Kunjungan Pengurus Harian Ke Cimahi
Read MoreBPK PENABUR Kunjungi Kepala Badan Standar, Kuriku...
Read MoreBPK PENABUR Kunjungi Direktur Kepala Sekolah, Pen...
Read More
Sumber foto: Radar Cirebon
Untuk mempersiapkan generasi penerus yang berkualitas, Presiden Joko Widodo dan wakilnya Jusuf Kalla merilis sebuah kebijakan dalam bidang pendidikan. Tujuan utamanya yaitu untuk mewujudkan Nawacita, Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) yang terintegrasi dengan Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM).
Harapannya, generasi emas dapat mengalami perubahan pola pikir, bersikap, dan bertindak menjadi lebih baik. Karena itulah sangat penting untuk memahami apa itu PPK dan tujuannya. Pendidikan karakter sendiri bisa dimulai dari PAUD hingga sekolah menengah.
Menurut Kemendikbud, ada lima poin utama dalam Penguatan Pendidikan Karakter yang wajib Anda ketahui. Apa saja? Simak ulasannya berikut ini.
Tentu saja hal ini berkaitan dengan agama. Setiap anak diharapkan menunjukkan keberimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa, dengan menjalankan ajaran agama serta kepercayaannya. Selain itu, anak-anak juga diharapkan bisa menghargai perbedaan, bersikap toleran, hidup rukun dan damai dengan umat agama lain.
Nilai religius sendiri umumnya dibangun dari rumah, terutama orangtua yang harus mengajarkan dan mengenalkan pada anak tentang agama dan hal-hal baik di dalamnya. Anda bisa membantu si kecil belajar menghargai perbedaan, melindungi yang tertindas, dan tidak memaksakan kehendak.
Anak-anak perlu diajarkan untuk mengutamakan kepentingan bangsa dan negara dibanding kepentingan diri atau kelompok. Ini bisa diasah dengan rutin melakukan upacara bendera di sekolah pada hari Senin, apel bagi, dan menyanyikan lagu-lagu nasional, untuk menanamkan jiwa nasionalis.
Sikap nasional dapat ditunjukkan dengan menghargai budaya Indonesia, menjaga kekayaan budaya bangsa, berprestasi, cinta tanah air, rela berkorban, taat hukum, dan sebagainya. Selain itu, diperlukan pelajaran lain agar rasa nasionalis pada anak lebih terasah.
Di sekolah, nilai ini dimasukkan ke dalam kegiatan intrakurikuler, atau kegiatan belajar-mengajar pada jam pelajaran. Tidak hanya itu, kegiatan ekstrakurikuler juga memiliki peran penting, contohnya lewat kegiatan Paskibra atau Pramuka.
Anak-anak juga harus memahami konsep kerja sama dalam menyelesaikan masalah sejak dini. Mereka harus paham bahwa gotong royong membuat persoalan bersama menjadi lebih ringan dan mudah diselesaikan. Dengan begitu, anak juga akan memahami konsep persahabatan, dan dengan ikhlas membantu sesamanya.
Bukan saja soal melakukan sesuatu bersama-sama, gotong royong juga bisa mengenai pengambilan keputusan. Anak-anak akan diajari bagaimana berkomitmen atas keputusan yang diambil bersama-sama. Mereka juga akan mengenal apa itu musyawarah untuk mufakat, saling menolong, empati, dan solidaritas
Poin satu ini akan menjadikan anak-anak menjadi pribadi yang bisa dipercaya dalam perkataan, perbuatan, maupun pekerjaan. Anak perlu tahu bahwa mereka harus memiliki komitmen dan kesetiaan terhadap nilai-nilai kemanusiaan serta moral.
Yang termasuk dalam integritas yaitu penanaman rasa tanggung jawab sebagai warga negara, dan mengajak si kecil ikut serta dalam kegiatan sosial. Perlu diajarkan sejak dini bahwa setiap orang harus konsisten dalam perkataan dan tindakannya.
Meski bisa dilatih sejak dari rumah, tetapi sekolah juga memiliki peran penting dalam mengajarkan nilai satu ini. Sekolah akan mengajarkan anak-anak agar tidak bergantung pada orang lain, dan membantunya belajar memanfaatkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk meraih impiannya.
Baca juga: Proses Pendidikan Karakter yang Baik untuk Anak Melalui Bermain
Kelima nilai utama dalam kehidupan tersebut memang harus diajarkan sejak dini. Orangtua juga bisa membantu memperkuat pemahaman dan karakter si kecil terkait lima poin di atas mulai dari rumah. dengan begitu, orangtua dan sekolah dapat bersinergi mewujudkan generasi penerus yang lebih baik.
Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur
© 2019 YAYASAN BPK PENABUR
Develope by FMG