Kunjungan Pengurus Harian Ke Cimahi
Read MoreBPK PENABUR Kunjungi Kepala Badan Standar, Kuriku...
Read MoreBPK PENABUR Kunjungi Direktur Kepala Sekolah, Pen...
Read More
Sumber foto: Hellosehat
Salah satu gizi yang penting untuk anak-anak adalah zat besi. Dengan tercukupinya zat besi akan membuat anak-anak berkonsentrasi, pintar, tidak mengantuk, dan fokus. Penyerapan zat besi sendiri akan lebih optimal jika diimbangi dengan konsumsi vitamin C.
Lalu bagaimana jika anak kekurangan zat besi? Apakah berpengaruh pada kemampuan belajarnya? Simak penjelasannya di bawah ini yuk.
Perkembangan organ dan motorik anak mulai semakin matang saat mereka berusia 1-6 tahun. Oleh karenanya, perlu gizi yang baik agar sel-sel otak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.
Kekurangan gizi pada masa ini bersifat irreversible alias permanen, bahkan tidak bisa diperbaiki. Karena itu, orangtua harus memperbaiki gizi anak, terlebih mencukup kadar zat besi. Saat sudah terpenuhi, maka pertumbuhan sel otak anak dapat berkembang dengan maksimal.
Zat besi bisa berasal dari produk hewani, seperti daging merah. Asupan ini juga menjadi sumber protein yang akan mendukung fungsi kognitif, imunitas, dan aktivitas fisik si kecil.
Kekurangan zat besi membuat anak mudah kehilangan konsentrasi dan fokus belajar. Hal ini dapat berpengaruh hingga ia dewasa nanti, apalagi jika tidak mendapatkan penanganan yang baik. Jika anak kekurangan zat besi, maka mereka akan tumbuh menjadi seseorang yang sulit fokus dalam mengerjakan sesuatu.
Jika konsentrasi belajarnya menurun anak pasti akan malas belajar, mengerjakan tugas, dan nilai sekolahnya pun jadi lebih rendah dibandingkan seseorang yang gizinya terpenuhi. Selain itu, kekurangan zat besi juga akan mengganggu performa intelektual serta kognitif.
Orangtua tentu ingin anaknya pintar dan berakhlak. Tetapi, hal ini harus diiringi dengan pendidikan akademik. Untuk menunjang pendidikannya, perlu otak yang cermat, yaitu dengan dibentuk lewat asupan makanan yang bernutrisi serta kebutuhan zat besi tercukupi.
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, kekurangan zat besi dapat mempengaruhi perkembangan sel otak. Jika dibiarkan, maka anak akan tumbuh menjadi sosok yang kekurangan gizi dan merusak kemampuan sel otaknya. Karena bersifat permanen, kerusakan sel otak ini pasti akan terbawa hingga anak dewasa.
Untuk mencegahnya, cukupilah kebutuhan zat besi dan nutrisi lainnya yang dibutuhkan oleh anak. Ini harus dilakukan agar ia menjadi sosok yang memiliki kemampuan intelektual dan kognitif optimal, serta cerdas.
Anak-anak yang gizinya tercukupi mengalami pertumbuhan secara maksimal, mulai dari sel otak berkembang dengan baik, aktif, dan sehat.
Sementara anak-anak yang kekurangan nutrisi, biasanya merasakan 5L. Mereka yang mengalami 5L biasanya akan tampak lemah, letih, les, lalai, dan lelah bahkan sering mengantuk.
Kekurangan zat besi juga mengurangi kebutuhan oksigen dalam tubuh, sehingga menyebabkan 5L dan imun tubuh lemah.
Di Indonesia, jumlah anemia pada anak selalu meningkat setiap tahunnya. Anemia diakibatkan oleh kekurangan asupan zat besi pada tubuh. Selain anemia, kekurangan zat besi dapat mempengaruhi perkembangan dan sistem kerja otak.
Jika sudah terkena anemia, maka secara tak langsung membuat jumlah zat besi dalam tubuh terus berkurang. Akibatnya, tubuh akan memproduksi sedikit sel darah merah.
Perlu diketahui, zat besi adalah bahan utama untuk memproduksi hemoglobin (hb) yang berperan sebagai pembawa oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh. Jika kekurangan pasokan hb, maka oksigen yang diantarkan pun sedikit. Padahal, seluruh tubuh perlu oksigen agar dapat berfungsi secara optimal.
Baca juga: Tips Mengajarkan Anak dalam Menggunakan Kamus yang Baik dan Benar
Itu dia beberapa hal yang akan terjadi pada anak jika kekurangan zat besi. Jadi, sebaiknya segera penuhi kebutuhan gizi si kecil, termasuk zat besi supaya ia bisa tumbuh secara optimal.
Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur
© 2019 YAYASAN BPK PENABUR
Develope by FMG