Kunjungan Pengurus Harian Ke Cimahi
Read MoreBPK PENABUR Kunjungi Kepala Badan Standar, Kuriku...
Read MoreBPK PENABUR Kunjungi Direktur Kepala Sekolah, Pen...
Read More
Sumber foto: pintek
Sekolah merupakan tempat bagi anak-anak untuk mempelajari ilmu pengetahuan dan keterampilan yang berguna untuk masa depannya. Di sekolah, mereka bisa mendapatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dibutuhkan untuk menghadapi peluang dan tantangan di abad ini.
Namun, bagaimana jika sekolah berlangsung terlalu lama? Apakah berdampak negatif bagi siswa dan guru? Berikut penjelasannya.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Bapak Teddlie, Bapak Kirby, dan Bapak Stringfield pada tahun 1991, guru di sekolah yang efektif memiliki skor yang lebih tinggi pada seluruh dimensi pengajaran, seperti keterlibatan siswa, manajemen kelas, dan kualitas instruksi.
Sebaliknya, guru yang kurang efektif cenderung menggunakan teknik pengajaran yang monoton, tidak bervariasi, dan tidak menarik bagi siswa. Hal ini menyebabkan siswa merasa bosan, lelah, dan tidak suka belajar di sekolah. Padahal, prestasi siswa juga dipengaruhi oleh suasana belajar di kelas.
Ketika menghabiskan waktu terlalu lama di sekolah, siswa mungkin tidak memiliki cukup waktu untuk melakukan aktivitas lain yang juga bagus bagi perkembangannya, seperti bermain, berolahraga, bersosialisasi, berkreasi, atau beristirahat.
Padahal, aktivitas tersebut dapat membantu anak-anak untuk mengembangkan keterampilan sosial dan emosional, kesehatan fisik dan mental, bakat, minat, serta keseimbangan hidup.
Oleh sebab itu, sekolah harus memberikan fleksibilitas dan kebebasan bagi siswa untuk melakukan kegiatan lain sesuai dengan kebutuhan dan minat mereka.
Terlalu lama sekolah mungkin akan membuat siswa lebih terbebani dengan tugas dan ujian. Ini bisa menyebabkan stress dan tekanan bagi mereka, terutama jika siswa merasa tidak mampu dan kurang dukungan dari guru atau orangtua.
Stress dan tekanan ini akan berdampak negatif terhadap kondisi psikologis siswa. Stress juga bisa mengganggu ingatan, konsentrasi, dan pemecahan masalah siswa, yang akhirnya juga mempengaruhi prestasi mereka.
Selain itu, guru yang mengajar terlalu lama di sekolah juga bisa mengalami stress dan tekanan karena tuntutan pekerjaan yang tinggi, kurangnya fasilitas, dan rendahnya penghargaan serta pengembangan profesional. Ini akan mengganggu efektivitas pengajaran, kinerja, dan kualitas guru.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Pope et al pada tahun 2014, terlalu banyak mengerjakan PR justru mengurangi efektivitas belajar siswa. Mereka mengatakan bahwa manfaat PR mencapai titik jenuhnya pada dua jam per malam,
PR yang seharusnya menjadi alat bantu belajar untuk mengulang, memperdalam, atau memperluas materi pelajaran justru akan menyulitkan siswa jika terlalu banyak atau terlalu sulit.
Karena itulah, sekolah perlu menyesuaikan tingkat kesulitan dan jumlah PR dengan kebutuhan dan kemampuan siswa agar memberikan manfaat yang maksimal.
Terlalu lama sekolah mungkin dapat menghambat siswa untuk mengeksplorasi minat dan bakat mereka. Hal ini pun akan menghambat kreativitas dan inovasi mereka, yang menjadi keterampilan penting di abad ke-21.
Siswa yang kreatif dan inovatif mampu menemukan solusi baru, berpikir di luar kotak, dan beradaptasi dengan perubahan.
Untuk mendukung kreativitas dan inovasi siswa, sekolah bisa mengadakan berbagai ajang perlombaan, membentuk klub, komunitas, atau organisasi yang menjadi wadah bagi minat dan bakat mereka.
Baca juga: Bukan Sekolah Mahal, Ini 5 Hal yang Dibutuhkan Agar Anak Sukses Dikemudian Hari
Berdasarkan penjelasan tersebut, bisa disimpulkan bahwa sekolah terlalu lama tidak efektif bagi siswa dan guru. Sebab itulah, diperlukan perubahan dalam sistem pendidikan agar siswa dan guru memiliki waktu yang cukup serta sesuai untuk belajar dan mengajar secara optimal.
Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur
© 2019 YAYASAN BPK PENABUR
Develope by FMG