Kunjungan Pengurus Harian Ke Cimahi
Read MoreBPK PENABUR Kunjungi Kepala Badan Standar, Kuriku...
Read MoreBPK PENABUR Kunjungi Direktur Kepala Sekolah, Pen...
Read More
Sumber foto: Kompas
Setiap keluarga punya budaya yang berbeda. Umumnya orang tua akan menerapkan aturan dalam keluarga, khususnya bagi buah hati mereka.
Jika hasil ujian anak kurang memuaskan, maka anak tidak boleh bermain game selama beberapa hari kedepan.
Jika tidak membantu pekerjaan rumah, maka rencana piknik terpaksa ditunda hingga anak menyelesaikan pekerjaannya.
Pola asuh seperti ini mungkin sering ditemui, atau mungkin kita juga pernah merasakannya. Tapi pertanyaannya, apakah memberikan hukuman adalah pola asuh yang benar?
Jika tidak, lantas cara efektif seperti apa yang harus diterapkan orangtua dalam mendidik anak-anak ketika memasuki usia remaja? Nah, berikut ini beberapa tips efektif mendidik anak remaja yang perlu diketahui.
Biasanya orang tua akan berusaha untuk mendisiplinkan anak. Anak diminta untuk melakukan sesuatu sesuai harapan orangtua, seperti belajar dengan sungguh-sungguh, membantu pekerjaan rumah, atau tidur lebih awal.
Jika diselesaikan dengan kemarahan dan berteriak, tentu tidak akan baik. Cobalah ubah sikap meminta menjadi empati. Caranya dengan menempatkan diri pada posisi anak, maka si kecil pun akan merasa aman karena sikap pengertian yang orangtuanya tunjukkan.
Agar percakapan bersama anak menjadi hangat, penting untuk percaya dan mengingatkan diri bahwa apa yang dilakukan anak pasti ada alasannya.
Tanyakan alasan tersebut pada anak dengan hangat. Jika orangtua langsung bertanya dengan nada tinggi, anak cenderung menghindarinya dan malah memberikan alasan yang tidak benar.
Biarkan ia berbicara, jangan mendominasi anak dengan menegaskan bahwa orangtua lebih tau. Anak selalu memiliki pilihan atas apa yang dilakukannya.
Mungkin kita menganggapnya tidak baik, tapi itu adalah alasan anak. Beri respon dengan mengklarifikasi dan tunjukkan pemahaman kita.
Mengerti dan lihatlah sesuatu dari sudut pandang si kecil. Sehingga, kita akan lebih sabar dan anak akan terbuka dengan apa yang dia lakukan.
Misalnya saat anak tidak ingin ikut tampil di panggung saat acara perpisahan sekolah. Jangan langsung mengatakan “Anak ini memang nggak pernah mau tampil, padahal temen-temennya berani tampil”.
Dengan memarahi anak secara langsung, mungkin orangtua tidak akan punya kesempatan untuk mengetahui alasannya. Anak mungkin akan menutup diri, mengarang cerita, dan melakukannya lagi di kemudian hari.
Tapi, saat orangtua melihat dari sudut pandang anak, orangtua bisa mengetahui kondisinya. Mungkin anak merasa demam panggung atau malu, sehingga ia tidak ingin ikut dalam pentas seni.
Informasi ini bisa membantu orangtua untuk memberikan solusi yang tepat bagi si kecil.
Jika si kecil melakukan kesalahan, jangan langsung menasehatinya untuk melakukan ini dan itu. biarkan ia belajar dari peristiwa yang dialaminya.
Bantu dan dukung anak dengan memberikan pertanyaan, seperti “Apa yang bisa Mama bantu” atau “Kalau butuh sesuatu, bilang Papa ya”.
Memberikan batasan pada anak juga penting dilakukan, jika ia melanggar batasan tersebut, cari tahu masalahnya, alih-alih memberi anak hukuman.
Misalkan, anak-anak diberi batasan menggunakan gadget hanya di akhir pekan. Namun anak melanggarnya, cobalah cari tahu apakah ada yang salah. Bisa jadi anak menggunakan gadget tersebut karena merasa kesepian di rumah.
Coba atur situasi agar anak tidak mencari gadget, mungkin dengan bermain bersama. Ini akan membantu anak lebih mudah mengikuti batasan dalam keluarga.
Baca juga: Catat! Inilah Soft Skills yang Bisa Kamu Dapatkan saat Kuliah Nanti
Itulah beberapa cara efektif mendidik anak remaja, semoga informasinya bermanfaat, ya.
Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur
© 2019 YAYASAN BPK PENABUR
Develope by FMG