--KARAPAN SAPI-- The Unknown, Underrated, but Unique Wonders of Indonesia

BERITA LAINNYA - 05 April 2024

The Unknown, Underrated, but Unique Wonders of Indonesia

--KARAPAN SAPI--

_________________________________________________________________________________

 sapi digiring masuk dan mengelilingi arena pacuan kuda dengan diiringi Saronen, orkes gamelan khas Madura. Sembari merilekskan otot-otot sambil mengekspresikan keindahan pakaian mereka (Anbin) dan aksesoris warna-warni yang tentunya menarik banyak perhatian penonton. Setelah pawai, semua pakaian dan ornament – ornament yang digunakan akan dilepaskan. Namun, hiasan kepala (obet) yang memberikan rasa percaya diri dan kekuatan pada sapi tidak ikut dilepaskan.

Kemudian kompetisi Karapan Sapi pun dimulai.

Karapan Sapi adalah istilah yang digunakan untuk menyebut perlombaan balap sapi yang berasal dari Pulau Madura di Jawa Timur. Dalam perlombaan ini sepasang sapi yang menarik gerobak kayu (dengan pengemudi berdiri dan memimpin sepasang sapi tersebut) diadu dalam perlombaan cepat melawan pasangan sapi lainnya. Lintasan balap biasanya memiliki panjang sekitar 100 meter dan balapan dapat berlangsung antara sepuluh detik hingga satu menit. Beberapa kota di Madura menyelenggarakan Pacuan Sapi setiap tahun pada bulan Agustus dan September, dengan pertandingan final diadakan pada akhir September atau Oktober di bekas Kota Karesidenan, Pamekasan, untuk memperebutkan Piala Putar Presiden.

_______________________________________________________________________________________

Asal Usul Tradisi Unik Indonesia Karapan Sapi

 

Namun, tentunya tradisi kebudayaan yang amat unik dan spesial bagi masyarakat Madura ini memiliki asal – usul sendirinya juga!

Apakah teman – teman pernah penasaran mengapa sapi yang di pertandingkan di tradisi rakyat Madura ini? Mengapa tidak domba, ayam, atau hewan – hewan ternak lainnya? Sapi memiliki arti penting bagi orang Madura. Menurut Sulaiman dalam Karapan Sapi di Madura, masyarakat Madura percaya sapi memiliki raja. Raja sapi betina ada di Desa Gadding, Kecamatan Manding, Kabupaten Sumenep. Sedangkan raja sapi jantan ada di Sapudi, sebuah pulau di sebelah timur Madura.

Bagi sebagian besar masyarakat Madura, karapan sapi tidak hanya sebatas pesta rakyat biasa atau semata warisan turun-temurun. Karapan sapi adalah simbol kebanggaan yang mengangkat harkat dan martabat masyarakat Madura. Sebab, sapi yang digunakan untuk pertandingan merupakan sapi-sapi berkualitas sangat baik yang mendapat perlakuan istimewa dari pemiliknya.

Awal mula terjadinya kompetisi ternak ini dilatarbelakangi oleh kenyataan bahwa masyarakat Madura kurang subur untuk lahan pertanian, laly masyarakat Madurai mengalihkan mata pencahariannya ke daerah pesisir sebagai nelayan dan beternak sapi yang juga digunakan untuk bercocok tanam terutama untuk membajak sawah atau ladang.

Sekali. Alkisah ada seorang pendeta Sumenep bernama Syeh Ahmad Baidawi (Pangeran Katandur) yang memperkenalkan cara bercocok tanam dengan menggunakan sepasang bambu yang ditarik oleh dua ekor sapi yang dikenal dengan sebutan “nanggala” atau “salaga” oleh masyarakat Madura. Tujuan awal memelihara Karapan Sap adalah agar sapi-sapi kuat membajak sawah.

Masyarakat Maduro secepatnya memelihara sapi dan mengolahnya di sawah. Tradisi beternak sapi kemudian lahir dari gagasan tersebut. Karapan sapi segera menjadi rutinitas tahunan, terutama setelah panen. Karapan Sap diawali dengan parade pasangan sapi di hipodrom dengan diiringi musik Saronen.

_______________________________________________________________________________________

Mekanisme/Cara Pelaksanaan Tradisi Karapan Sapi

 

Nah, Tradisi Karapan Sapi itu juga cukup rumit cara pelaksanaannya. Cara pelaksanaan tradisi ini dibagi dalam empat sesi atau babak, yaitu: babak pertama, dimana seluruh sapi diadu kecepatannya dalam dua pasang untuk memisahkan kelompok menang dan kalah. Pada babak ini, semua sapi yang menang ataupun kalah dapat lanjut ke babak selanjutnya.

Pada babak kedua, atau babak seleksi ulang, pasangan sapi dari kelompok pemenang bertanding kembali, begitu pula sapi dari kelompok yang kalah, dan semua pasangan dari kelompok menang dan kalah tidak diperkenankan bertanding lagi pada babak ini, kecuali untuk beberapa pasang. sapi dalam urutan pemenang bagian atas di setiap grup.
Akhirnya, sampai juga di babak ketiga, atau semi-final. Pada babak tersebut, masing-masing sapi pemenang dalam kelompoknya bertanding kembali untuk menentukan tiga pasang pemenang dan tiga pasang yang masuk ke kelompok kalah. Lalu, pada babak keempat atau terakhir, terungkap pemenang juara pertama, kedua, dan ketiga dari grup yang kalah.

_______________________________________________________________________________________

Berbagai Macam Kontroversi yang dihadapi Tradisi Karapan Sapi

 

Sarapan Sapi juga tak terlepas dari beragam kritik dari berbagai pihak seperti Majelis Ulama Indonesia dan juga pemerintah daerah di Madura karena tradisi kekerasan kekeng yang dilakukan pemiliki sapi. Yakni melecut badan sapi dengan cambuk berpaku agar sapi berlari kencang. Hal itu memunculkan dua versi pelaksanaan karapan sapi, yaitu pakem lama dan pakem baru.

Pakem lama, dengan rekeng, diklaim para pengerap (pemilik atau peserta kerapan) sebagai warisan nenek-moyang dan karapan sapi Madura sebenarnya. Sebaliknya, versi pakem baru diprakarsai oleh para pecinta binatang, ulama, hingga budayawan yang ingin mengembalikan karapan sapi seperti dulu tanpa rekeng.

Pemerintah juga berkali-kali mengimbau agar tak ada kekerasan dalam karapan sapi. Setelah sempat muncul dualisme, kini karapan sapi yang memperebutkan Piala Presiden diadakan tanpa kekerasan.

Karapan sapi merupakan pagelaran unik yang masih terjaga sampai sekarang. Event ini menjadi ikon Madura dan atraksi wisata yang menarik perhatian turis lokal maupun mancanegara.

_______________________________________________________________________________________

-Unveiling the Magnificent Beauties of Karapan Sapi”-

Tags:

Informasi Terkini seputar sekolah kristen BPK PENABUR

Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur

Berita BPK PENABUR Jakarta - 30 October 2020
Tetap Semangat di Masa Pandemi
Berita BPK PENABUR Jakarta - 09 November 2020
Tetap Semangat di Masa Pandemi - 2
Berita BPK PENABUR Jakarta - 06 November 2020
Semakin Giat Meraih Prestasi
Berita BPK PENABUR Jakarta - 18 August 2021
Countdown AMAZING BENEFIT- 3 Days to go
Countdown AMAZING BENEFIT- 3 Days to go
Berita BPK PENABUR Jakarta - 18 August 2021
Pembukaan Masa Penerimaan Siswa Baru (PSB) BPK PE...
Pembukaan Masa Penerimaan Siswa Baru (PSB) BPK PE...
BERITA LAINNYA - 03 December 2021
Character Camp 2021
BERITA LAINNYA - 09 December 2021
Sulawesi Selatan : Tanah Eksotis yang Sarat Budaya
Sulawesi Selatan : Tanah Eksotis yang Sarat Budaya
BERITA LAINNYA - 09 December 2021
Mengulik Keindahan Budaya Sulawesi Barat
Mengulik Keindahan Budaya Sulawesi Barat
BERITA LAINNYA - 09 December 2021
Budaya di Balik Kota Seribu Gereja
Budaya di Balik Kota Seribu Gereja
BERITA LAINNYA - 10 January 2022
Claustrophobia Mendadak di Kelas
Claustrophobia Mendadak di Kelas
BERITA LAINNYA - 24 August 2023
Daily Inspiration, 24 Agustus 2023
BERITA LAINNYA - 26 August 2023
Etika di dunia maya, bagaimana kita seharusnya be...
Etika di dunia maya, bagaimana kita seharusnya be...
BERITA LAINNYA - 29 August 2023
Cocok untuk kamu yang susah tidur : Cara Mengatas...
Cocok untuk kamu yang susah tidur : Cara Mengatas...
BERITA LAINNYA - 27 August 2023
Daily REMINDER, 27 Agustus 2023
Daily REMINDER, 27 Agustus 2023
BERITA LAINNYA - 14 August 2023
Makna Proklamasi di mata anak muda ...
Makna Proklamasi di mata anak muda ...
BERITA LAINNYA - 10 February 2024
Burberry, sebuah resensi..
BERITA LAINNYA - 11 February 2024
Aku Harus Dikeluarkan dari Sekolah! sebuah RESENSI
Aku Harus Dikeluarkan dari Sekolah! sebuah RESENSI
BERITA LAINNYA - 12 February 2024
Idealisme Yang Berhadapan Dengan Cinta, sebuah RE...
Idealisme Yang Berhadapan Dengan Cinta, sebuah RE...
BERITA LAINNYA - 13 February 2024
Pembunuh Bayaran Paling Kuat Yang Pensiun, sebuah...
Pembunuh Bayaran Paling Kuat Yang Pensiun, sebuah...
BERITA LAINNYA - 14 February 2024
Si Malang Lail, sebuah RESENSI
Si Malang Lail, sebuah RESENSI
BERITA LAINNYA - 12 September 2024
Menerapkan Janji Tuhan Melalui Doa Sehari-hari
BERITA LAINNYA - 13 September 2024
Cobaan untuk Membentuk dan Menjadi Lebih Kuat
Cobaan untuk Membentuk dan Menjadi Lebih Kuat
BERITA LAINNYA - 13 September 2024
Tekun dan Setia adalah Cerminan Kasih Allah
Berbuat Baik adalah Cerminan Kasih Allah
BERITA LAINNYA - 14 September 2024
Menghadapi Tantangan Sehari-hari Dengan Kuasa Kri...
Menghadapi Tantangan Sehari-hari: Dengan Kuasa Kr...
BERITA LAINNYA - 14 September 2024
Kematangan Iman Teruji dari Pencobaan
Kematangan Iman Teruji dari Pencobaan

Choose Your School

GO