Kunjungan Pengurus Harian Ke Cimahi
Read MoreBPK PENABUR Kunjungi Kepala Badan Standar, Kuriku...
Read MoreBPK PENABUR Kunjungi Direktur Kepala Sekolah, Pen...
Read More
Sumber foto: Alodokter
Anak-anak pasti pernah merasa malu atau sesekali merasa tidak mampu pada beberapa kondisi. Pada anak normal, perasaan seperti ini mungkin tidak menetap dan hanya muncul sesekali. Namun, anak dengan avoidant personality disorder (AVPD), mengalami hal berbeda.
Nah, berikut ini informasi tentang avoidant personality disorder (AVPD) alias gangguan kepribadian menghindar:
Apa itu AVPD?
Avoidant personality disorder (AVPD) merupakan pola perilaku yang bertahan lama berkaitan dengan perasaan tidak mampu, hambatan sosial, dan kepekaan pada penolakan yang mengakibatkan masalah dalam hubungan serta situasi kerja.
Bukan perasaan malu biasa, AVPD kerap dihubungkan dengan kondisi kesehatan mental lain seperti gangguan kecemasan.
Orang dengan gangguan ini menunjukkan pola penghindaran sebab takut dengan penolakan atau ketidaksetujuan, mereka merasa itu sangat menyakitkan.
AVPD mempengaruhi sekitar 2,5% populasi, dimana jumlah laki-laki dan wanita kurang lebih sama.
Apa Saja Gejalanya?
Anak yang mengidap AVPD menunjukkan gejala-gejala berikut ini:
Secara umum, gejala utama gangguan kepribadian ini adalah perasaan tidak mampu, terlalu peka terhadap penolakan atau kritik, dan hambatan sosial.
Sumber foto: Halodoc
Apa Penyebab AVPD?
AVPD disebabkan oleh faktor genetik, psikologis, lingkungan, dan sosial. Beberapa faktor yang ikut berperan dalam perkembangannya yaitu:
Seringkali seseorang yang mengalami AVPD sangat malu ketika masih anak-anak dan sulit mengatasi rasa malu tersebut seiring bertambahnya usia. Anak-anak yang mengalami hambatan perilaku tinggi mungkin lebih cenderung memiliki pengalaman sosial negatif, yang berperan dalam perkembangan pola pikirnya dan meningkatkan risiko AVPD.
Bagaimana Diagnosis AVPD?
Avoidant personality disorder (AVPD) hanya bisa didiagnosis oleh profesional kesehatan mental menurut kriteria yang dimuat dalam Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental (DSM-5).
Meski dokter keluarga bisa melakukan diagnosis pertama, namun dianjurkan untuk ke psikolog, psikiater, maupun profesional kesehatan mental lainnya.
Gangguan ini biasanya di diagnosa pada orang dewasa, sebab anak-anak masih mengalami perkembangan kepribadian dan perilaku, seperti rasa malu bisa jadi pengalaman normal bagi mereka yang kemudian tumbuh besar.
Apakah Ada Dampaknya Jika Tidak Segera Ditangani?
Tidak sedikit orang yang mengalami kondisi ini cenderung menghindari sekolah atau pekerjaan yang melibatkan kontak sosial terlalu banyak. Sehingga orang-orang ini mungkin lebih mungkin mengalami kecanduan terhadap zat berbahaya dan alkohol.
Bagaimana Pengobatannya?
Perawatan untuk pengidapan AVPD bisa dilakukan lewat terapi, seperti terapi bicara, termasuk terapi psikodinamik, terapi perilaku kognitif, dan terapi skema.
Jika berhasil, perawatan ini dapat membantu mengurangi gejala serta meningkatkan strategi koping yang bisa digunakan penderita untuk mengelola kecemasannya. Seseorang dengan AVPD mungkin Nampak selalu pemalu, tapi sikap menghindar tidak mendominasi pikirannya.
Jika dibutuhkan, psikiater juga bisa memberikan obat antidepresan untuk membantu mengelola suasana hati, mengurangi kecemasan, dan mengurangi kepekaan terhadap penolakan.
Baca juga: Orangtua Wajib Terapkan Cara Ini agar Anak Tidak Minder dan Percaya Diri
Itu dia informasi tentang Manual avoidant personality disorder (AVPD) yang harus diketahui. Semoga informasinya bermanfaat, ya.
Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur
© 2019 YAYASAN BPK PENABUR
Develope by FMG