KESENJANGAN
BERITA LAINNYA - 23 January 2021
KESENJANGAN
(Dari buku Laugh is Beautiful – Tertawa bersama Allah, oleh Xavier Quentin Pranata)
Photo by Oladimeji Ajegbile from Pexels
Di sebuah pesta yang diadakan untuk memperingati seratus tahun kelahiran mantan Presiden Harry S. Truman, seorang penasihat Gedung Putih menceritakan pengalamannya. Ia ingat suatu kali ia pernah ikut pesta perjamuan malam saat seorang tamu undangan menoleh ke seorang wanita yang duduk di sebelahnya.
“Apakah saya mengeja nama Anda dengan benar? Apakah nama Anda Post?”
“Ya, benar,” jawab wanita itu.
“Apakah nama lengkap Anda Emily Post?”
“Ya,” jawabnya,
“Apakah Anda seorang pakar di bidang etiket? tanya orang itu lagi.
“Ya,” jawab Ny.Post. “Mengapa Anda bertanya begitu”
“Karena,” jawab orang itu, “Anda baru saja memakan saladku.”
Kisah yang saya dapatkan dari Bits & Pieces di atas menunjukan bahwa kepakaran seseorang belum tentu jaminan bahwa ia melakukan apa yang ia ketahui dan pelajari. Saya pernah membaca seorang berkata, “People don’t care how much you know until they know how much you care!” Orang yang mengenal Firman dengan baik belum tentu menjadi pelaku Firman. Firman Tuhan dengan tegas mengatakan, “Tetapi mungkin ada orang berkata: ‘Padamu ada iman dan padaku ada perbuatan’, aku akan menjawab dia: “Tunjukanlah kepadaku imanmu itu tanpa perbuatan, dan aku akan menunjukan kepadamu imanku dari perbuatan-perbuatanku”” (Yak. 2:18).
Teguran itu bukan hanya untuk jemaat, tetapi untuk para pelayan Tuhan juga. Suatu hari di rumah seorang pendeta ada seorang pengemis meminta uang. Kebetulan anak pendeta itu ada di rumah. Karena kasihan, ia tidak saja memberikan uang, tetapi – saat melihat pakaian pengemis yang compang-camping itu, ia juga memberikan kemeja ayahnya yang baru dibeli dari toko.
Ketika si pendeta pulang, ia begitu terkejut saat mencari bajunya tidak ada. Padahal, baju itu mau dipakainya untuk pelayanan. Saat ia menanyakan hal itu kepada anaknya, dengan enteng si anak menjawab, “Sudah saya berikan kepada pengemis, Pak!”
“Mengapa engkau melakukan tindakan sebodoh itu?” tanya si pendeta.
“Loh, bukankah Papa sendiri yang mengajarkan di mimbar bahwa jika ada seorang yang meminta baju berikan jubahmu juga?” anaknya balas bertanya.
“Nasihat itu untuk jemaat, bukan pendeta!” jawab si pendeta kesal.
Jika kita tertawa dengan humor di atas, sebenarnya kita menertawakan diri kita sendiri. Bukankah kita pun sering melakukan hal yang sama. Itulah sebabnya di dalam Alkitab terdapat pasal ini: “Maka berkatalah Yesus kepada orang banyak dan kepada murid-muridNya, kataNya: ‘Ahli-ahli taurat dan orang-orang Farisi telah menduduki kursi Musa.’ Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan keapdamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi melakukannya” (Mat. 23: 1-3).
Marilah berjuang untuk menyejajarkan dan memparalelkan apa yang kita ketahui dengan apa yang kita praktikan di dalam setiap aspek kehidupan kita. Kiranya Tuhan menyertai usaha kita. Amin.
(IN/PT)
Informasi Terkini seputar sekolah kristen BPK PENABUR
Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur