Bidang 8 : Candi Mendut

BERITA LAINNYA - 12 March 2025

Candi Mendut

oleh Bidang 8 SMAK HI

Candi Mendut adalah salah satu candi Buddha yang terletak di Magelang, Jawa Tengah, hanya sekitar 3 km dari Candi Borobudur. Candi ini diperkirakan dibangun pada abad ke-9 oleh Dinasti Syailendra. Candi Mendut memiliki luas 13,7 m x 13,7 dan memiliki tinggi sekitar 26,4 m di atas batu dengan 2 m. Candi ini memiliki bentuk dasar persegi dengan bahan bangunan berupa batu bata dan batu andesit. Berbeda dengan Borobudur, Candi Mendut memiliki atap candi bertingkat tiga dan dihiasi stupa-stupa kecil yang terpasang 48 buah dan merupakan simbol kebijaksanaan dalam ajaran Buddha.

Secara filosofis, Candi Mendut melambangkan perjalanan menuju pencerahan dan kebijaksanaan dalam ajaran Buddha. Candi ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah tetapi juga sebagai tempat pembelajaran bagi umat Buddha. Setiap relief dan arca yang ada di dalamnya mengandung pesan moral dan ajaran tentang kehidupan, karma, dan kebijaksanaan.

Candi Mendut memiliki tiga arca besar yang berada di dalam ruang utama, yaitu:

  1. Dhyani Buddha Vairocana – Arca utama yang duduk dalam posisi Dharmacakra Mudra, melambangkan roda ajaran Buddha dan kebijaksanaan tertinggi.
  2. Avalokitesvara (Bodhisattva Kasih Sayang) – Melambangkan belas kasih dan kebijaksanaan yang membantu umat manusia mencapai pencerahan.
  3. Vajrapani (Bodhisattva Pelindung) – Melambangkan kekuatan dan perlindungan dalam perjalanan spiritual.

Selain arca, dinding Candi Mendut juga dipenuhi dengan relief yang menggambarkan cerita Jataka, yaitu kisah-kisah kehidupan Buddha sebelum mencapai pencerahan. Relief ini juga menunjukkan bahwa Candi Mendut merupakan tempat suci yang didedikasikan untuk Buddha.

Relief 1 (Brahmana dan seekor kepiting yang berasal dari Kakawin Tantri Kediri)

Seorang brahmana bernama Dwijeswara menemukan seekor kepiting di puncak gunung dan membawanya ke sungai karena merasa kasihan. Setelah melepaskannya, ia beristirahat di sebuah balai di tepi sungai. Di tempat itu, ada seekor ular dan gagak yang berencana memangsa sang brahmana. Kepiting yang merasa berhutang budi mendengar rencana mereka dan berpura-pura menawarkan bantuan dengan mengatakan bisa memanjangkan leher mereka agar lebih mudah memangsa sang brahmana. Ketika ular dan gagak setuju, kepiting langsung menjepit leher mereka dengan capitnya hingga putus. Brahmana pun selamat, sementara ular dan gagak tewas.

Relief 2 (Angsa dan kura-kura)

Seekor kura-kura bernama Durbudi dan pasangannya, Kacapa, bersahabat dengan dua angsa, Cakrangga dan Cakranggi. Saat musim kemarau tiba dan danau mereka mengering, angsa memutuskan untuk terbang ke danau lain yang lebih besar. Kura-kura ingin ikut, dan angsa memberi solusi: ia harus menggigit sebatang kayu, sementara angsa membawanya terbang dengan memegang ujung kayu dengan paruh mereka. Namun, ada satu syarat—kura-kura **tidak boleh berbicara** sepanjang perjalanan.

Saat terbang melintasi ladang, dua anjing melihat mereka dan mengejek kura-kura, menyebutnya tahi kerbau kering. Tersinggung, kura-kura membuka mulutnya untuk membalas, tetapi karena itu, ia melepaskan kayu yang digigitnya dan jatuh ke tanah, di mana ia dimakan oleh serigala. Sementara itu, angsa melanjutkan perjalanan mereka ke danau Manasasara.

Relief 3 (Dharmabuddhi dan Dustabuddhi)

Dikutip dari Wikipedia, cerita ini mengenai dua orang sahabat anak para saudagar. Suatu hari Dharmabuddhi menemukan uang dan bercerita kepada kawannya Dustabuddhi. Lalu mereka berdua menyembunyikan uang ini di bawah sebuah pohon. Setiap kali mereka membutuhkan uang, Dharmabuddhi mengambil sebagian dan membagi secara adil. Tapi Dustabuddhi tidak puas dan suatu hari mengambil semua uang yang tersisa. Ia lalu menuduh Dharmabuddhi dan menyeretnya ke pengadilan. Tetapi akhirnya Dustabuddhi ketahuan dan dihukum.

 

Relief (Dua burung betet yang berbeda)

Dikutip dari Wikipedia, Relief ini melukiskan cerita dua burung betet bersaudara namun berbeda kelakuannya karena yang satu dididik oleh seorang penyamun. Sedangkan yang satu oleh seorang pendeta

.

Hingga saat ini, Candi Mendut masih digunakan sebagai tempat ibadah, meditasi, dan upacara keagamaan, terutama saat Waisak. Dalam perayaan ini, umat Buddha melakukan prosesi dari Candi Mendut menuju Candi Borobudur, melambangkan perjalanan spiritual menuju pencerahan.

Sebagai salah satu peninggalan bersejarah yang kaya akan nilai filosofis dan agama, Candi Mendut tetap menjadi simbol kebijaksanaan dan kedamaian dalam ajaran Buddha. 

Tags:

Informasi Terkini seputar sekolah kristen BPK PENABUR

Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur

BERITA LAINNYA - 29 October 2021
Career Day kelas XII
BERITA LAINNYA - 29 October 2021
Bina Iman kelas XI
Bina Iman kelas XI
BERITA LAINNYA - 02 November 2021
Career Day: Eye Opener untuk Masa Depan
Career Day: Eye Opener untuk Masa Depan
BERITA LAINNYA - 03 November 2021
Makin Yakin Makin Disiplin
Makin Yakin Makin Disiplin
BERITA LAINNYA - 06 November 2021
L-EARN berhasil membawa kelompok Elysian meraih j...
L-EARN berhasil membawa kelompok Elysian meraih j...
BERITA LAINNYA - 04 October 2022
Memulihkan Kasih yang Hilang
BERITA LAINNYA - 05 October 2022
Semangat yang Tak Pernah Padam
Semangat yang Tak Pernah Padam
BERITA LAINNYA - 06 October 2022
Janji Bunga Lili Putih
Janji Bunga Lili Putih
BERITA LAINNYA - 07 October 2022
Angin Berlalu
Angin Berlalu
BERITA LAINNYA - 08 October 2022
Dapet  Empat Ratus Ribuan per Bulan tapi Gak Nga-...
Dapet  Empat Ratus Ribuan per Bulan tapi Gak Nga-...
BERITA LAINNYA - 29 December 2023
Refleksi Ibadah Natal by Mitchel Tumanggor
BERITA LAINNYA - 30 December 2023
Serunya kegiatan P5, mengenal Indonesia lewat mak...
Serunya kegiatan P5, mengenal Indonesia lewat mak...
BERITA LAINNYA - 31 December 2023
Nasi Liwet dan Wedang Ronde, sebuah refleksi P5.
Nasi Liwet dan Wedang Ronde, sebuah refleksi P5.
BERITA LAINNYA - 26 December 2023
Berkolaborasi membuat Cenil dari Jawa Timur..
Berkolaborasi membuat Cenil dari Jawa Timur..
BERITA LAINNYA - 27 December 2023
Belajar membuat Catemak Jagung dan Es Poteng untu...
Belajar membuat Catemak Jagung dan Es Poteng untu...
BERITA LAINNYA - 21 July 2024
Jangan Bersungut-sungut
BERITA LAINNYA - 11 September 2024
Andalkan Tuhan dalam Segala Situasi
Andalkan Tuhan dalam Segala Situasi
BERITA LAINNYA - 22 July 2024
Percaya Pada Waktu Tuhan
Daily Reminder
BERITA LAINNYA - 11 September 2024
Damai Sejahtera di Tengah Badai
Damai Sejahtera di Tengah Badai
BERITA LAINNYA - 23 July 2024
Menjadi seperti Kanak-kanak Yesus
Daily Reminder
BERITA LAINNYA - 04 December 2024
KEPERCAYAAN KEPADA TUHAN
BERITA LAINNYA - 05 December 2024
PENGHIBURAN DALAM KESEDIHAN
Daily Inspiration
BERITA LAINNYA - 28 December 2024
Ketidakstabilan Harga Pangan di Indonesia
Ketidakstabilan Harga Pangan di Indonesia
BERITA LAINNYA - 29 December 2024
DIGITALISASI DUNIA PADA MASA Covid 19
DIGITALISASI DUNIA PADA MASA Covid 19
BERITA LAINNYA - 29 December 2024
Mengenal Peradaban Badak Jawa dan Badak Sumatra
Mengenal Peradaban Badak Jawa dan Badak Sumatra

Choose Your School

GO