Kunjungan Pengurus Harian Ke Cimahi
Read MoreBPK PENABUR Kunjungi Kepala Badan Standar, Kuriku...
Read MoreBPK PENABUR Kunjungi Direktur Kepala Sekolah, Pen...
Read More
Sumber foto: Orami
Bagi sebagian anak, mungkin tahapan remaja adalah usia paling berat. Terlebih mereka akan mengalami masa pubertas, dan membuat keputusan yang penting serta menghadapi masalah dalam pergaulan, keluarga bahkan tekanan pendidikan dan masih banyak tantangan lainnya. Tak jarang para remaja akan mengalami kewalahan hingga burnout saat mencari keseimbangan antara kehidupan pribadi dan profesional.
Apa Itu Burnout, dan Bagaimana Mengatasinya?
Dilansir dari Very Well Mind, burnout adalah keadaan stres kronis yang mengarah pada kelelahan fisik dan emosional, depresi, detasemen, sinisme, dan kurangnya pencapaian termasuk perasaan tidak efektif.
Bahkan kondisi tersebut bisa berujung pada kecemasan, depresi, hingga kecenderungan bunuh diri. Meskipun tantangan akan selalu ada dalam proses kehidupan, namun penting bagi orangtua untuk mencegah anak-anak terutama saat pra remaja mengalami burnout.
Nah, untuk mengetahui cara mencegah burnout yang menyebabkan stres pada remaja, berikut ini langkah-langkah yang bisa dilakukan.
1.Pentingnya "me time" untuk anak
Biasanya rutinitas remaja selalu dipenuhi dengan pekerjaan rumah dan kegiatan sepulang sekolah. Meskipun kegiatan sekolah penting untuk masa depan anak, namun hal ini juga mengambil setiap waktu dalam kehidupan anak.
Kebanyakan remaja, kegiatan pulang sekolah dapat memakan waktu tiga atau empat jam, dan pekerjaan rumah dapat memakan waktu tiga atau empat jam lebih setiap hari. Itu artinya anak menghabiskan waktu enam hingga delapan jam lebih untuk menjalani kehidupan sebagai orang pelajar.
Oleh karenanya hal ini harus jadi perhatian orang tua untuk mengatur waktu anak-anak dalam kegiatan sehari-hari. Sebagai contoh, anda bisa meminta anak remaja untuk memilih beberapa kegiatan perawatan diri saat akhir pekan, untuk membantu mengatasi stres dan memastikan ia mendapatkan waktu pribadi secara optimal. Sehingga tidak terjadi burnout dikemudian hari.
2.Kembangkan strategi manajemen stres yang sehat
Mengembangkan manajemen stres yang sehat sangat penting untuk menjaga remaja dari mengalami burnout di masa-masa sekolah. Hal tersebut termasuk pentingnya menjaga komunikasi terbuka tentang kecemasan dan stres. Ada beberapa manajemen stres yang sehat yang dapat remaja terapkan seperti:
3.Biarkan remaja tahu bahwa ia boleh meminta bantuan saat kesulitan
Sebagai orangtua yang selalu memperhatikan anak, terkadang masih ada hal yang terlewatkan, salah satunya tanda-tanda kecemasan remaja. Oleh karenanya, penting untuk memberitahu anak bahwa ia selalu bisa meminta bantuan jika merasa kewalahan dan kesulitan dalam sesuatu.
Selain meminta bantuan orangtua, anak juga dapat berbicara dengan gurunya tentang tugas sekolah, atau bahkan pelatih olahraganya mengenai tuntutan latihan. Maka dari itu, ingatkan anak bahwa jika ia sedang berjuang dalam mencapai sesuatu, meminta tolong itu adalah hal yang wajar. Maka ajarkan ia untuk meminta bantuan sebelum menjadi kewalahan.
4.Tanamkan kebiasaan sehat untuk memerangi burnout
Menerapkan kebiasaan sehat tak hanya dapat membantu anak merasa lebih baik secara fisik dan mental, tetapi juga dapat membantu memerangi burnout remaja yang umum dialami pada masa-masa sekolah.
Oleh karena itu, pentingnya melakukan rutinitas olahraga. Jika tidak ada waktu, cukup berlari di lingkungan sekitar rumah ini juga bisa menjadi pereda stres yang hebat. Selain itu, olahraga ringan juga bisa menjadi cara yang tepat untuk menjaga kebugaran tubuh.
Selain olahraga ringan, mengkonsumsi makan sehat juga penting. Hal ini tak hanya untuk mengisi energi tubuh tapi juga pikiran. Sebagai orangtua anda bisa menanamkan pola hidup sehat pada anak sejak dini untuk menghindari stres yang berdampak pada burnout.
5.Temukan batasan diri sendiri
Sebelum mengalami kelelahan, penting bagi orangtua untuk mengajarkan anak bagaimana berdialog dengan diri sendiri atau self talk. Karena terkadang seorang remaja yang butuhkan adalh mendengarkan suara positif di dalam kepalanya.
Cobalah untuk tanyakan pada diri sendiri dan berikan suara positif untuk didengar. Karena anak juga bisa menciptakan kebiasaan kecil sehari-hari seperti menulis, membuat karya seni.
Selanjutnya, lakukan hal apapun yang memastikan remaja dapat menjelajahi pikirannya sendiri, dan menjauhkan diri dari pekerjaan rumah serta teknologi. Karena apapun yang memberikan remaja ruang mental dan ruang untuk bernapas, adalah solusi yang baik untuk kesehatan mentalnya.
Nah, itulah cara cegah burnout pada anak remaja yang bisa dilakukan orangtua. Perlu diketahui burnout bisa dicegah dan diperbaiki, namun yang lebih penting adalah mencegahnya dengan menerapkan pola hidup sehat. Jika anak anda menunjukkan gejala kelelahan, pastikan ia untuk beristirahat dan rileks. Karena hanya itu yang ia butuhkan untuk mengembalikan semangatnya dan terhindar dari burnout.
Baca juga: Dianggap Berbahaya, Ini Cara Puji dan Kritik Anak yang Tepat
Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur
© 2019 YAYASAN BPK PENABUR
Develope by FMG