Bangladesh yang Selalu Bergejolak
BERITA LAINNYA - 29 March 2022
Bangladesh yang Selalu Bergejolak
Hidup di negara yang memiliki penduduk terpadat ke-4 di dunia dengan angka kemiskinan yang tinggi tidaklah mudah. Kondisi ini semakin parah akibat gejolak politik antar partai yang selalu berakhir dengan kerusuhan dan pertumpahan darah.
Konflik etnis serta agama juga berulang kali memicu perang, pembantaian, dan aksi anarkis yang telah mewarnai sejarah Bangladesh bahkan puluhan tahun sebelum kelahirannya di tahun 1971. Mengapa semua ini terjadi?
Masalah Agama menjadi Pondasi Bangladesh
Pada abad 19 ketika Inggris masih berkuasa atas benua India, mereka mengelompokkan masyarakat lokal berdasarkan agama yang mereka anut. Hindu dan sikh sebagai mayoritas serta agama lain sebagai minoritas dengan Islam sebagai minoritas terbanyak.
Pemilihan anggota parlemen didasari oleh agama yang dianutnya. Rakyat Hindu hanya boleh memilih yang beragama Hindu, begitu pula dengan yang lain. Pemisahan agama yang bercampur politik ini menimbulkan kebencian, kecurigaan, dan kekerasan antar penganutnya. Rakyat yang dulunya satu terpecah belah karena ulah pemerintah kolonial Inggris.
Pada tahun 1947 akhirnya Inggris meninggalkan India. Para pemimpin parlemen India akhirnya memutuskan untuk membagi wilayahnya menjadi 2 negara, Pakistan bagi daerah yang dihuni mayoritas Islam dan India yang dihuni mayoritas Hindu.
Migrasi besar-besaran terjadi, jutaan rakyat berpindah ke daerah dimana mereka dapat menjadi mayoritas. 17 Agustus 1947 akhirnya garis perbatasan resmi dibuat. Rakyat yang sudah tinggal berabad-abad di kotanya terpaksa mengungsi. Kejadian ini memisahkan anggota keluarga, dan mengakibatkan jutaan orang meninggal akibat milisi radikal serta kelompok lokal membantai para imigran.
Perseteruan India dan Pakistan masih berlanjut demi memperebutkan Kashmir. Daerah yang dihuni mayoritas Muslim, tetapi memiliki pemerintahan Hindu. Provinsi Bengal terpisah menjadi 2, Bengal Barat dan Timur. Bengal Barat bergabung dengan India sedangkan Bengal Timur (sekarang Bangladesh) menjadi Pakistan Timur. Meskipun tidak berbatasan dengan Pakistan melainkan dengan India, Bengal Timur yang dihuni mayoritas Muslim lebih memilih menjadi bagian dari Pakistan
Kemerdekaan Bangladesh
Pusat kekuasaan Pakistan terletak pada Pakistan bagian barat. Masyarakat bengali yang menghuni Pakistan Timur tetap mendapatkan diskriminasi meski memiliki agama yang sama dari Pakistan Barat. Kali ini permasalahannya adalah soal etnis. Masyarakat Bengali harus tunduk dan mengikuti adat Pakistan barat, termasuk bahasa Urdu yang wajib digunakan menggantikan bahasa Bengali.
Mujibur Rahman dari Liga Awami, Pakistan Timur, berhasil mendapat 160 dari 300 suara parlemen pada pemilihan Gubernur Jendral pertama Pakistan tahun 1970. Seharusnya Rahman menjadi pemimpin Pakistan. Namun, partai pesaingnya, PPP (Pakistan Peoples Party) dari Pakistan Barat. menolak hasil pemilu ini. Unjuk rasa besar-besaran terjadi di Bengali Timur dengan menurunkan bendera Pakistan dan menggantikannya dengan bendera Bangladesh. Peristiwa ini dianggap sebagai pemberontakan oleh Pakistan Barat sehingga diadakan Operation Search Light yakin genosida atas kaum Bengali tanpa melihat agamanya. Hasilnya, 30 juta orang Bengal kehilangan tempat tinggal, 10 juta mengungsi ke India, dan setidaknya 1 juta orang meninggal dunia. Mujibur Rahman ditangkap oleh Pakistan Barat, tetapi semuanya terlambat. Rahman telah berhasil mendeklarasikan kemerdekaan Bangladesh. |
Perang kemerdekaan Bangladesh berlangsung selama 9 bulan dan berhasil meraih kemenangan pada 16 Desember 1971 berkat bantuan India.
Dinamika Politik Internal
Negara masih berlanjut bagi rakyat Bangladesh. Kudeta demi kudeta terjadi sehingga politik Bangladesh tidak pernah stabil. Pembangunan tidak berjalan optimal karena pemerintah sibuk mengurusi kerusuhan. Pergantian kekuasan terus menerus menyebabkan rakyat menderita akibat kemiskinan.
Perseteruan terus terjadi antara Liga Awami yang bersekutu dengan partai kiri dan sekuler melawan PNB yang bersekutu dengan partai islam. Kisutnya peta politik Bangladesh berlangsung sejak Mujibur Rahman yang berusaha menerapkan kekuasaan sosialis satu partai pada 1975 dikudeta oleh Jenderal Ziaur Rahman. Beliau akhirnya mendirikan Partai Nasionalis Bangladesh (PNB) yang menerapkan sistem multi parti.
PNB dan Liga Awami berkuasa secara bergantian. . Pada tahun 2013 pemerintah sementara yang non partai bertugas untuk mempersiapkan pemilu tahun 2014. Seperti biasa, pemilu 2014 diwarnai kerusuhan. Banyak TPS yang dibakar oleh para pendukung partai oposisi.
Sampai saat ini belum ada titik terang dalam tubuh pemerintahan Bangladesh. Dunia Internasional seperti PBB dan US ikut bersuara agar kerusuhan di Bangladesh dihentikan. Mereka menyerukan agar pihak yang bertikai agar dapat menahan diri untuk mencegah kerusuhan.
DAFTAR PUSTAKA
- Nathaniel, Felix. 2020. “Sejarah Pahit Getir Bangladesh Merdeka dari Pakistan”, https://tirto.id/sejarah-pahit-getir-bangladesh-merdeka-dari-pakistan-eHzK, diakses pada 11 Maret 2022 pukul 11.41.
- Matroji. 2003. Catatan Peristiwa Sejarah SMA/MA Kelas XII Kelompok Peminatan IPS. Jakarta : PT Bumi Aksara
- NowThisWorld. 2016. “Why Do Pakistan And Bangladesh Hate Each Other?”, https://www.youtube.com/watch?v=YHfz_U-cXxI, diakses pada 11 Maret 2022 pukul 11.46
- Roy, Haymanti. 2021. “Why was India split into two countries?”, https://www.youtube.com/watch?v=DrcCTgwbsjc, diakses pada 11 Maret 2022 pukul 11.48
Informasi Terkini seputar sekolah kristen BPK PENABUR
Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur