Corona B117 : VIRUS BARU MENGGUNCANG MASYARAKAT
BERITA LAINNYA - 13 April 2021
VIRUS BARU MENGGUNCANG MASYARAKAT
Rapatkan Barisan, Putuskan Rantai Penyebaran!
Sudah satu tahun Indonesia dilanda COVID-19. Sejak melandanya COVID-19, banyak sekali varian baru Corona yang hadir dan menimbulkan kekhawatiran pada masyarakat yang menjadi semakin tidak kunjung reda. Salah satu varian virus yang baru-baru ini terdeteksi di Indonesia adalah Corona B117. Berdasarkan Health.detik.com., diketahui bahwa varian Corona B117 ini merupakan mutasi virus dari Inggris yang terdeteksi pada November 2020. Penamaan pada B117 memiliki arti British, sedangkan angka 17 merupakan kode jenis virus Corona yang ada di British (Inggris).
Lantas, apakah varian Corona B117 sangat berbahaya dan mematikan?
Corona B117 tidak kalah bahayanya dengan varian-varian virus Corona yang lain. Namun, terdapat penelitian yang menyatakan bahwa bisa saja Corona B117 mendominasi varian yang dominan pada saat ini. Dapat diartikan bahwa varian ini menyebar lebih cepat daripada varian lainnya sehingga bisa saja situasi yang akan dihadapi ke depannya akan kembali sama seperti pada awal pandemi. CNN Indonesia menyebutkan bahwa Corona B117 lebih menular sebesar 50% dan 70% daripada versi Corona yang asli.
Berdasarkan Health.detik.com., varian Corona Inggris B117 ini sebelumnya sudah menyebar di setidaknya 60 negara, berdasarkan catatan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Varian Corona Inggris B117 yang diyakini 70 persen lebih menular ini juga merebak di Singapura dan India.
Tidak hanya itu, para peneliti juga menjelaskan mengenai risiko kematian yang lebih besar jika terinfeksi Corona B117. Berdasarkan CNN Indonesia, ilmuwan-ilmuwan memperkirakan bahwa peningkatan risiko kematian sebesar 32% sampai 104% dengan rasio bahaya yang paling mungkin sebesar 1,64 atau peningkatan risiko kematian sebesar 64%. Rasio bahaya yang ditimbulkan varian ini meningkat antara 1,32 dan 2,04 yang berarti lebih tinggi daripada varian lain. Risiko tingkat kematian yang lebih tinggi dibuktikan dengan orang-orang yang terinfeksi varian virus ini rata-rata memiliki viral load atau beban virus yang lebih tinggi. Hal ini membuat orang yang terinfeksi Corona B117 menghasilkan lebih banyak partikel virus saat terinfeksi.
Penyebaran varian virus Corona B117 dapat dikatakan sama dengan varian lain. Alodokter.com menyebutkan bahwa melalui droplet pasien pada saat batuk atau bersin serta kontak erat dengan orang yang sudah terinfeksi, orang lain dapat dengan mudahnya terinfeksi COVID-19. Tidak hanya itu, melakukan kontak dengan benda-benda yang terkontaminasi virus dan menyentuh area hidung, mata, atau mulut tanpa cuci tangan sangat memungkinkan untuk terpapar virus COVID-19. Oleh karena itu, sangat diperlukan untuk meningkatkan kewaspadaan agar tidak terpapar virus COVID-19.
Lalu dari semuanya itu, bagaimanakah caranya agar kita bisa terhindar dari virus COVID-19? COVID-19 bukanlah sebuah hal yang dapat dihindari dengan mudah, bahkan orang yang biasa hanya berdiam dirumah pun dapat terpapar oleh karena kondisi imun tubuhnya yang tidak stabil. Selain itu, metabolisme yang menurun yang menyebabkan dirinya bisa terpapar. Namun, ada beberapa cara yang bisa dijadikan referensi kita untuk bisa bijak dalam menyikapi virus ini, diantaranya cuci tangan secara rutin, gunakan sabun dan air, atau cairan pembersih tangan berbahan alkohol, selalu jaga jarak aman dengan orang yang batuk atau bersin, kenakan masker jika pembatasan fisik tidak dimungkinkan, jangan sentuh mata, hidung, atau mulut, saat batuk atau bersin, tutup mulut dan hidung dengan lengan atau tisu, serta jangan keluar rumah jika merasa tidak enak badan, jika demam, batuk, atau kesulitan bernapas, segera cari bantuan medis, begitulah yang disampaikan Alodokter.com.
Dalam situasi ini, mungkin kita akan memiliki tingkat kewaspadaan yang lebih tinggi, karena saat kita merasakan ada sesuatu yang berbeda dari tubuh kita, maka kita akan terlebih dahulu berpikiran yang menjurus ke arah COVID-19 ini. Tidak semua keadaan tubuh yang kurang sehat akan langsung terdeteksi positif COVID-19. Ada banyak sebabnya, baik suhu tubuh yang menurun akibat cuaca, metabolisme tubuh yang kurang baik karena aktivitas yang penuh, ataupun juga karena penyakit bawaan. Namun, akan lebih baik jika kita bisa mengetahui gejala-gejalanya agar kita bisa lebih bijak dalam menyikapi masalah ini.
Seperti yang dilansir pada Health.detik.com., gejala COVID sendiri dibagi menjadi 3 golongan,yaitu Golongan Umum, Golongan yang Tidak Cukup Umum dan Golongan Serius. Di dalam Golongan Umum kita bisa mengetahui bahwa demam, batuk kering dan juga kelelahan yang menjadi faktornya. Namun, kita harus mengidentifikasi lebih lanjut melalui gejala yang Tidak Cukup Umum, diantaranya rasa tidak nyaman dan nyeri, nyeri tenggorokan, diare, konjungtivitis (mata merah), sakit kepala, hilangnya indera perasa atau penciuman, dan juga terdapatnya ruam pada kulit, atau perubahan warna pada jari tangan atau jari kaki. Serta di dalam golongan terakhir, terdapat Golongan serius, yaitu kesulitan bernapas atau sesak napas, nyeri dada atau rasa tertekan pada dada, hilangnya kemampuan berbicara atau bergerak, dan jika merasakannya sebaiknya langsung melakukan tes swab untuk membuktikan telah terpapar atau tidak. Hal ini dikarenakan kondisi Serius ini akan semakin berbahaya jika dibiarkan begitu saja.
Oleh karena itu, kita harus lebih berhati hati dalam bertindak, mematuhi peraturan yang ada dengan baik. Baik untukmu, baik untukku, baik untuk kita semua! Apapun yang terjadi, buktikan kalau kita bisa membuat dunia ini lebih baik. Heal the World!
Waktu berjalan tiada henti, tidak mau menunggu ataupun ditunggu dan teka-teki dari jawaban kondisi ini pun perlahan-lahan mulai bermunculan, mungkin judul yang cocok dari situasi ini adalah “Habis Gelap Terbitlah Harapan” Setelah banyak problematika yang terjadi, dan mungkin inilah yang menjadi titik terangnya.
Setelah satu tahun dihadapkan dengan tantangan hidup yang tidak pernah terjadi sebelumnya, mulai dari kondisi awal dunia yang seakan mati karena mewabahnya COVID-19, melumpuhnya kehidupan ekonomi seluruh dunia, hingga menyebarnya virus COVID varian baru. Akhirnya, muncul sebuah harapan akan dunia yang lebih cerah tanpa adanya pandemi yang mewabah, yaitu vaksin COVID-19. Halodoc.com mengatakan bahwa vaksin ini dibuat untuk mencegah dan menekan penularan virus corona dan pendistribusian vaksin COVID-19 diperkirakan membutuhkan waktu sekitar 15 bulan atau 3,5 tahun. Pendistribusian ini juga dilakukan bertahap karena tentunya vaksin ini tidak akan cukup jika diberikan ke seluruh masyarakat Indonesia dalam waktu yang bersamaan. Tahap pertama diberikan kepada seluruh garda terdepan, seperti tenaga kesehatan dan petugas publik, tahap kedua diberikan kepada masyarakat dengan risiko penularan tinggi, dan tahap terakhir diberikan kepada masyarakat umum.
Meski vaksin ini sudah terbukti aman, masih banyak masyarakat Indonesia yang meragukan keamanannya. Berikut adalah beberapa fakta penting mengenai vaksin COVID-19 berdasarkan Halodoc.com.
- Vaksin COVID-19 terbukti halal dan aman digunakan
Tidak sedikit masyarakat yang meragukan kehalalan dan keamanan vaksin COVID-19. Perlu diketahui bahwa vaksin ini tentunya harus lulus uji klinis dan evaluasi dari BPOM terlebih dahulu. Seperti yang sudah kita ketahui, vaksin pada dasarnya terbuat dari virus yang dilemahkan atau bahkan dimatikan. Sama halnya seperti vaksin COVID, vaksin ini mengandung virus yang sudah dimatikan (inactivated virus) dan vaksin ini tidak mengandung bahan-bahan kimia berbahaya, seperti boraks, formalin, merkuri, maupun pengawet.
- Vaksin yang diedarkan bukan untuk uji klinis
Belakangan ini, beredar informasi di masyarakat yang menyatakan bahwa vaksin COVID-19 hanya untuk uji klinis. Hal ini tentunya salah karena vaksin ini sudah memperoleh izin penggunaan dan peredaran dari BPOM. Perlu diperhatikan juga bahwa kemasan vaksin Corovac untuk uji klimis menggunakan kemasan pre-filled syringe dimana vaksin dan suntikan ada dalam satu kemasan. Sedangkan, vaksin yang diedarkan dikemas dalam bentuk vial single dose dimana vaksin disimpan dalam botol kaca tanpa label “only for clinical trial”.
- Tidak ada sel vero dalam vaksin COVID-19
Sel vero merupakan media kultur untuk tumbuh kembang virus yang digunakan sebagai bahan baku vaksin dan dikabarkan bersifat tidak halal. Ada atau tidaknya sel vero dalam vaksin COVID-19 sudah diklarifikasi oleh pemerintah bahwa vaksin COVID-19 tidak mengandung sel vero.
Walaupun vaksin COVID-19 terbukti aman, tidak dipungkiri bahwa masyarakat dapat merasakan efek samping setelah mendapatkan vaksin, seperti nyeri dan bengkak di area suntikan, demam, menggigil, lelah, dan sakit kepala. Selain itu, vaksin juga dapat menimbulkan efek samping berbahaya, misalnya alergi dan sesak napas, namun hal ini sangat jarang terjadi. Oleh karena itu, untuk meredakan efek samping, orang-orang dapat memberi kompres dingin pada area suntikan untuk mengurangi rasa nyeri, sering menggerakan lengan yang disuntik, dan beristirahat yang cukup.
Kemudian, berdasarkan Alodokter.com, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan masyarakat sebelum menerima vaksin COVID-19. Hal-hal ini penting dilakukan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
- Hindari konsumsi minuman yang mengandung alkohol
Hal ini perlu dilakukan karena alkohol dapat melemahkan imun tubuh. Bila sudah dijadwalkan mendapat vaksin COVID-19, sebaiknya hindari minuman beralkohol minimal dua minggu sebelum vaksinasi hingga dua minggu setelahnya.
- Hindari olahraga berlebihan
Olahraga secara rutin memang baik untuk kesehatan dan kebugaran tubuh dan kebiasaan ini baik pula untuk menjaga imunitas tubuh agar tetap kuat. Namun, olahraga yang berlebihan dapat menyebabkan penurunan daya tahan tubuh. Idealnya, olahraga dilakukan setidaknya 20-30 menit per hari dan 3-5 kali seminggu.
- Cukupi kebutuhan nutrisi
Kebutuhan nutrisi, terutama protein, vitamin, dan mineral, sangat penting bagi tubuh karena dapat menjaga daya tahan tubuh tetap kuat. Selain mengonsumsi makanan bernutrisi, masyarakat juga dapat mengonsumsi suplemen makanan tambahan.
- Istirahat yang cukup
Waktu istirahat yang ideal adalah 7-9 jam setiap malam. Tidur yang kurang dapat menurunkan daya tahan tubuh karena mengganggu produksi protein sitokin yang menyebabkan antibodi berkurang. Oleh karena itu, beberapa hari sebelum vaksin, usahakan untuk tidak begadang dan tidur minimal 7 jam.
Segala sesuatu pasti ada prosesnya. Proses yang dijalani memanglah tidak mudah karena hidup ini sama seperti ombak, kadang rintangan hidup yang kita hadapi bisa membuat kita down dan patah semangat. Apa yang kelihatan mustahil bagi manusia, tidak mustahil bagi Tuhan. Apa yang tidak pernah dilihat mata, didengar telinga, ataupun timbul dalam hati manusia sekalipun bisa diberikan Tuhan untuk kita. Oleh karena itu, tetaplah semangat menjalani hari-hari dan percaya bahwa Tuhan telah menyiapkan rencana yang indah bagi kita semua.
“Stars can’t shine without darkness”
-cahaya tidak akan ada tanpa kegelapan-
Cornelia (XS1), Rachel (XS1), Charrence (XIA1)
Daftar Pustaka
https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-5477672/corona-b117-sudah-masuk-ri-ini-gejala-covid-19-varian-baru-dari-inggris. Diakses tanggal 6 April 2021.
https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20210319161722-199-619706/studi-risiko-wafat-karena-infeksi-covid-b117-lebih-tinggi. Diakses tanggal 24 Maret 2021.
https://www.alodokter.com/virus-corona. Diakses tanggal 24 Maret 2021.
https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-5486413/ada-6-kasus-begini-cara-penyebaran-corona-b117-dan-alasan-lebih-cepat-menular. Diakses tanggal 24 Maret 2021.
https://www.halodoc.com/artikel/perlu-tahu-ini-fakta-lengkap-mengenai-vaksin-covid-19. Diakses tanggal 11 Maret 2021.
https://www.alodokter.com/hal-hal-yang-perlu-dilakukan-sebelum-dan-setelah-vaksinasi-covid-19. Diakses tanggal 11 Maret 2021.
Informasi Terkini seputar sekolah kristen BPK PENABUR
Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur