BATIK DALAM KURIKULUM Part 1
BERITA LAINNYA - 09 January 2023
BATIK DALAM KURIKULUM Part 1
by : Desmiana Tinambunan
Indonesia memiliki ribuan ragam budaya. Salah satu budaya itu adalah batik. Batik telah diakui UNESCO sebagai warisan budaya nonbenda pada tanggal 2 Oktober 2009. Untuk memperingati hari tersebut maka ditetapkanlah 2 Oktober sebagai Hari Batik Nasional. Maka, pada saat itu seluruh warga disarankan untuk menggunakan batik.
Mengapa Batik termasuk dalam Warisan Budaya Nonbenda?
Dalam silabus kelas sepuluh Sekolah Menengah Atas (SMA) kurikulum 2013 mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan, pada kompetensi dasar pengetahuan yang kedua siswa diharapkan memahami perencanaan usaha kerajinan dengan inspirasi budaya lokal non benda.
Yang dimaksud dengan budaya non benda adalah segala karya yang diwariskan turun temurun yang hanya dapat dinikmati melalui penglihatan dan pendengaran. Artinya, produk warisan ini tidak dapat disentuh karena tidak berwujud salah satu contohnya adalah batik. Yang menjadi pertanyaan bukankah batik sebuah produk dan berwujud?
Motif yang tercipta pada kain adalah sebuah proses yang lahir dari proses menyeluruh dari kehidupan manusia seperti tradisi, kehidupan sosial, adat istiadat, tindakan ataupun kebiasaan-kebiasaaan dalam masyarakat pada wilayah tertentu yang ada di Indonesia. Jadi, motif yang terdapat pada suatu produk seperti baju, kain dan produk batik lainnya sudah pasti memiliki nilai atau kisah tersendiri. Nilai yang mendasari munculnya motif tersebut itulah yang disebut dengan budaya nonbenda.
Contoh Motif Batik dan Filosofinya
Salah satu motif batik yang populer di sekitar kita adalah Motif Megamendung. Motif ini berupa bentuk awan di langit berwarna biru. Menurut sejarah, Cirebon memiliki pelabuhan yang menjadi tempat persinggahan para pedagang dari luar negeri. Didukung pula dengan pernikahan Sunan Gunug Jati dengan Ratu Ong Tien yang berasal dari China. Pernikahan yang menjadi pintu gerbang masuknya budaya dan karya seni dari China ke Keraton Cirebon. Beberapa karya seni yang memiliki hiasan berbentuk awan. Masuknya budaya China ke keraton menjadi awal terciptanya beberapa karya seni lokal yang memiliki kemiripan bahkan hampir sama dengan budaya tersebut. Salah satu di antaranya adalah motif batik megamendung.
Gambar 1: Motif Megamendung
Arti dari motif megamendung adalah langit atau awan yang mendung. Megamendung memiliki tujuh gradasi warna yang memiliki makna kesabaran dan tidak mudah marah.
Motif batik lainnya adalah motif Truntum, Motif ini muncul ketika Ratu Beruk merasa sedih ketika suaminya, Pakubuwono III dari Surakarta ingin menikah lagi. Dalam kesedihannya sang ratu melihat bintang di langit dan menciptakan motif truntum dengan tekun dan teliti. Motif truntum berupa motif bintang dan bunga tanjung. Sang raja melihat ketekunan sang ratu dan mulai memperhatikan perkembangan pembuatan batik sang ratu. Akhirnya, sang raja kembali jatuh cinta kepada sang ratu.
Gambar 1: Motif Truntum
Arti dari motif ini adalah sebagai cinta dan kasih sayang yang akan selalu bersemi di antara pasangan.
Demikianlah munculnya suatu motif batik, memiliki perjalanan dan cerita sendiri. Dewasa ini motif batik telah mengalami kemajuan, dan beberapa motifpun telah mengalami kombinasi dengan beberapa motif lainnya seperti flora, fauna dan motif lainnya. Seiring dengan perkembangan teknologi dan permintaan pasar, motif batikpun telah mengalami modifikasi oleh para perajin dan designer fesyen.
Pengertian Batik
Kita telah memahami kalau batik merupakan warisan budaya nonbenda dan proses munculnya motif batik. Lalu, pengertian batik itu sendiri apa, sih? Motif yang tercipta pada kain yang menggunakan perintang masuk ke dalam golongan batik. Namun, kalau melihat asal kata dari kata batik sendiri, Batik berasal dari kata mbat dan tik yang berasal dari bahasa Jawa yang artinya adalah melempar berkali-kali dan titik. Dalam hal ini, membatik adalah melempar titik berkali-kali pada kain sehingga terciptalah suatu motif. Kalau melihat dari pengertian batik di atas maka pengertian itu lebih tertuju pada batik klasik yaitu batik tulis. Sementara jenis-jenis batik sendiri beragam sesuai dengan metode pembuatan batiknya.
Jenis-jenis batik
Batik dibedakan berdasarkan metode atau teknik pembuatannya, diantaranya adalah batik tulis, batik cap, batik ikat, batik kombinasi, batik colet, batik printing. Di antara batik di atas metode yang relatif murah dan sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari adalah batik printing. Batik ini murah karena dalam memproduksi batik tersebut dapat dilakukan dalam jumlah banyak dan membutuhkan waktu produksi yang paling cepat dari metode batik lainnya dan nilai seni dari batik printing memang berada di bawah teknik membatik yang lainnya.
Pelajaran PKWU pada Kurikulum 2013, Semester Ganjil di SMAK Penabur Harapan Indah
Gambar berikut ini merupakan gambar aktivitas siswa selama praktik pembuatan batik kombinasi tulis dan colet di sekolah.
Pelajar adalah pemuda masa depan bangsa. Di tangan merekalah budaya Indonesia akan lestari maupun meredup. Oleh karena itu, sistem pendidikan Indonesia yang memuat budaya dalam kurikulumnya sangatlah tepat untuk kelestarian budaya Indonesia di masa yang akan datang. Pelajar SMAK Penabur Harapan Indah, selaku pemuda kristen turut berperan serta dalam melestarikan budaya bangsa yaitu terlihat dari kesungguhan mereka dalam belajar dan mendalami budaya bangsa khususnya tentang batik.
Daftar Pustaka
https://nasional.kompas.com/read/2010/02/05/2053028/~Oase~Cakrawala
https://id.wikipedia.org/wiki/Batik_Megamendung
https://www.bhinneka.com/blog/teknik-pembuatan-batik/
Informasi Terkini seputar sekolah kristen BPK PENABUR
Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur