Tanpa disadari, sering kali yang menyulitkan anak-anak dalam belajar mengelola uang sakunya dengan bijak adalah sikap orangtua. Yuk ketahui cara mengatur uang saku untuk anak."/>
Kunjungan Pengurus Harian Ke Cimahi
Read MoreBPK PENABUR Kunjungi Kepala Badan Standar, Kuriku...
Read MoreBPK PENABUR Kunjungi Direktur Kepala Sekolah, Pen...
Read More
Sumber foto: Cermati
Saat anak-anak mulai bersekolah, ternyata bukan hanya pendaftaran dan perlengkapan sekolah saja yang harus disiapkan oleh orangtua. Masalah uang saku pun harus dipikirkan dengan matang. Bukan soal berapa banyak uang saku yang harus dipikirkan, melainkan kebaikan untuk si kecil.
Sebagian orangtua merasa anak-anak tidak perlu diberi uang saku. Sedangkan sebagian lainnya menganggap itu adalah hal kejam karena anak mungkin ingin jajan bersama temannya. Nah, untuk mengatasinya, berikut ini 5 tips mengatur uang saku untuk anak dengan bijak!
Biasanya, anak-anak yang baru masuk sekolah belum terlalu paham dengan nilai uang. Jika mereka membawa uang saku, mungkin ia bisa keliru menerima uang kembalian. Selain itu, anak biasanya juga masih merasa malu di lingkungan barunya.
Meski merasa lapar dan haus, anak belum tentu mau membeli makanan atau minuman di kantin. Ditambah antrean murid yang banyak sekali. Padahal waktu istirahatnya terbatas.
Meski sudah membawa bekal dari rumah, tapi memberikan uang saku tetap dibolehkan, kok. Hanya saja, sifatnya untuk berjaga-jaga.
Siapa tahu tiba-tiba ada iuran kelas untuk menjenguk teman yang sedang sakit. Tekankan pada si kecil untuk menyantap bekalnya ketimbang jajan.
Sumber foto: Berkeluarga
Anak-anak akan kesulitan menghitung kembalian jika membawa uang dalam pecahan besar. Selembar uang tersebut juga bisa hilang. Berbeda dengan uang pecahan kecil.
Anak bisa menyimpan setiap lembar uang di masing-masing saku. Dengan begitu, kalaupun ada yang jatuh tidak semua uang hilang. Mau jajan pun tidak perlu kembalian.
Begitu anak masuk sekolah, biasanya apapun akan ia bandingkan dengan temannya. Tidak terkecuali soal uang saku. Anak bisa saja merasa iri dengan temannya yang membawa uang saku lebih banyak.
Saat anak meminta tambahan uang saku, jangan langsung diberi. Kalau dia hanya ingin seperti teman dan tidak ada kebutuhan penting, tidak usah menuruti permintaanya.
Meski anak merasa kecewa, namun ini menjadi akan menjadi fondasi pendidikan keuangan agar dia tahu cara mengelola uang dan bersyukur dengan apa yang dimilikinya.
Sampaikan pada anak bahwa uang saku bukan untuk dihabiskan. Berapapun nilainya, wajib disisihkan untuk ditabung. Jelaskan manfaat menabung agar si kecil lebih bersemangat.
Kalau perlu, berikan reward jika selama sebulan ia selalu bisa menyisihkan uang sakunya. Misalnya, memberinya uang khusus untuk ditambahkan ke dalam celengan. Jangan fokus dengan berapa banyak uang yang ditabung anak, namun membiasakan kebiasaan baik dahulu.
Baca juga: Bisa Asah Kedisiplinan, Yuk Ajarkan Anak Siapkan Barang Bawaan saat Liburan
Itulah lima cara mengatur uang saku untuk anak. Tanpa disadari, sering kali yang menyulitkan anak-anak dalam belajar mengelola uang sakunya dengan bijak adalah sikap orangtua. Kurang tepat rasanya jika kita ingin meningkatkan semangat belajar anak dengan menambah uang sakunya. Terlalu banyak membawa uang saku justru dapat mengganggu konsentrasi belajar anak karena sibuk memikirkan jajanan.
Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur
© 2019 YAYASAN BPK PENABUR
Develope by FMG