Di Jakarta, konflik Kamboja dibereskan

BERITA LAINNYA - 26 January 2024

 



Indonesia merupakan negara yang ikut berperan aktif dalam mengikuti gerakan organisasi Internasional. Indonesia  bersikap netral dalam perannya dan tidak memihak.Selain itu, langkah yang diambil Indonesia ini juga bertujuan untuk membangun hubungan persahabatan jika sewaktu-waktu Indonesia membutuhkan bantuan.  Hal ini dapat dilihat dari keikutsertaan Indonesia dalam JIM atau Jakarta Informal Meeting. JIM atau Jakarta Informal Meeting adalah kebijakan Indonesia untuk menyelesaikan perselisihan antara Kamboja dan Vietnam. Jakarta Informal Meeting bertujuan untuk mewujudkan perdamaian atau menyelesaikan konflik bersenjata antara dua negara bertetangga di Semenanjung Indocina, Kamboja dan Vietnam.

 

JIM diadakan di Bogor pada tanggal 5 - 28 Juli 1988 dan Jakarta pada tanggal 19 - 21 Februari 1989. Sementara itu, perang antara Kamboja dan Vietnam merupakan konflik antara Republik Sosialis Vietnam dan Kamboja. Perang dimulai karena adanya invasi dan pendudukan Vietnam di Kamboja, penggulingan rezim Khmer Merah, dan berakhirnya genosida di Kamboja.Konflik tersebut memperlihatkan seberapa buruknya perpecahan Sino-Soviet terhadap gerakan komunis. Partai Komunis Vietnam yang memihak Uni Soviet, sedangkan Partai Komunis Kamboja yang tetap setia kepada Republik Rakyat Tiongkok. 

 

Perang ini dimulai dengan kekhawatiran demokratik Kampuchea yang saat itu dipimpin oleh Pol Pot. Kekhawatiran ini didasarkan atas keinginan Vietnam untuk menyatukan kawasan Indochina di bawah kekuasaan Vietnam. Kampuchea Demokrat melancarkan operasi untuk menetralisir militer Vietnam di perbatasan Vietnam-Kamboja. Akhirnya, Vietnam menanggapi tindakan ini dengan invasi ke Kampuchea Demokratik, sehingga mengakibatkan keruntuhan dan berdirinya Republik Rakyat Kamboja, negara boneka Vietnam. Karena tekanan internasional dan reformasi politik di Vietnam, pendudukan Vietnam berakhir. Tentara Vietnam terakhir meninggalkan Kamboja pada tahun 1992.

Perang antara kedua negara ini mengakibatkan terancamnya keamanan politik di kawasan asia tenggara. Konflik yang semakin panjang membuat negara-negara yang tergabung dalam ASEAN mempercayakan masalah ini kepada Indonesia sehingga Indonesia dipercaya menjadi penengah antara keduanya. Dipimpin oleh Prof Dr. Mochtar Kusumaatmadja, Indonesia berupaya untuk menciptakan kedamaian antara kedua negara tersebut. Pada akhirnya, tahun 1988, Ali Alatas selaku Menteri Luar Negeri (1988-1999) mengadakan sebuah pertemuan yang hingga saat ini kita kenal sebagai JIM atau Jakarta International Meeting. Indonesia diwakili oleh Mochtar Kusumaatmadja, Pemerintah Koalisi Demokratik Kamboja diwakili oleh Norodom Sihanouk, pemerintah Vietnam diwakili oleh Nguyen Co Tach serta Republik Rakyat Kamboja diwakili oleh Hun Sen. 

 

Jakarta International Meeting terbagi menjadi beberapa bagian. JIM 1 yang diadakan tanggal 5 - 28 Juli 1988 dan JIM 2 pada tanggal 19 - 21 Februari 1989. Pada Jakarta International Meeting 1, dipertemukan lah kedua negara yang berselisih. Dari perundingan pertama, didapati hasil bahwa Vietnam akan menarik seluruh pasukannya dari Kamboja dan diturunkan PBB ke perbatasan Kamboja. Sementara itu, Jakarta International 2 merupakan penentuan tanggal maksimal bagi Vietnam menarik mundur pasukannya dari Kamboja, yaitu pada tanggal 30 September 1989.  Keputusan JIM 1 dan 2 dilaporkan pada menteri luar negeri kemudian disampaikan KTT ASEAN di Brunei Darussalam. Dengan adanya perundingan tersebut, Indonesia menjadi negara yang patut diapresiasi masyarakat internasional karena berhasil melakukan perundingan dan menciptakan perdamaian antara Vietnam dan Kamboja.

 

Setelah Jakarta International Meeting 1 dan 2, diadakanlah Jakarta International Meeting 3 yang diadakan pada Februari 1990. JIM 3 membahas tentang pengaturan pembagian kekuasan antara antara Pemerintah Koalisi Demokratik Kamboja dengan Republik Rakyat Kamboja dengan dibentuknya Supreme National Council (SNC). Perundingan ini berakhir damai dengan tercapainya perjanjian Paris (Paris Peace Agreement) pada 23 Oktober 1991 yang ditandatangani oleh 19 negara. Vietnam menarik diri sepenuhnya tanpa syarat dari Kamboja. Semua tawanan perang dilepaskan, seluruh pasukan militer ditarik dari Kamboja. Pengaturan kedaulatan, territorial, penyelesaian politik konflik, serta rekonstruksi dikembalikan ke Kamboja. 31 Agustus 1995, Kamboja resmi menjadi anggota ASEAN yang ke sepuluh. Permasalahan antara Kamboja dan Vietnam dapat diselesaikan secara damai tanpa peperangan. 

Menurut saya, dengan adanya Jakarta International Meeting yang diadakan di Jakarta dan Bogor membuat Indonesia menjadi salah satu negara yang dipercaya oleh masyarakat internasional.Hal ini menjadi rekor penting bagi Indonesia dalam mengembangkan kedamaian dua negara.




Angel Natashia Andrea Runtupalit 12 IPS 2 / 

Daftar Pustaka :

 

  1. https://www.kompas.com/skola/read/2021/03/17/173028469/jakarta-informal-meeting-latar-belakang-tujuan-dan-penyelenggaraan
  2. https://www.kompas.com/stori/read/2022/06/24/110000379/peran-indonesia-dalam-penyelesaian-masalah-kamboja

 









Tags:
BERITA LAINNYA - 01 June 2020
Juara III Jurusan IPS - Tahun 2020 - Nathania Int...
BERITA LAINNYA - 01 June 2020
Juara I Jurusan IPS - Tahun 2020 - Vanessa Cahyan...
BERITA LAINNYA - 16 June 2020
Jeremy Gunawan_Asisten Dosen_Institut Teknologi B...
BERITA LAINNYA - 16 June 2020
Febiyana Aditya_Asisten Laboratorium _BINUS Unive...
BERITA LAINNYA - 16 June 2020
Daniel Harjuna _ Asisten Dosen _ Universitas Gadj...
BERITA LAINNYA - 13 February 2022
Liputan Perjusa Tahun 2021-2022
BERITA LAINNYA - 15 February 2022
Valentine’s Day
Valentine’s Day
BERITA LAINNYA - 16 February 2022
PCG #3 : “Develop Your Teen’s Creativity and Chri...
PCG #3 : “Develop Your Teen’s Creativity and Chri...
BERITA LAINNYA - 22 February 2022
Kesalahpahaman Berujung Maut: Kritik Terhadap Cer...
Kesalahpahaman Berujung Maut: Kritik Terhadap Cer...
BERITA LAINNYA - 21 February 2022
Odong-Odong oleh Seno Gumira Ajidarma
Odong-Odong oleh Seno Gumira Ajidarma
BERITA LAINNYA - 06 February 2023
A Dangerous Golden Egg
BERITA LAINNYA - 13 March 2023
One Act of Kindness Can Change Your Life
One Act of Kindness Can Change Your Life
BERITA LAINNYA - 20 March 2023
Unseen Ending
Unseen Ending
BERITA LAINNYA - 03 April 2023
Unrequited Childhood Love
Unrequited Childhood Love
BERITA LAINNYA - 07 February 2023
Penilaian Akhir Tahun (PAT)
Penilaian Akhir Tahun (PAT)
BERITA LAINNYA - 11 October 2023
Daily Inspiration, 11 Oktober 2023
BERITA LAINNYA - 07 October 2023
Closing Excelsior 2023: Akhir dari perjalanan The...
Closing Excelsior 2023: Akhir dari perjalanan The...
BERITA LAINNYA - 01 October 2023
Tumplak Wajik: Tradisi Pembuatan Gunungan di Kera...
Tumplak Wajik: Tradisi Pembuatan Gunungan di Kera...
BERITA LAINNYA - 02 October 2023
Menunjukkan Sportivitas dalam Berkompetisi di EXC...
Menunjukkan Sportivitas dalam Berkompetisi di EXC...
BERITA LAINNYA - 03 October 2023
Tari Ketuk Tilu: Keindahan dan Keunikan Tarian Tr...
Tari Ketuk Tilu: Keindahan dan Keunikan Tarian Tr...
BERITA LAINNYA - 24 January 2024
Peran Indonesia dalam Upaya Perdamaian di Laut Ch...
BERITA LAINNYA - 25 January 2024
Rohingya, nasibmu kini....
Rohingya, nasibmu kini....
BERITA LAINNYA - 26 January 2024
Di Jakarta, konflik Kamboja dibereskan
Di Jakarta, konflik Kamboja dibereskan
BERITA LAINNYA - 27 January 2024
Upaya Perdamaian Antara Israel dan Palestina: Per...
Upaya Perdamaian Antara Israel dan Palestina: Per...
BERITA LAINNYA - 28 January 2024
Sengketa di Natuna Utara,....
Sengketa di Natuna Utara,....

Choose Your School

GO