Genetika Golongan Darah dalam Keluarga

BERITA LAINNYA - 03 April 2024

Genetika Golongan Darah dalam Keluarga 

Cecilia Loven (05), Cynthia Claudia (06), Kezia Josephine (22)

Golongan darah adalah salah satu sifat biologis yang telah lama menjadi fokus penelitian ilmiah. Golongan darah ditentukan oleh antigen pada permukaan sel darah merah, seperti antigen A dan B, serta Rh faktor, telah terbukti memiliki implikasi dalam berbagai aspek kesehatan manusia. Pewarisan golongan darah adalah proses kompleks yang melibatkan faktor-faktor genetik dengan sistem ABO dan Rh yang mendominasi penentuan golongan darah. Namun, pengaruh faktor lingkungan dan genetik yang lebih kompleks dalam pewarisan golongan darah, terutama dalam keluarga-keluarga multigenerasi, masih menjadi subjek penelitian yang menarik. 

 

 

Pewarisan golongan darah sangat penting untuk dipahami karena dapat memberikan wawasan tentang keragaman genetik dalam populasi dan juga memainkan peran penting dalam perawatan kesehatan. Beberapa penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa golongan darah tertentu dapat mempengaruhi faktor risiko penyakit tertentu, respons terhadap infeksi, serta kemungkinan komplikasi medis. Oleh karena itu, penelitian tentang pewarisan golongan darah dapat memberikan kontribusi signifikan dalam bidang kedokteran dan genetika. 

 

 

 

Meskipun telah ada banyak penelitian tentang golongan darah, terdapat keraguan tentang pola pewarisan yang lebih kompleks dalam keluarga-keluarga multigenerasi tertentu. Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk menjelajahi dan mengungkapkan pola-pola tersebut dan hubungannya dengan risiko penyakit serta faktor-faktor kesehatan lainnya. Implikasi hasil penelitian ini akan membantu dalam pemahaman lebih mendalam tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan manusia dan pelayanan medis yang lebih personal. 

 

 

Pemahaman yang lebih baik tentang pewarisan golongan darah akan membuka pintu bagi penelitian lebih lanjut dan pengembangan terapi yang lebih tepat sasaran dalam kedokteran genetik. Oleh karena itu, penelitian ini penting untuk membawa pemahaman kita tentang keragaman genetik dan dampaknya dalam konteks perawatan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. 

 

 

Genetika merupakan cabang ilmu dari biologi yang mencoba menjelaskan persamaan dan perbedaan sifat yang diturunkan pada makhluk hidup. Genetika juga mencoba menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan apa yang diturunkan atau diwariskan dari induk kepada keturunan-keturunannya. Pada pembentukan individu baru, separuh sifat yang dimiliki berasal dari induk betina dan separuhnya lagi berasal dari induk jantan. Hal yang mendasari terjadinya pewarisan sifat dari induk kepada anaknya dinyatakan dalam hukum pewarisan sifat. 

 

 

Hukum pewarisan sifat pertama kali dikemukakan oleh Gregor Mendel lewat penelitiannya dalam menyilangkan tanaman ercis. Ia menggunakan jenis tanaman tersebut dalam penelitiannya karena tanaman ini memiliki beberapa pasang sifat yang sangat mencolok perbedaannya, dapat melakukan penyerbukan sendiri karena merupakan jenis bunga yang sempurna, memiliki daur hidup yang relatif pendek, serta mudah untuk ditumbuhkan dan dipelihara. Selama hidupnya, ia telah menghimpun data dari kurang lebih 10.000 tanaman, dan dengan cermat menghitung sekitar 40.000 bunga dan 300.000 kacang polong. 

 

 

Dari hasil penelitian Gregor Mendel terhadap tanaman ercis tersebut, ia menemukan sebuah fakta yaitu bahwa suatu tanaman akan mewariskan sifat-sifat keturunan yang berasal dari induknya. Ia kemudian membuat dua buah hukum yang pada perkembangannya menjadi dasar yang sangat penting dalam ilmu genetika yaitu, Hukum I Mendel dan Hukum II Mendel. 

 

 

Hukum I Mendel disebut juga dengan hukum segregasi bebas karena pada hukum ini, gen di dalam alel mengalami pemisahan secara bebas saat pembentukan gamet. Hukum ini berbunyi “alel-alel dari gen yang sama akan terpisah atau tersegregasi saat pembentukan gamet” dan dapat dibuktikan lewat persilangan monohibrid, yaitu persilangan dua individu dengan satu sifat beda. Sementara Hukum II Mendel yang disebut juga dengan hukum asortasi bebas karena gen di dalam gamet mengalami penggabungan atau asortasi secara bebas pada pembentukan individu yang baru berbunyi “pasangan alel dari gen yang berbeda bisa berpasangan secara bebas selama pembentukan gamet”. Jika Hukum Mendel I dapat dibuktikan lewat persilangan monohibrid, Hukum Mendel II dapat dibuktikan lewat persilangan dihibrid yaitu persilangan dengan dua sifat beda. 

 

 

Pewarisan sifat tidak hanya terjadi pada tumbuhan saja, tetapi juga pada manusia. Salah satu penerapannya dapat dilihat dari pewarisan golongan darah induk kepada keturunannya. Golongan darah adalah ilmu pengklasifikasian darah dari suatu kelompok berdasarkan ada atau tidak adanya zat antigen warisan pada permukaan membran sel darah merah. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah tersebut.

 

Tidak seperti sifat monogenik lainnya, khusus untuk golongan darah, gen tunggal di dalamnya memiliki lebih dari dua alel yang disebut sebagai alel ganda. Walaupun golongan darah ditentukan oleh alel ganda, setiap individu tetap memiliki dua alel yang masing-masing diperoleh dari kedua orangtuanya. Hal ini menyebabkan adanya 6 jenis genotipe yang berbeda, yaitu IAIA, IAIO, IBIB, IBIO, IAIB, dan IOIO. Keenam jenis genotipe ini menghasilkan 4 jenis fenotipe, yaitu golongan darah A, B, AB, dan O. 

Masing-masing golongan darah memiliki karakteristik tersendiri yang dapat dijabarkan sebagai berikut: 

  1. Golongan darah A 

Individu yang memiliki aglutinogen A pada penampang sel darah merah dan cairan serum darah, akan memiliki IgM antibodi yang melawan aglutinogen B. Individu yang memiliki golongan darah ini hanya dapat menerima donor darah dari golongan A dan O dan hanya bisa mendonorkan darahnya ke individu sesama golongan A dan golongan AB. 

  1. Golongan darah B 

Individu yang memiliki aglutinogen B pada penampang sel darah merah dan cairan serum darah, akan memiliki IgM antibodi yang melawan aglutinogen A. Individu yang memiliki golongan darah ini hanya dapat menerima donor darah dari golongan B dan O dan hanya bisa mendonorkan darahnya ke individu sesama golongan B dan golongan AB. 

  1. Golongan darah AB 

Individu yang memiliki aglutinogen A dan B pada penampang sel darah merah dan cairan serum darah, tidak memiliki antibodi untuk melawan aglutinogen A dan aglutinogen B. Individu yang memiliki golongan darah ini dapat menerima donor darah dari golongan manapun, tetapi hanya dapat mendonorkan darahnya ke individu sesama golongan. 

  1. Golongan darah O 

Individu yang tidak memiliki aglutinogen A dan B pada permukaan sel darah merah dan serum darah, akan memiliki IgM antibodi yang melawan aglutinogen A dan aglutinogen B. Individu bergolongan darah ini hanya dapat menerima darah dari sesama golongan saja, dan mendonorkan darah ke semua orang. 

 

 

Golongan darah sangat penting untuk diketahui terutama jika ingin melaksanakan transfusi darah. Transfusi darah adalah proses memindahkan darah dari seseorang kepada orang lain yang memerlukan. Jika terjadi kesalahan pada pelaksanaannya, akan membuat sistem kekebalan tubuh menyerang dan menghancurkan sel-sel yang ada pada darah yang diterima dengan cara penggumpalan (aglutinasi) karena dianggap sebagai zat asing yang dapat membahayakan tubuh. Tetapi, berkat Karl Landsteiner, hal tersebut bisa diatasi dengan baik. Ia menemukan perbedaan antara aglutinogen dan aglutinin yang terkandung dalam darah manusia. Lewat penemuan tersebut, dapat diketahui bahwa golongan darah O merupakan donor universal karena ia tidak memiliki aglutinogen sehingga dapat memberikan darahnya pada semua golongan darah yang lain. Sementara itu, untuk golongan darah AB karena tidak memiliki aglutinin, ia dapat menerima darah dari semua golongan darah. Oleh karena itulah golongan darah AB disebut sebagai resipien universal. 

 

 

Dengan menerapkan hukum pewarisan sifat yang dikemukakan oleh Mendel, kita dapat menemukan peluang munculnya golongan darah tertentu yang diturunkan dari induk kepada keturunannya seperti yang ditunjukkan pada tabel di bawah ini:

 

Ibu 

Ayah

A B AB

O, A O, B A, B

O, A 

O, A O, A, B, AB A, B, AB

O, B 

O, A, B, AB O, B A, B, AB

AB 

A, B 

A, B, AB A, B, AB A, B, AB



Tabel tersebut menunjukkan bahwa: 

  1. Perpaduan antara induk yang keduanya bergolongan darah O akan menghasilkan keturunan yang bergolongan darah O. 
  2. Perpaduan antara induk yang keduanya bergolongan darah A akan menghasilkan keturunan yang bergolongan darah A atau O. 
  3. Perpaduan antara induk yang keduanya bergolongan darah B akan menghasilkan keturunan yang bergolongan darah B atau O. 
  4. Perpaduan antara induk yang bergolongan darah A dengan O akan menghasilkan keturunan yang bergolongan darah A atau O. 
  5. Perpaduan antara induk yang bergolongan darah B dengan O akan menghasilkan golongan darah B atau O. 
  6. Perpaduan antara induk yang bergolongan darah A dengan B akan menghasilkan keturunan yang bergolongan darah A, B, AB, atau O. 
  7. Perpaduan antara induk yang bergolongan darah A dengan AB akan menghasilkan keturunan yang bergolongan darah A, B, atau AB. 
  8. Perpaduan antara induk yang bergolongan darah B dengan AB akan menghasilkan keturunan yang bergolongan darah A, B, atau AB. 
  9. Perpaduan antara induk yang bergolongan darah O dengan AB akan menghasilkan keturunan yang bergolongan darah A atau B. 
  10. Perpaduan antara induk yang bergolongan darah AB dengan AB akan menghasilkan keturunan yang bergolongan darah A, B, atau AB. 

 

Selain sistem ABO, terdapat juga sistem golongan darah rhesus (Rh) yang dijadikan sebagai indikasi golongan darah yang utama. Golongan darah Rh pertama kali ditemukan oleh reaksi transfusi ibu yang melahirkan. Seorang anak yang lahir dengan penyakit eritroblastosis fetalis akibat dari ibu yang berbeda Rh dengan janin sehingga sistem kekebalan tubuh ibu menyerang sel darah merah janinnya. Sistem golongan darah rhesus mengandung sistem golongan darah yang kompleks. Orang yang memiliki rhesus positif (Rh+) mengindikasikan bahwa darahnya memiliki antigen Rh yang saat ditambahkan atau ditetesi dengan reagen anti-Rh (antibodi Rh) ditandai dengan reaksi positif berupa aglutinasi pada darah. Sedangkan orang yang memiliki rhesus negatif (Rh-), mengindikasikan darahnya tidak memiliki antigen-Rh sehingga saat ditambahkan atau ditetesi dengan reagen anti-Rh (antibodi Rh) akan menunjukkan reaksi negatif atau tidak terjadi aglutinasi.

 

Tags:

Informasi Terkini seputar sekolah kristen BPK PENABUR

Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur

Berita BPK PENABUR Jakarta - 10 October 2022
Sekolah Spiritual & Kutukan
Berita BPK PENABUR Jakarta - 15 March 2023
PENABURNESIA
PENABURNESIA
Berita BPK PENABUR Jakarta - 04 January 2023
Ibadah Awal Tahun Guru dan Karyawan Komplek PENAB...
Ibadah Awal Tahun Guru dan Karyawan Komplek PENAB...
Berita BPK PENABUR Jakarta - 13 January 2023
Awal Semester Kembali Aktif dan Semangat
Awal Semester Kembali Aktif dan Semangat
Berita BPK PENABUR Jakarta - 16 January 2023
Menghindari kesombongan, menjadi manusia yang tid...
Menghindari kesombongan, menjadi manusia yang tid...
BERITA LAINNYA - 03 September 2019
#1 Media Sosial dan Remaja
BERITA LAINNYA - 27 November 2020
MEET and TALK
BERITA LAINNYA - 04 December 2020
Teks Eksposisi - Aku Ingin Mengubah Dunia
BERITA LAINNYA - 03 December 2020
HUKUM TUAI - TABUR
BERITA LAINNYA - 05 February 2021
CHARACTER DAY PROJECT : “CEPAT TEPAT”
BERITA LAINNYA - 13 September 2022
Kecantikan bagi Perempuan
BERITA LAINNYA - 19 September 2022
Barapen, Tradisi Bakar Batu oleh Suku Dani
Barapen, Tradisi Bakar Batu oleh Suku Dani
BERITA LAINNYA - 20 September 2022
Mumi Asal Papua
Mumi Asal Papua
BERITA LAINNYA - 21 September 2022
Rambu Solo, Upacara Kematian Toraja yang Digemari...
Rambu Solo, Upacara Kematian Toraja yang Digemari...
BERITA LAINNYA - 14 September 2022
Tradisi Kebo-Keboan di Banyuwangi
Tradisi Kebo-Keboan di Banyuwangi
BERITA LAINNYA - 05 September 2023
Sejarah Kota Yogyakarta: Kota Hamengkubuwono...
BERITA LAINNYA - 06 September 2023
Hitam Putih hingga Warna: "Film-Film yang Menguba...
Hitam Putih hingga Warna: "Film-Film yang Menguba...
BERITA LAINNYA - 08 September 2023
WORLD INVASION OF INTERNET
WORLD INVASION OF INTERNET
BERITA LAINNYA - 09 September 2023
Abad Pertengahan dan Marie Antoinette: Bagaimana ...
Abad Pertengahan dan Marie Antoinette: Bagaimana ...
BERITA LAINNYA - 10 September 2023
HOAX : Ketika Kepalsuan Dianggap Kebenaran
HOAX : Ketika Kepalsuan Dianggap Kebenaran
BERITA LAINNYA - 06 January 2024
Peran Indonesia dalam Perdamaian Konflik Israel -...
BERITA LAINNYA - 07 January 2024
Peran Indonesia dalam upaya perdamaian dalam kasu...
Peran Indonesia dalam upaya perdamaian dalam kasu...
BERITA LAINNYA - 09 January 2024
Konflik Rohingya di Myanmar dan Peran Indonesia d...
Konflik Rohingya di Myanmar dan Peran Indonesia d...
BERITA LAINNYA - 10 January 2024
Peran Indonesia dalam upaya perdamaian di Laut Ci...
Peran Indonesia dalam upaya perdamaian di Laut Ci...
BERITA LAINNYA - 11 January 2024
Pembersihan Indonesia dalam Rangka Memperingati 1...
Pembersihan Indonesia dalam Rangka Memperingati 1...

Choose Your School

GO