Indahnya Ciptaan Tuhan
BERITA LAINNYA - 16 March 2025
Sedari kecil, saya sudah terbiasa bertemu orang-orang dari latar belakang yang berbeda-beda. Ada yang dari agama lain dan ras lain, tetapi kami masih tinggal di satu
kawasan yang sama. Oleh karena itu, budaya keseharian kami masih sangat mirip.
Semasa pandemi, saya bertemu dengan beberapa teman online. Mereka semua berasal dari kota, bahkan pulau, yang berbeda dari saya. Kami seringkali berbincang, bermain game bersama, bahkan belajar bersama. Awalnya, perbedaan antara kami tidak terasa. Namun, lama-kelamaan, saya mendapati bahwa daerah tempat tinggal sangat mempengaruhi budaya. Kebudayaan yang dimaksud bisa dari gaya bicara, kebiasaan, bahkan pola pikir. Maka dari itu, kami terkadang berdebat. Bahan perdebatan kami juga beragam. Mulai dari yang terkesan sangat sepele, yaitu pisang goreng dengan toping coklat keju versus toping saos sambal kacang, hingga topik berat seperti pandangan mengenai akhir zaman menurut dua agama yang berbeda. Rasa kesal akan satu sama lain saat itu tidak dapat dihindari. Walau begitu, kami tetap menemukan cara untuk berbaikan dan membentuk ikatan persahabatan yang lebih erat lagi.
Hal yang bisa saya petik dari pengalaman saya adalah multikulturalisme dapat memberikan keuntungan yang luar biasa jika dimanfaatkan dengan baik. Sebaliknya, juga dapat menimbulkan konflik yang menyakitkan bagi berbagai pihak. Kuncinya adalah saling memahami dan menghormati. Meskipun berlatar belakang berbeda, kita harus tetap mengasihi sesama seperti mengasihi Tuhan dan diri sendiri. Sebab menurut IMAGO DEI, semua manusia sama dan serupa dengan Allah.
Informasi Terkini seputar sekolah kristen BPK PENABUR
Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur