BELAJAR HEBAT LEWAT DEBAT
BERITA LAINNYA - 13 April 2022
BELAJAR HEBAT LEWAT DEBAT
Joan Cindana - XI IPA 2
Ada ungkapan yang menyebutkan bahwa pengalaman adalah guru terbaik. Maka dari itu, saya sangat menghargai setiap momen-momen penting dalam hidup saya karena lewat momen tersebut, diri saya bisa berkembang. Kali ini, pengalaman berharga datang dari Online Law Debate Competition yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan Surabaya pada 6-8 April kemarin. Seperti namanya, acara tersebut adalah lomba debat hukum untuk siswa/i SMA/SMK/sederajat se-Indonesia. Terdapat 32 tim dari berbagai sekolah SMA di Indonesia yang bertanding dalam perlombaan bergengsi ini.
Dalam perlombaan ini, didelegasikan 2 tim. Tim pertama beranggotakan saya, Maura Revanny, dan Valerie Atalie. Sementara tim kedua diisi oleh Mario Ade Gunawan, Princessa Muliawan, dan Harina Kasih. Kami ber-6 dibimbing oleh Bu Kristanti yang merupakan guru Bahasa Indonesia di sekolah kami. Tantangan terbesar yang harus saya hadapi adalah saya harus membimbing lima anggota tim tersebut karena saya sudah kelas 11, sementara mereka masih kelas 10. Dengan segala pengalaman saya dalam berdebat yang masih biasa-biasa saja, saya harus bisa memberikan contoh serta koreksi bagi mereka. Menurut saya, hal itu adalah hal yang paling berat. Karena saya adalah orang yang tidak sabaran dan tidak bisa terbagi fokusnya. Tentunya saya sempat ingin menyerah karena merasa tidak mampu, tetapi berkat Bu Kristanti yang bersedia menjadi pendengar saya, beban pikiran yang saya rasakan perlahan-lahan berkurang.
Panitia perlombaan sudah menyiapkan 19 mosi yang semuanya sangat berhubungan erat dengan hukum Undang-Undang dan hukum Hak Asasi Manusia (HAM). Saya juga sudah memberitahu kepada anggota tim saya selama case building, haruslah menggunakan dasar hukum yang kuat, berhubungan dengan mosi, serta mengambil pasal yang masih berlaku. Hal lain yang menurut anggota tim saya menarik adalah penggunaan adagium atau istilah hukum yang diucapkan sebelum salam pembuka mereka. Penggunaan adagium berguna untuk memperkuat relevansi argumen yang kita bawakan dengan mosi yang diperdebatkan, serta bisa menjadi poin plus juga. Selain itu, selama perdebatan berlangsung kami tidak diperkenankan untuk menunjukkan identitas asli sekolah kami, sehingga nama tim kami adalah nama-nama provinsi di Indonesia. Tim 1 menjadi tim Sulawesi Barat dan tim 2 menjadi Sulawesi Utara.
Dari seluruh rangkaian persiapan yang telah kita lakukan, sampailah kita pada hari pertama, yaitu babak penyisihan pada tanggal 6 April. Pada babak penyisihan ini, kami dibagi ke dalam 4 chamber yang di dalamnya berisi 8 tim yang sudah diacak oleh panitia. Babak penyisihan berlangsung dari pagi hingga sore, dan pada malamnya nama tim yang lolos ke babak 8 besar diumumkan lewat Instagram panitia lomba. Ternyata kedua tim lolos ke babak 8 besar. Rasa lelah yang telah kami rasakan serta perjuangan kami berdebat dari pagi hingga sore akhirnya terbayar dengan pengumuman yang memuaskan. Kami pun bergegas melakukan case building lagi untuk persiapan babak 8 besar. Karena pengumuman dikeluarkan sekitar pukul 8 malam, maka kami case build di Zoom Meeting hingga tengah malam juga.
Selanjutnya di babak 8 besar, kami semua berusaha melakukan yang terbaik agar bisa tembus ke babak 4 besar. Kami memanfaatkan sisa-sisa waktu yang tidak banyak untuk mempersiapkan diri dan juga berdoa agar diberi kemudahan dan kelancaran. Seusai babak 8 besar, ternyata kedua tim lolos lagi ke babak 4 besar. Dari babak 4 besar ini kemudian nanti ditentukan tim mana yang akan melakukan perebutan juara 3 dan tim mana yang akan masuk ke final. Sebenarnya, besar harapan kami agar salah satu dari kami bisa lolos ke babak final, namun ternyata kedua tim berakhir di perebutan juara 3.
Di malam kita melakukan case building untuk babak perebutan juara 3, suasananya terasa lebih santai dan lebih hening karena kami sama-sama akan bertarung melawan tim yang karakternya sudah kami kenal. Namun, itu bukan berarti kami tidak kompetitif atau menyerah begitu saja. Kedua tim, baik Sulawesi Barat ataupun Sulawesi Utara sama-sama ingin menang dan sama-sama ingin memberikan yang terbaik. Bu Kristanti selaku pembimbing pun berusaha netral dalam mengarahkan case building malam itu. Beliau sama sekali tidak membocorkan apapun yang dibahas oleh kedua tim untuk persiapan materi argumentasi besok.
Hari yang ditunggu tiba, hari itu adalah tanggal 8 April. Hari terakhir kami berlomba di UPH Surabaya. Kami tidak menduga di hari terakhir ini kami akan melawan satu sama lain. Ketika perdebatan dimulai, semuanya berjalan dengan lancar. Kami berhasil mengejutkan satu sama lain dengan materi, persiapan, dan interupsi yang telah kami persiapkan. Di akhir perdebatan, kami juga meminta maaf kepada satu dan yang lain apabila ada kata-kata yang tidak mengenakan. Sambil menunggu pengumuman menang, kami pun tetap bercengkrama seperti biasa. Di luar pertandingan kami tetaplah teman yang selalu mendukung satu sama lain. Saat pengumuman keluar, ternyata tim Sulawesi Barat menang dan menjadi juara 3 dalam Online Law Debate Competition 2022 UPH Surabaya.
Selama perlombaan, saya menikmati semua proses yang berjalan. Saya tidak pernah menduga bisa sampai ke titik juara 3 dari antara 31 tim lain yang memiliki kemampuan sangat hebat. Bahkan, jauh sebelum perlombaan berlangsung, saya berkata pada 5 anggota tim yang lain bahwa target utama saya bukanlah untuk menang dalam lomba ini, melainkan agar kita semua memperoleh pengalaman untuk melangkah lebih jauh lagi. Lewat momen ini saya juga belajar untuk berusaha maksimal melakukan yang terbaik agar di kemudian hari saya tidak menyesal karena belum berusaha. Tuhan Yesus Memberkati kita semua.
Informasi Terkini seputar sekolah kristen BPK PENABUR
Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur