.
Acara yang diadakan ini adalah bagian dari kegiatan rutin OSIS Bidang 1 SMAK HI berupa doa syafaat malam bersama keluarga besar SMAK HI yang diikuti oleh para siswa, guru dan karyawan di lingkungan SMAK HI. Namun kali ini kegiatan doa syafaat di buat dengan kemasan yang berbeda yaitu sarasehan virtual. Hal ini mencoba menjawab kerinduan kaum remaja untuk bisa saling komunikasi dan bertanya dengan pendeta dan psikolog untuk menjadi teman curhat bertumbuh bersama dalam merawat kesehatan mental dan spiritual remaja.
Kegiatan ini tidak hanya untuk remaja (siswa) di lingkungan SMAK HI, tetapi juga ditujukan secara terbuka untuk banyak remaja lain (teman-teman SMP) atau bahkan juga teman-teman di komunitas remaja Kristen lainnya, termasuk juga guru dan para orang tua. Orang tua? Kenapa ada orang tua? Karena orang tua juga memiliki peran yang besar dalam merawat mental dan spiritual remaja terlebih di masa pandemic ini, dimana semua kegiatan sungguhan harian lebih banyak dilakukan di rumah bersama orang tua juga.
Acara ini diawali dengan doa yang dipimpin oleh Pak Senohadi. Lalu berlanjut dengan mendengarkan pemaparan singkat dari kedua narasumber, kak Sammy & Pdt. Charlie, yang memaparkan seperti apa kondisi “sehat mental & spiritual remaja di tengah pandemic ini”. Acara ini digawangi oleh moderator cantik Sherren Perla dari XI IPS 1, yang ciamik memandu jalannya sarasehan ini. Beragam pertanyaan baik dari chat room maupun open mic disampaikan oleh audiens. Banyak tips yang disampaikan oleh para narasumber untuk mengatasi permasalahan yang sering dihadapi remaja, mulai dari bagaimana menghilangkan candu medsos, bagaimana mengatur waktu agar seimbang, sampai bagaimana menjadi temen curhat yang baik buat teman-teman remaja yang menemui permasalahan yang pelik seperti menjadi korban bullying hingga remaja yang melakukan hal menyakiti dirinya sendiri.
Remaja dan medsos, sepertinya inilah dunianya “Kids Jaman Now” istilah untuk menggantikan sebutan anak jaman sekarang yang mungkin sudah sejak masa kanak-kanak sudah terbiasa dengan ragam gadget dan isinya. Medsos yang semula dianggap sebagai hiburan semata, di tengah pandemic ini, seolah menjadi benar-benar tempat pelarian yang dianggap paling jitu untuk menghilangkan rasa bosan karena terus-menerus berkegiatan di dalam rumah saja. Semua hal diakses dari media social, tak hanya mengunduh tapi juga mengunggah banyak hal termasuk apa yang remaja rasakan bahkan pikirkan. Jika tidak diimbangi dengan kesehatan spiritual dan mental yang baik, hal ini bisa menjadi candu negative tersendiri buat para remaja. Ada tips dan masukan dari kedua narasumber yang diberikan. Agar mental kita tetap stabil, kak Sammy menyarankan untuk relakan me time tanpa medsos, alihkan kegiatan lainnya, dengan banyak hal di luar medsos atau gadget, mulai dari berkebun, memasak, atau sekedar mengajak hewan peliharaan berkeliling komplek sekitaran rumah. Dari kak Charlie, mengatakan bahwa masa pandemic ini juga bisa menjadi moment untuk menjalin hubungan yang baik dengan diri sendiri, dengan sekitar, dan dengan Tuhan.
Remaja dan teman dalam pergaulan social. Istilah “klo gak ada loe gak rame” mungkin ini yang menggambarkan suasana dalam pergaulannya dengan teman sebaya. Teman menjadi tempat mencurahkan isi hati, pengalaman bahkan pikiran dalam menjalani hari-hari. Tak hanya pengalaman yang menyenangkan, tapi juga pengalaman yang dirasa membuat tidak nyaman, bahkan mungkin saja menyakitkan. Sebagai sesama remaja, kadang merasa tidak berdaya untuk menghadapi atau bahkan untuk menolong teman yang sedang menghadapi masalah tersebut. Padahal disisi lain, teman adalah segalanya buat kaum remaja ini. Tips yang disampaikan oleh kak Sammy ketika ada remaja yang menghadapi persoalan yang rumit, dapat menyarankan teman tersebut untuk berbicara dengan orang yang lebih punya “power” missal dengan guru atau orang tua atau bahkan dengan bantuan psikolog jika permasalahannya sudah lebih berat dan tidak cukup tuntas kalau di tangani sendiri. Kak Charlie menyarankan, untuk juga membawa teman ini ke dalam doa pribadi agar Tuhan menolongnya juga. Senada yang disampaikan kak Sammy dan kak Charlie, remaja perlu belajar untuk menjadi pendengar yang baik, tanpa selalu terburu-buru memberikan saran kalau ada teman yang curhat, karena kadang teman curhat hanya butuh di dengar saja. Melakukan hal sederhana, kecil namun dengan cinta yang besar menjadi kalimat pamungkas dari kedua narasumber yang menguatkan remaja untuk terus semangat menapaki hari-hari meski di tengah pandemic.
Acara seru ini berlangsung selama 2 jam, dan penghujung acara tanpa melupakan kegiatan rutin mingguan yaitu doa syafaat malam bersama, acara ini ditutup dengan doa malam bersama yang dipimpin oleh Pdt. Charlie, dengan rangkaian pokok doa untuk bangsa dan negara, untuk para petugas garda depan menghadapi covid-19, untuk sekolah,teman dan guru, untuk persiapan PAS ganjil dan untuk kesehatan kepulihan dari teman-teman yang sedang dalam masa pemulihan dari sakit.
Kiranya setelah mengikuti acara MEET N TALK ini, kaum remaja bisa terus mawas diri dalam merawat kesehatan mental dan spiritual di tengah pandemic ini, baik bersama teman, guru, terlebih orang tua.
Informasi Terkini seputar sekolah kristen BPK PENABUR
Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur