Kunjungan Pengurus Harian Ke Cimahi
Read MoreBPK PENABUR Kunjungi Kepala Badan Standar, Kuriku...
Read MoreBPK PENABUR Kunjungi Direktur Kepala Sekolah, Pen...
Read More
Sumber foto: Haibunda
Tentu sudah tidak asing dengan dongeng Kancil yang sering dibacakan saat kita kecil, bukan? Nah, dongeng ini bisa dibacakan pada anak-anak sebelum mereka tidur karena banyak pesan moral di dalamnya.
Cerita tentang Kancil ini adalah jenis fabel, yakni cerita tentang binatang yang mampu berbicara serta bertingkah layaknya manusia. Mengutip berbagai sumber, berikut ini variasi dongeng si Kancil terbaik!
Pada suatu hari di sebuah hutan, si Kancil terlihat sedang mencari makan. Perutnya kelaparan dan ingin sekali makan buah-buahan atau timun favoritnya. Namun, setelah berjalan jauh, ia belum juga menemukan makanan yang dicari. Akhirnya, Kancil pun berjalan ke tepi sungai besar.
Sesampainya di tepi sungai, Kancil sangat terkejut. Dari kejauhan ia melihat pohon timun dengan buahnya yang ranum. Namun bagaimana caranya ia menyeberangi sungai? Tidak ada kayu ataupun batu sebagai pijakan. Kancil juga tidak bisa berenang karena arusnya deras.
Tiba-tiba, seekor buaya menggigit kaki Kancil. Ia lupa jika sungai tersebut adalah rumah dari para buaya. Sudah pasti dia akan menjadi mangsa mereka. Akhirnya, Kancil mencari ide agar bisa lolos dari ancaman buaya.
Kancil lalu bercerita, ia mendapatkan kabar bahwa ada daging rusa besar di seberang sungai. Ia beralasan datang ke tempat itu untuk melihatnya. Mendengar hal tersebut, Buaya pun melepaskan gigitannya, ia lalu meminta Kancil untuk membuktikan hal itu.
Kancil kemudian setuju dan meminta buaya untuk memanggil teman-temannya. Ia berkata bahwa daging rusa tersebut tidak bisa dihabiskan sendirian karena sangat besar. Buaya lalu memanggil temannya dan meminta mereka untuk berbaris melintasi sungai sesuai arahan Kancil.
Kancil menyeberang sekaligus menghitung untuk membagi daging rusa itu. Sampai di seberang sungai, Kancil tidak melihat ke belakang dan langsung berlari kencang untuk menjauh. Ia akhirnya berhasil selamat dengan mengecoh para buaya, dan mendapatkan timun yang tumbuh di seberang sungai.
Pesan moral: kekerasan atau kekuatan bisa dikalahkan dengan kecerdikan atau ilmu.
Suatu hari, Kancil sedang beristirahat di padang rumput. Tanpa sadar, seekor Harimau yang menggigit kakinya dengan lari. Kancil yang ketakutan dan perutnya kekenyangan tidak kuat untuk berlari. Ia pun mencari cara agar bisa lolos dari terkaman Harimau.
Kancil lalu meminta Harimau mendengarkannya sebelum nantinya memangsanya. Kancil bercerita bahwa ia terduduk karena sedang bingung bagaimana mengambil sabuk skti, Harimau pun tertarik.
Kancil lalu memberitahu ada sabuk sakti yang dapat membuat binatang menjadi makin kuat. Sabuk sakti tersebut bisa membuat binatang yang memakainya dapat berlari kencang dan lebih kuat dibanding hewan lain di seluruh hutan.
Harimau yang tertarik itu pun meminta Kancil untuk diantarkan ke tempat sabuk tersebut berada. Kancil awalnya menolak, karena sabuk sakti itu dijaga oleh pemburu. Namun, Harimau membujuknya dan mengatakan akan memangsa pemburu yang menghadangnya.
Kancil menurut dan membawa Harimau ke sebuah pohon besar dimana sabuk sakti berada. Setelah memastikan tak ada pemburu, Kancil menunjuk sabuk sakti yang menggantung di sebuah dahan pohon. Kancil meminta Harimau untuk mengambilnya dengan berjalan mundur, sementara Kancil mengawasinya dari kejauhan. Tepat di bawah sabuk tersebut, Harimau berteriak kencang. Ternyata sabuk sakti itu adalah seekor ular besar.
Harimau pun tidak bisa berlari karena sang ular melilit tubuhnya dan memakannya. Sementara Kancil bisa lolos.
Pesan moral: kecerdasan bisa menyelamatkan dari bahaya, sedangkan keserakahan dapat menyebabkan kerugian.
Sumber foto: Haibunda
Jerapah dikenal sebagai hewan yang sombong dan sangat kasar. Ini karena ia meras tubuhnya paling tinggi sehingga sering bersikap semena-mena. Dia selalu membuat hewan lainnya marah karena tingkahnya.
Suatu kali, Jerapah mengusir hewan-hewan dari mata air. Jerapah mengumumkan tidak ada yang boleh minum kecuali atas izinnya. Anak-anak hewan di sumber air pun menangis karena ketakutan.
Lain hari, Jerapah juga membuat para domba kesal. Domba yang sedang mengumpulkan bulu-bulu untuk induk musang yang baru melahirkan dibuat kesal karena Jerapah menginjak dan mengotorinya. Jerapah hanya tertawa dan pergi begitu saja tanpa meminta maaf.
Kancil yang mendengarnya menawarkan diri untuk membantu. Ia mendatangi Jerapah dan menantangnya untuk lomba lari, dengan hadiah setumpuk sayur dan buah segar yang dikumpulkan oleh binatang lainnya.
Jerapah setuju dan lomba lari dimulai. Rute yang dipilih Kancil membuat Jerapah kesulitan karena banyak dahan-dahan besar. Hingga akhirnya, kepala Jerapah terantuk dahan hingga terluka dan membuatnya menangis dan berteriak meminta tolong.
Para binatang datang dan menolong, setelah itu Jerapah tersadar atas kesalahannya dan meminta maaf. Akhirnya, Jerapah dan para binatang lainnya pun hidup damai dan tenang di dalam hutan.
Pesan moral: kecerdasan bisa menyelamatkan dari bahaya, dan keserakahan bisa merugikan kita.
Kancil sangat pandai berlari, tapi ia sering menggunakannya untuk melakukan hal tidak baik. kancil suka mencuri timun milik para hewan di hutan.
Kali ini keluarga Siput yang jadi korban si Kancil. Timun yang telah mereka kumpulkan untuk persediaan habis begitu saja. Tanpa rasa bersalah, Kancil pergi meninggalkan Siput yang kesal karena makanan mereka habis tanpa sisa.
Akhirnya, Siput membuat sayembara. Mereka menantang Kancil untuk berlomba lari. Kancil pun tertawa, Jerapah saja bisa dikalahkan apalagi Siput. Tanpa ragu, Kancil menerima tantangan tersebut.
Kancil bersiap mengikuti lomba lari, sedangkan Siput siap-siap di garis awal dengan tenang. Dengan sombong, Kancil menyuruh Siput lari terlebih dahulu.
Kancil kemudian menyusul dengan cepat, namun herannya di tikungan ia melihat Siput sudah di depannya. Sampai di garis finish, Kancil melihat Siput sudah mendahuluinya.
Ternyata, para Siput saling bekerjasama mewarnai cangkang mereka agar sama dan seolah sudah mendahului Kancil. Hewan-hewan lain di hutan juga mendukung dan membantu para Siput. Alhasil, Kancil harus mengakui kesalahannya dan tidak mencuri timun milik hewan lainnya di hutan.
Pesan moral: keserakahan tidaklah baik, dan kecerdikan dapat mengalahkan kekuatan.
Kancil memang sangat suka timun dan ia akan mendapatkannya dengan cara apapun. Kebetulan, seorang petani menanam timun di ladangnya yang berada di sisi hutan dekat wilayah Kancil biasa mencari makan.
Pak Tani sangat baik, beberapa kali Kancil diberinya timun hasil panen. Timun tersebut rasanya berbeda karena dirawat dan diberi pupuk. Rasanya lebih manis dan segar dibandingkan yang sering Kancil makan di hutan.
Hal ini membuat Kancil ingin menghabiskan seluruh timun milik Pak Tani. Kancil berniat untuk mencuri timun tersebut pada malam hari.
Pada malam yang ditentukan, Kancil berada di pinggir ladang dan mengendap-endap mulai memakan timun yang sudah matang. Perutnya mulai kekenyangan, tanpa diketahui ada yang mengawasinya.
Sampai akhirnya, ia tidak sadar menabrak sosok menyeramkan yang tinggi besar. Kancil kaget namun tidak bisa berlari karena terlalu kenyang. Tanpa disadari, kakinya terjebak jeratan yang dibuat oleh Pak Tani.
Kancil menangis ketakutan dan kakinya luka, badannya gemetaran karena takut dengan orang-orangan sawah. Pak Tani yang tiba di kebun kaget dan merasa iba melihat Kancil yang menangis dan kesakitan. Sambil membebaskan si Kancil, Pak Tani menasehati agar Kancil tidak mengulanginya lagi. Kancil pun meminta maaf dan berjanji tidak akan mencuri lagi.
Pesan moral: keserakahan dan menghianati kepercayaan orang lain kepada kita tidaklah baik.
Baca juga: 5 Buku yang Cocok Dibaca Anak Sebelum Beranjak Remaja, Seru dan Menarik!
Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur
© 2019 YAYASAN BPK PENABUR
Develope by FMG