Kunjungan Pengurus Harian Ke Cimahi
Read MoreBPK PENABUR Kunjungi Kepala Badan Standar, Kuriku...
Read MoreBPK PENABUR Kunjungi Direktur Kepala Sekolah, Pen...
Read MoreGangguan kecemasan hingga depresi bisa dialami oleh siapapun, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Karena itulah, kesehatan mental tidak bisa dianggap enteng. Perlu tenaga ahli seperti psikolog dan psikiater untuk membantu menanganinya.
Lalu, apa bedanya psikolog dan psikiater? Meski sering dianggap sama, namun keduanya memiliki perbedaan, lho! Apa saja bedanya? Yuk, cari tahu di bawah ini!
Seseorang yang ingin menjadi psikolog harus menyelesaikan pendidikan S1 dari Ilmu Psikologi lebih dulu. Baru kemudian bisa melanjutkan program profesi untuk belajar praktik sebagai psikolog.
Sedangkan psikiater sebetulnya merupakan spesialisasi dari ilmu Kedokteran. Agar bisa berprofesi sebagai psikiater, seseorang harus menyelesaikan pendidikan kedokteran dan mendapatkan dokter umum lebih dahulu.
Setelah mengantongi gelar dokter umum, lalu bisa dilanjutkan dengan mengambil pelatihan residensi selama 4 tahun dengan pengkhususan di bidang psikiatri. Setelah lulus dari masa residensi, psikiater akan memiliki gelar dokter dan Sp.Kj (Spesialis Kesehatan Jiwa).
Perbedaan psikolog dan psikiater berikutnya bisa dilihat dari tugas atau pekerjaannya. Psikiater akan menyelidiki penyebab gejala psikologi menurut sisi medis, seperti kelainan susunan saraf sang penderita gangguan kejiwaan. Psikiater juga bertugas untuk mendiagnosis penyakit kejiwaan pasien dan menentukan pengobatan yang harus dilakukan.
Sementara psikolog mencari penyebab gejala psikologi dari sisi non medis, seperti proses tumbuh kembang pasien selama anak-anak hingga dewasa, susunan keluarga, pola asuh, sampai pengaruh lingkungan sosial. Psikolog lebih fokus pada terapi psikososial untuk pikiran, emosi, dan perilaku pasien.
Ketika duduk di bangku kuliah, psikiater juga mempelajari tentang ketidakseimbangan kimia di otak manusia. Jadi, seorang psikiater boleh meresepkan dan memberikan terapi obat-obatan (farmakoterapi), terapi stimulasi otak, pemeriksaan fisik dan laboratorium sesuai dengan kebutuhan pasien. Tentu, hal ini dilakukan setelah diagnosis gangguan mental dilakukan lebih dahulu.
Psikolog cenderung fokus pada aspek sosial pasien, seperti memberi terapi psikologi atau psikoterapi. Selain itu, psikolog juga bisa melakukan berbagai tes psikologi yang nantinya diinterpretasikan sebagai jawaban atas masalah yang dialami oleh pasien. Seperti tes kepribadian, tes IQ, minat bakat, dan lainnya.
Intinya, psikolog dan psikiater sama-sama mempelajari ilmu kejiwaan dan mempunyai konsentrasi praktik yang sama, yakni berupa upaya pencegahan, penanganan, diagnosis, dan pemberian terapi.
Keduanya berkoordinasi untuk memberikan terapi terbaik bagi sang pasien. Hanya saja ada perbedaan bentuk.
Psikolog memberikan terapi pada pasien berupa konseling psikososial setiap minggu. Psikiater juga melakukan terapi setiap minggu maupun bulanan untuk psikofarmakologi dan psikoterapi. Hal ini disesuaikan dengan kasus dan permasalahan yang dihadapi atau kebutuhan klinis masing-masing pasien.
Bagi yang mempunyai masalah dengan kesehatan mental, kamu bisa konsultasi ke psikolog maupun psikiater. Sebab, ada beberapa kasus yang membutuhkan konsultasi dari kedua profesi ini.
Hal tersebut sangat tergantung pada permasalahan dan kasus yang sedang dihadapi pasien. Bisa saja, seorang pasien yang mendatangi psikolog akan direferensikan juga ke psikiater, karena membutuhkan terapi obat.
Baca Juga: 7 Jenis Kecerdasan Manusia yang Berbeda-beda, Kamu Termasuk yang Mana?
Itulah lima perbedaan psikolog dan psikiater, sudah jelas dan lebih tahu kan apa saja bedanya?
Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur
© 2019 YAYASAN BPK PENABUR
Develope by FMG