Kesalahpahaman Berujung Maut: Kritik Terhadap Cerpen

BERITA LAINNYA - 22 February 2022

Kesalahpahaman Berujung Maut: Kritik Terhadap Cerpen

oleh Nataniella Eva Kezia

 

     Odong-odong merupakan cerita pendek karya Seno Gumira Ajidarma yang menceritakan kisah sederhana masyarakat menengah kebawah yang dikisahkan dalam tokoh Ratri. Ratri diceritakan sebagai anak kecil yang kebahagiaannya berpusat pada odong-odong. Selama menaiki odong-odong di sore hari Ratri merasa seperti di surga.

    Saat itu tukang odong-odong yang sedang bersiap untuk pulang menemukan Ratri yang masih di odong-odong dan belum pulang. Sang odong-odong pun menanyakan mengenai keberadaan rumah Rati tapi hanya di jawab seadanya seperti “Tau” atau “Bukan”. Sambil menyusuri jalan yang telah dilewati oleh tukang odong-odong, ia bermaksud untuk sekalian mengantarkan Ratri pulang. Di tengah-tengah lampu lampu dan kendaraan motor di sepanjang jalan terdengar suara teriakan memanggil nama Ratri, namun sayangnya tukang odong-odong ini bahkan tidak mengetahui bahwa anak yang ia bawa itu bernama Ratri, dan Ratri sendiri berdiam diri saat mendengar nama itu. Teriakan memanggil Ratri terdengar semakin keras dan disusuli oleh suara “Kejar!” dari seseorang lelaki bersandal jepit yang berlarian menerobos bisingnya jalanan. Setelah itu terjadi kekacauan, tukang odong-odong dihajar, dicekal lehernya dan ditariknya ke belakang hingga sekarat di jalanan. Naasnya, kebaikan tukang odong-odong yang ingin mengantarkan Ratri pulang salah di tangkap. Tukang odong-odong justru dituduh ingin menculik Ratri saat itu.

    Cerpen ini berlanjut saat Ratri menggambarkan bagaimana perasaan bahagianya saat menaiki odong-odong. Lagu-lagu meriah dan gambar gambar badut serta suasana menyenangkan saat menaiki odong-odong membuat Ratri merasa seperti melayang. Ratri merasa odong-odong membawa dirinya ke langit, jauh dari kampung kumuh dan rumah apek, bahkan ia bisa melihat odong-odong yang berada di bawahnya semakin kecil. Lalu Ratri melihat ibunya yang sedang berjalan keluar dan menunjuk keatas, ke arah Ratri.

    Disajikan dengan alur maju mundur cerita ini berlanjut saat Ratri mengalami sedikit kilas balik dimana ia teringat oleh omelan ibunya yang memarahi Ratri karena ia pernah hampir mengalami kejadian yang sama. Kilas balik pun berhenti saat Ratri merasa ia sedang di posisi ternyamannya sekarang, yaitu di odong-odong. Terjadi pengulangan kalimat saat tukang odong-odong menanyakann “Turun di mana Neng?”, sama seperti saat pertama kali tukang odong-odong menemukan Ratri. Digambarkan juga Ratri sudah menoleh kepada tukang odong-odong yang kepalanya sudah terbalut perban dan tersisia mata dan hidungnya saja.

    Cerpen berakhir dengan alur yang sulit dicerna saat Ratri berakhir di “Negri Kegelapan” di dalam odong-odong. Diceritakan juga terdengar teriakan perempuan berkaus kutang meneriaki nama Ratri.

   Cerpen yang berjudul Odong-Odong ini mengangkat isu yang sederhana dan melekat di masyarakat. Cerpen ini menggunakan bahasa baku dengan beberapa kalimat di bahasa daerah yaitu Betawi. Dengan menggunakan beberapa kiasan serta ungkapan untuk menggambarkan suatu suasana juga membuat cerpen ini menjadi lebih kaya akan perasaan dan imajinasi, tetapi juga membuat cerpen ini sulit dimengerti bagi beberapa kalangan. Paragraf per paragraf disusun dengan sedemikian rupa hingga pembaca merasa penasaran akan kelanjutan cerita. Walaupun begitu, pegambaran dan alur cerita lumayan susah untuk dipahami. Akhiran cerita merupakan bagian paling sulit untuk di simpulkan karena kondisi Ratri dan tukang odong-odong tidak terlalu ditunjukan secara langsung. Hal ini yang membuat cerpen ini tidak cukup dibaca sekali, setiap kali saya membaca cerita ini untuk kesekian kalinya saya selalu menemukan cerita baru yang baru saya pahami dari cerpen tersebut. Karena itu, diperlukan beberapa waktu untuk dapat benar-benar mengerti dan memahami makna cerita ini. Saat saya sudah mengerti alur dan makna dari cerita ini, saya benar-benar merasa tergelitik dan terkagum oleh cerpen ini. Tetapi, akan lebih baik jika penulis dapat lebih menjelaskan nasib akhir tukang odong-odong, karena disini ia tidak digambarkan dengan begitu jelas, apakah ia berakhir selamat atau justru tidak. Jadi pembaca harus memaknainya sendiri.

   Cerpen karya Seno Gumira Ajidarma ini benar-benar cerpen yang luar biasa. Mengangkat cerita dari kehidupan masyarakat yang terlihat sederhana tetapi disajikan dengan alur cerita yang susah ditebak membuat para pembaca gemas setiap beralih dari satu paragraf ke paragraf lainnya. Untuk dapat memahami cerpen ini diperlukan waktu serta pemahaman pada setiap kata-kata dan bahasa yang dituliskan membuat cerpen ini cocok untuk pembaca berkalangan remaja sampai dewasa yang suka dengan cerita sederhana dengan alur atau plot yang tidak mudah ditebak. Para pembaca juga akan merasa terpuaskan sekaligus terkagum akan akhir cerita yang tragis begitu selesai mengerti serta memahami makna dari cerpen berjudul odong-odong tersebut.

 

Tags:

Informasi Terkini seputar sekolah kristen BPK PENABUR

Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur

Berita BPK PENABUR Jakarta - 19 May 2020
PELEPASAN SISWA ANGKATAN X
Berita BPK PENABUR Jakarta - 19 August 2021
Countdown AMAZING BENEFIT- 2 Days to go
Countdown AMAZING BENEFIT- 2 Days to go
Berita BPK PENABUR Jakarta - 20 August 2021
Countdown AMAZING BENEFIT- 1 Days to go
Countdown AMAZING BENEFIT- 1 Days to go
Berita BPK PENABUR Jakarta - 21 May 2020
LIBUR Kenaikan Isa Almasih
Berita BPK PENABUR Jakarta - 30 May 2020
Juara I Jurusan MIPA - Tahun 2020 - Kezia Alverta...
BERITA LAINNYA - 07 November 2021
Agenda Mingguan, Senin - Jumat 8 - 13 November 20...
BERITA LAINNYA - 07 November 2021
Character Camp membantu siswa menambah wawasan ke...
Character Camp membantu siswa menambah wawasan ke...
BERITA LAINNYA - 08 November 2021
My Current Best Friend
My Current Best Friend
BERITA LAINNYA - 09 November 2021
Maluku Utara : Si Kesultanan Empat Gunung
Maluku Utara : Si Kesultanan Empat Gunung
BERITA LAINNYA - 09 November 2021
Surga Tersembunyi di Kepala Burung Papua
Surga Tersembunyi di Kepala Burung Papua
BERITA LAINNYA - 21 July 2023
Daily Inspiration 21 Juli 2023
BERITA LAINNYA - 23 July 2023
HARI ANAK NASIONAL 2023
Hari Anak Nasional 2023
BERITA LAINNYA - 25 July 2023
Daily Inspiration, 25 Juli 2023
Daily Inspiration, 25 Juli 2023
BERITA LAINNYA - 26 July 2023
Daily Inspiration, Rabu, 26 Juli 2023
Daily Inspiration, Rabu, 26 Juli 2023
BERITA LAINNYA - 26 July 2023
PANAS dan CINTA
PANAS dan CINTA
BERITA LAINNYA - 01 January 2024
Tahun Baru 2024, bukan hanya sekedar resolusi..
BERITA LAINNYA - 08 January 2024
Ibadah Awal Tahun, Semester Genap, 2023-2024
Ibadah Awal Tahun, Semester Genap, 2023-2024
BERITA LAINNYA - 17 January 2024
Pentingnya menjaga kesehatan reproduksi dan menja...
Pentingnya menjaga kesehatan reproduksi dan menja...
BERITA LAINNYA - 02 January 2024
Peran Indonesia dalam upaya perdamaian antara Isr...
Peran Indonesia dalam upaya perdamaian antara Isr...
BERITA LAINNYA - 03 January 2024
Jakarta Informal Meeting
Jakarta Informal Meeting
BERITA LAINNYA - 03 September 2024
Bebas dari Beban: Mengandalkan Tuhan dalam Segala...
BERITA LAINNYA - 04 September 2024
Takut pada Siapa? Ketika Tuhan Menjadi Segalanya
Takut pada Siapa? Ketika Tuhan Menjadi Segalanya
BERITA LAINNYA - 05 September 2024
Damai di Tengah Badai: Berpegang pada Janji Tuhan
Damai di Tengah Badai: Berpegang pada Janji Tuhan
BERITA LAINNYA - 06 September 2024
Takut pada Siapa? Ketika Tuhan Menemani
Takut pada Siapa? Ketika Tuhan Menemani
BERITA LAINNYA - 07 September 2024
Tukarkan Amarah dengan Kasih: Rahasia Hidup Bahag...
Tukarkan Amarah dengan Kasih: Rahasia Hidup Bahag...

Choose Your School

GO