DAS DING AN SICH - Thing-in-itself
BERITA LAINNYA - 12 April 2021
DAS DING AN SICH
Thing-in-itself
(Desy Nicola Asturo)
Setiap hari, mayoritas dari kita selalu melihat penampakan objek secara nyata. Melihat pemandangan, situasi ruang, objek-objek yang ada disekitar dan lainnya. Namun, seorang filsuf popular, Imanuel Kant, memiliki perspektif numenal yang nampak eksentrik. Ia menyatakan bahwa, objek yang manusia lihat ialah bukan benda itu sendiri (das Ding an sich) melainkan kemampuan indera manusia untuk menstimulasi suatu kejadian yang ditangkap pada bayangan struktur inderanya. Dalam karyanya, Prolegomena “ karena indera-indera tidak akan dengan begitu saja membuat kita mampu mengetahui benda-benda dalam dirinya sendiri, tetapi hanya penampakannya saja yang merupakan gambaran-gambaran belaka dalam diri kita, dan sesungguhnya tidak nyata di tempat lain, hanya ada dalam pikiran kita”
Paham dan perspektif ini yang terkadang dapat menjadi suatu idealisme atau pemikiran yang melibatkan realita yang ada. Yang terlihat ternyata belum tentu ada, dan yang tidak terlihat belum tentu tak nyata. Konsep ini membawa pada suatu ekspresi metafisis. Fenomena ini bergantung pada kerangka subjek berfikir dan berpendapat seseorang sebagai observer/ pengamat.
Dalam perjalanannya, pemikiran filsuf ini membawa pada suatu fenomena kontroversial .
Dalam kehidupan nyata, dalam pendekatan kepada Allah, sebagai manusia, pernahkah kita melihat Sang Maha Pencipta dalam gambaran yang kasat mata ? Indera manakah yang dapat mendeteksi kehadiran Allah ? . Perasaan, kepercayaan dan iman yang menyatakan kehadiran Allah dalam kehidupan manusia. Pemikiran inilah yang menjadi dasar melalui pernyataan iman “Berbahagialah orang yang tak melihat namun percaya”.
Segi lain menampilkan seseorang yang memiliki keterbatasan pengelihatan, dapat memainkan dengan sungguh mengagumkan objek seperti piano yang mungkin tidak pernah ia lihat. Entitas kehadiran jiwa yang berada dalam keadaan alam bawah sadar atau kemampuan indera merasakan yang membuat hal itu terjadi. Kemampuan yang timbul karena refleksi dalam dirinya bahwa meyakini apa yang ia tidak lihat dapat ia lihat dan mampu ia rasakan.
Maka, apakah segala sesuatu hal dalam diri kita ini harus nampak, harus nyata sehingga kita mampu menelaah makna dibaliknya. Apakah segala sesuatu harus terjadi terlebih dahulu sehingga sebagai manusia, kita dapat menentukan langkah apa yang harus kita ambil ?
Das Ding An Sich, sebuah pemikiran yang mewakili kita sebagai manusia untuk mengintrospeksi kebermaknaan dalam diri kita.
Kita nyata, namun apakah orang tua, kerabat, orang-orang sekitar bahkan Tuhan sendiri “dapat merasakan kehadiran kita”. Apakah dalam kehidupan ini kita hanya mengejar kepastian dalam menggapai sesuatu untuk kelanjutan hidup, tanpa memperhatikan probabilitas yang bisa saja terjadi di dalamnya.
Apakah kita selalu memperhatikan dan fokus kepada keterbatasan kita sebagai manusia, sehingga imajinasi kita terbatas untuk lebih menyatakan bahwa kita mampu melakukan sesuatu di luar realita yang ada ?
Tidak semua yang tidak nampak pada diri kita tak dapat kita miliki, kita dapat melakukan hal yang luar biasa untuk menyatakan kehadiran dan pengaruh yang baik kepada lingkungan sekitar kita. Sekalipun kita tak “terlihat” oleh sekitar, namun kita dapat menghantarkan keberadaan kita dalam rupa yang berbeda. Seperti apakah itu ? ~temukan jawaban dalam diri kita masing-masing, manusia tidak selalu hanya mempercayai apa yang ada, apa yang nampak, apa yang ia miliki, manusia memiliki iman dan kepercayaan akan kehadiran Allah dalam kehidupan, akan kemampuan diluar keterbatasan dan manusia tidak harus selalu terlihat di depan khalayak umum untuk menyatakan kontribusinya untuk lingkungan sekitar We can be heroes, even we are invisible~
REFERENSI
- F. Budi Hardiman. 2011. Pemikiran-pemikiran yang Membentuk Dunia Modern: Dari Machiavelli sampai Nietzsche. Jakarta: Erlangga. Hal. 248
- https://www.britannica.com/topic/thing-in-itself
Informasi Terkini seputar sekolah kristen BPK PENABUR
Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur