Kunjungan Pengurus Harian Ke Cimahi
Read MoreBPK PENABUR Kunjungi Kepala Badan Standar, Kuriku...
Read MoreBPK PENABUR Kunjungi Direktur Kepala Sekolah, Pen...
Read MoreBanyak yang menyebut kalau cinta sejati berasal dari saling memahami, maka penting untuk berempati dalam menjalin hubungan. Empati merupakan kemampuan dalam memahami kondisi dan perasaan orang lain, serta menggunakan pemahaman itu untuk memberikan respons yang tepat.
Dengan empati, ada usaha yang dilakukan untuk memahami kondisi dan perasaan orang lain. Lantas, bagaimana pemahaman tersebut digunakan untuk memberikan respons?
Empati adalah elemen dasar untuk menjalin hubungan yang harmonis dengan orang lain, baik orang tua, anak, pasangan atau teman. Menurut The Grant Study yang dilakukan oleh peneliti asal Universitas Harvard selama 80 tahun, menunjukkan bahwa hubungan harmonis dengan orang lain adalah salah satu kunci hidup bahagia dan panjang umur.
Karena itu, penting untuk mengasah kemampuan empati sejak dini. Lalu, strategi apa yang sesuai untuk mengasah empati kepada anak?
Pemahaman emosi merupakan hal dasar untuk berempati. Anak akan belajar kalau wajar tidak apa-apa untuk merasakan berbagai macam emosi. Begitu juga orang lain terhadap anak usia dini, memahami emosi dapat dilakukan dengan belajar mengenal ekspresi wajah, seperti saat marah, sedih atau senang.
1. Ajaklah Anak Berdiskusi
Hal ini bisa dilakukan dengan kegiatan menyenangkan, misalnya bermain peran atau pretend play. Di sini anak bisa berpura-pura memerankan orang lain. Latihan ini bagus untuk belajar seperti apa rasanya saat berada di posisi orang lain.
Selain itu, Anda juga bertanya kepada si kecil saat menonton film atau berita. Pertanyaan itu bisa berupa, “Apa yang dirasakan si A saat bukunya hilang?” atau “ Apa yang dirasakan si B setelah memenangkan perlombaan?”. Kegiatan ini akan menambah kosa kata emosi pada anak.
Kemudian, kamu bisa menanyakan, “Apa yang bisa dilakukan si A dalam situasi itu?” atau “Kalau kamu yang jadi B, apa yang dirasakan? Apa yang akan kamu lakukan?” pada anak.
2. Libatkan dalam Kegiatan Sosial
Untuk mengasah empati, tidak ada salahnya kalau orang tua mengikutsertakan si kecil dalam beberapa kegiatan yang melibatkan orang lain. Misalkan, melatih kepedulian anak dengan mengajaknya membantu korban bencana atau memberikan bantuan ke panti asuhan.
Orang tua juga bisa mengajak anak dalam kegiatan komunitas atau organisasi. Dengan demikian, mereka mempunyai kesempatan untuk memahami dan mengenali kebutuhan dan kondisi orang lain yang berbeda-beda. Misalnya, ada teman yang orang tuanya cenderung terlalu protektif atau yang orang tuanya berpisah.
Melibatkan anak dalam kondisi sosial membuatnya belajar memahami, mengenal dan memberikan respons yang tepat sesuai dengan perbedaan. Interaksi dengan orang lain adalah cara terbaik untuk memberinya kesempatan untuk belajar empati.
3. Pahami Kondisi dan Perasaan Si Kecil
Orang tua mempunyai peran untuk memahami sekaligus memberikan contoh kepada anak tentang bagaimana berempati. Hal ini agar mereka memahami konsep berempati.
Contohnya, jika orang tua terlalu banyak memaksakan keinginannya, maka anak akan belajar kalau memahami orang lain bukanlah hal penting. Kedepannya, mereka beresiko kesulitan untuk menjalin pertemanan dengan orang lain.
Baca Juga: Kenali, Ini 5 Alasan Anak Sulit Bersaing dan Berprestasi di Sekolah
Karena itu, orang tua perlu memberi contoh berempati dan memahami perasaan orang lain kepada anak. Selamat mencoba ya!
Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur
© 2019 YAYASAN BPK PENABUR
Develope by FMG