Kunjungan Pengurus Harian Ke Cimahi
Read MoreBPK PENABUR Kunjungi Kepala Badan Standar, Kuriku...
Read MoreBPK PENABUR Kunjungi Direktur Kepala Sekolah, Pen...
Read MoreSekitar 7.000 bahasa yang berbeda tersebar di seluruh dunia. Tapi, bagaimana bisa ada begitu banyak bahasa? Kenapa manusia di bumi tidak berbicara dengan satu bahasa yang sama?
Sayangnya, belum ada jawaban pasti untuk pertanyaan tersebut. Meski begitu, setidaknya ada lima hal yang mungkin bisa menjelaskan mengapa ada banyak bahasa di dunia saat ini. Simak penjelasannya di bawah ini ya.
Berkembang di Beberapa Lokasi
Apakah manusia pernah berkomunikasi hanya dengan satu bahasa? Tidak ada yang mengetahuinya secara pasti. Namun, ada dua aliran pemikiran yang sejauh ini banyak dipercaya.
Pertama, monogenesis, yang menyebutkan bahwa semua bahasa mengalami evolusi dari bahasa leluhur tunggal. Contohnya, berdasarkan teori “Out of Africa” yang menyebutkan bahwa penyebaran manusia berawal dari Afrika.
Awalnya manusia mempunyai bahasa tunggal. Nah, saat manusia purba ini bermigrasi keluar Afrika, bahasa yang mereka gunakan ikut berubah dan berkembang jadi lebih kompleks.
Kedua, polygenesis, yang mengklaim bahwa bahasa leluhur berkembang secara mandiri. Artinya, manusia baru mengenal bahasa ketika sudah bermigrasi dari Afrika. Bahasa-bahasa yang berkembang saat ini pun tidak berasal dari satu bahasa leluhur tunggal.
Dari kedua pemikiran tersebut, kita bisa melihat kalau alasan utama kenapa ada begitu banyak bahasa yaitu karena berkaitan dengan jarak serta waktu.
Manusia terus bergerak, berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Hal ini membuat bahasa ikut berubah seiring waktu.
Sumber foto: Berkeluarga
Peperangan
Migrasi kelompok manusia tidak selalu berlangsung secara damai. Terkadang, ada perselisihan hingga peperangan. Nah, peperangan juga mempengaruhi bahasa yang digunakan manusia.
Peperangan bisa menciptakan bahasa baru, atau membuat sebuah bahasa yang telah mapan menjadi punah. Misalnya, masyarakat yang kalah dalam perang akan dipaksa untuk menggunakan bahasa pemenang perang.
Letak Geografis
Bahasa ternyata tidak terdistribusi secara merata karena letak geografis sebuah wilayah. Contohnya, Eropa mempunyai sekitar 225 bahasa asli, sementara di Papua Nugini yang wilayahnya lebih kecil ketimbang Eropa memiliki 820 bahasa!
Ya, ada peran faktor geografis di gunung, sungai, hutan, dan rawa membuat masyarakat di Papua Nugini terbagi menjadi suku-suku kecil. Kelompok-kelompok ini sudah terisolasi sangat lama sehingga mereka mengembangkan bahasanya sendiri. Berbeda suku, beda pula bahasanya.
Eits, faktor geografis bukan hanya mempengaruhi bahasa saja, tapi juga budaya di seluruh dunia.
Adaptasi Akustik
“Adaptasi akustik” menjelaskan mengapa ada begitu banyak bahasa dan kenapa beberapa bahasa terdengar sangat berbeda.
Contohnya, akses bahasa Inggris-Amerika yang diucapkan oleh penutur asli di Amerika Serikat sangat berbeda dengan bahasa Inggris-Britania yang diucapkan oleh penutur asli Inggris.
Lalu, apa itu “adaptasi akustik”? Secara sederhana, ini berhubungan dengan cara hewan menyesuaikan suaranya atau panggilan di lingkungan mereka agar bisa terdengar. Misalnya, di hutan yang lebat dengan iklim panas, suara vokal lebih mudah didengar ketimbang suara konsonan.
Pada tahun 2015, peneliti dari University of New Mexico dan Laboratoire Dynamique du Langage-CNRS di Paris melakukan penelitian terhadap 628 bahasa dari seluruh dunia dan membandingkan karakteristik dialeknya dengan iklim di mana bahasa tersebut berkembang.
Hasilnya, bahasa yang berasal dari daerah hangat dengan tutupan pepohonan lebat cenderung menggunakan konsonan lebih sedikit. Begitu pula sebaliknya, wilayah yang dingin dengan pohon yang sedikit cenderung lebih banyak menggunakan suara vokal.
Dipengaruhi Hujan
Hal lain yang juga mempengaruhi kenapa bisa ada banyak bahasa, setidaknya di beberapa wilayah, adalah karena hujan. Hal ini terungkap setelah peneliti dari Pusat Sintesis Evolusi Nasional Australia bereksperimen dengan memanfaatkan pemodelan komputer untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi keragaman bahasa asli di Negeri Kanguru itu.
Baca Juga: Tips Mengajarkan Anak Membaca Bahasa Inggris yang Baik dan Benar
Mereka menemukan bahwa di Australia, curah hujan ikut mempengaruhi jumlah serta distribusi bahasa Aborigin di sana. Di Australia, wilayah dengan curah hujan lebih tinggi memiliki populasi manusia yang lebih banyak, hal tersebut akhirnya berpengaruh terhadap perkembangan bahasa di wilayah tersebut.
Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur
© 2019 YAYASAN BPK PENABUR
Develope by FMG