Kunjungan Pengurus Harian Ke Cimahi
Read MoreBPK PENABUR Kunjungi Kepala Badan Standar, Kuriku...
Read MoreBPK PENABUR Kunjungi Direktur Kepala Sekolah, Pen...
Read MoreAktivitas yang tidak ada hentinya, kadang memicu stres yang bisa menyebabkan burn out yaitu kondisi saat seseorang merasa lelah, tidak percaya diri dan gagal karena tingginya tuntutan. Situasi ini bisa dialami oleh siapapun, termasuk guru.
Tanda-tanda Stres Pada Guru
Pasalnya, berbagai masalah di lingkungan sekolah, baik itu sekolah formal maupun non formal bisa menguras energi dan mengakibatkan ketegangan sosial. Jika dibiarkan, akan menyebabkan kelelahan yang tidak berkesudahan. Oleh karena itu, sebelum terlambat, kenali gejala stres pada guru dan cara mencegahnya berikut ini!
Mengalami stres, ibarat sedang bertarung dengan diri sendiri. Guru yang dengan menghadapi stres, biasanya menjauh dari kegiatan sosial karena merasa orang lain baik-baik saja dengan pekerjaannya, sedangkan dia tidak.
Jika hal ini terjadi, sebenarnya tak masalah untuk menghindari perkumpulan seperti makan bersama sepulang kerja, asal menyampaikannya dengan sopan. Tidak semua hal harus disanggupi. Lupakan sesuatu yang membuat anda merasa terbebani dan aturlah prioritas kegiatan.
Stres bisa membuat otak kurang jernih karena terlalu banyak hal yang dipikirkan. Ide baru untuk menciptakan suasana baru yang nyaman di kelas pun seringkali terhambat karena berbagai kekhawatiran. Di sekolah pun guru sulit fokus dan hanya ingin segera menyelesaikan hari saja. Mengajar sekolah adalah hal menakutkan bagi guru.
Jika merasa suntuk, lakukanlah sedikit relaksasi setelah menghadapi hari-hari yang padat. Luangkan waktu di akhir pekan untuk diri sendiri dengan melakukan hobi atau aktivitas favorit. Tidak ada salahnya memikirkan diri sendiri dahulu untuk sementara waktu demi menjaga kesehatan mental.
Guru yang sedang merasa stres jarang mengungkapkan perasaannya kepada orang lain karena ia merasa hal itu melelahkan. Tapi, sekalinya bicara ia akan mulai mengeluarkan berbagai keluhan, seperti masalah murid, kelas atau wali murid. Sikap ini bisa berlangsung hingga akhir tahun ajaran.
Berkomunikasi dengan orang-orang terdekat bisa menjadi cara untuk mengungkapkan perasaan. Coba temukan seseorang yang bisa mendengarkan keluh kesah Anda pada awal tahun ajaran. Tapi ingat, jangan hanya ingin didengarkan saja, Anda juga harus bisa mendengarkan lawan bicara!
Tanda satu ini bisa dilihat lewat bahasa tubuh saat mengajar, seperti mata atau senyuman. Guru yang sedang menghadapi masalah emosional, biasanya matanya terlihat redup dan kosong. Dia juga akan jarang menyapa siswa-siswanya dengan senyuman.
Hal ini bisa menjadi tanda bahwa guru mulai kehilangan motivasinya dalam mengajar. Sekolah justru jadi tempat yang mengerikan baginya.
Jika sudah begitu, menemui lembaga konseling dapat dipertimbangkan. Tidak ada yang salah dengan bertemu psikolog karena hal ini adalah upaya untuk mencintai diri sendiri. Lembaga konseling atau psikolog bisa membantu Anda menemukan dan mengenali akar masalahnya.
Pada akhirnya, stres bisa menyebabkan berbagai pekerjaan sebagai seorang guru jadi terbengkalai, bahkan murid bisa terkena dampaknya. Menurut McLean dalam jurnal Child Development tahun 2015, stres pada guru bisa menyebabkan lingkungan kelas jadi kurang kondusif. Akibatnya motivasi belajar siswa jadi menurun karena sulit memahami materi pelajaran yang disampaikan.
Baca Juga: 5 Langkah yang Harus Dilakukan saat Menyambut Semester Baru
Karena itu, jangan anggap enteng dan membiarkannya mengendap begitu saja, ya! Lingkungan sekolah juga seharusnya peka pada kondisi dan beban pekerjaan guru.
Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur
© 2019 YAYASAN BPK PENABUR
Develope by FMG