AI dan Kreativitas Digital: Langkah BPK PENABUR Mewujudkan Inovasi Masa Depan
WEB CONTENT - 18 January 2025
Pernahkah kamu mendengar tentang Articial Intelligence (AI) atau mengenai aktivitas yang melibatkan kreativitas secara daring? Di era digital ini kita sudah mengenal banyak teknologi seperti internet, aplikasi digital, dan yang akhir-akhir ini muncul yaitu AI. Mungkin banyak dari kita sudah mengenal AI dan kreativitas digital, terutama para pelajar remaja Gen-Z dan Gen Alpha. Dilansir dari stekom.ac.id, AI adalah kecerdasan buatan, yaitu teknologi yang dirancang untuk membuat sistem komputer mampu meniru kemampuan intelektual manusia. Intelektual manusia mampu menciptakan sebuah karya. AI memberikan alat dan sumber daya yang mempercepat dan memperluas batasan kreativitas digital, sementara kreativitas manusia tetap menjadi penggerak utama. Maka, AI dan kreativitas digital merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan.
Salah satu kreativitas teknologi yang telah digunakan oleh BPK PENABUR Jakarta saat ini adalah Google for Education. Program dari perusahaanGoogle tersebut menyediakan beberapa layanan seperti Google Account, Gmail, Google Drive, Google Classroom, Google Docs, dan lain sebagainya. Adapun layanan Google yang mengandung AI seperti autocorrect dalam menuliskan sebuah teks dalamGoogle Docs. Selain itu, guru menggunakan salah satu fitur Google for Education, yaitu Google Classroom. Google Classroom berfungsi untuk mengirimkan bahan pelajaran. Peserta didik dapat mempelajari bahan pelajaran dimanapun dan kapan pun. Hal ini digunakan untuk membantu
menjalankan fungsi layanan dan mempermudah penggunanya. Lalu, apakah banyak orang menggunakan AI?
Gambar peserta didik BPK PENABUR Jakarta sedang menggunakan fitur autocorrect
Pada saat ini, AI telah berkembang sangat maju di seluruh dunia terutama dalam kalangan pelajar remaja di Indonesia. Dilansir dari laman web kbr.id menunjukkan bahwa 87% pelajar Indonesia menggunakan AI (data per bulan Desember tahun 2024). Angka ini merupakan ketiga terbanyak di dunia. Berdasarkan survei yang ditujukan kepada peserta didik pada salah satu sekolah BPK PENABUR Jakarta menunjukkan bahwa 89,5% dari 428 responden mengaku pernah menggunakan AI dan platform sejenis lainnya.
Sejumlah besar peserta didik menggunakannya untuk membantu menyelesaikan tugas sekolah seperti: mencari ide dan referensi, membantu membuat presentasi, dan mengecek jawaban tugas. Kemajuan teknologi ini tentunya berdampak dan bahkan mengubah sebagian cara hidup remaja terutama peserta didik. BPK PENABUR telah mengembangkan keterampilan menggunakan AI dan kreativitas digital tersebut. Ada beberapa program yang telah diterapkan untuk mendukung perkembangan keterampilan peserta didik dan digunakan dalam proses belajar terutama di sekolah. Beberapa aplikasi yang dimaksud adalah Kahoot! dan Quizizz. Aplikasi ini digunakan untuk membuat soal secara otomatis dengan tingkat kesulitan yang dapat diatur sehingga cukup menantang bagi peserta didik. Selain itu, aplikasi ini memberikan dampak positif untuk peserta didik yaitu tampilan visualnya yang menarik sehingga dapat memacu motivasi dalam belajar. Semakin sering peserta didik menggunakan AI, maka dampak positifnya akan semakin terasa.
Adapun beberapa platform yang digunakan oleh BPK PENABUR Jakarta untuk meningkatkan pembelajaran di kelas dengan memaksimalkan kreativitas digital dan AI antara lain, pertama adalah GeoGebra. Platform tersebut dapat digunakan untuk meningkatkan pembelajaran matematika di kelas dan memiliki fitur-fitur seperti membantu dalam membuat grafik. Kedua, PHET yakni sebuah platform yang mengutamakan penggunaan lab secara digital untuk pelajaran fisika dan biologi. Ketiga, Olabs yaitu sebuah platform yang hampir memiliki fungsi sama seperti PHET. Guru dapat memanfaatkan fitur-fitur di atas untuk memberikan pengajaran yang lebih baik pada peserta didik terutama mengenai pengembangan kreativitas digital.
Namun, kesalahpahaman saat menggunakan AI dapat terjadi. Hal tersebut dikarenakan AI masih belum sempurna, sehingga terkadang kurang mengerti perintah atau pertanyaan yang diberikan oleh penggunanya dan memberi informasi yang kurang tepat, kurang seperti yang diinginkan, atau bahkan informasi palsu. Hal ini senada dengan penelitian yang telah dilaksanakan oleh Stanford AI Lab menunjukkan bahwa sistem AI saat ini sering kali kesulitan dalam memahami konteks dan nuansa dalam percakapan, terutama ketika berhadapan dengan kalimat yang ambigu atau tidak lengkap. AI seringkali memberikan respons yang tidak relevan atau tidak sesuai dengan maksud pengguna, karena keterbatasan dalam pemahaman bahasa manusia.
Selain adanya dampak positif, berdasarkan survei yang telah dilaksanakan kepada peserta didik BPK PENABUR Jakarta pada 14 Januari 2025, sebanyak 39,6% dari 428 peserta didik telah merasakan dampak negatif dari penggunaan AI yang berlebihan. Dampak-dampak tersebut seperti: mengurangi kreativitas, menjadi terisolasi dari dunia luar, dan sebagainya. Banyak dari para pelajar akhir-akhir ini mengalami ketergantungan dalam penggunaan AI, sehingga beresiko memberikan banyak masalah mental. Bahkan, kemungkinan besar peserta didik yang menggunakan secara berlebihan dapat menjadi lebih malas dalam bersosialisasi pada kehidupan nyata sehingga mempengaruhi kemampuan bekerja sama dan berkomunikasi, serta tidak terlatih untuk berpikir cara menyelesaikan suatu masalah sendiri. Selain itu, sebagian besar mewajibkan penggunanya untuk memasukkan data pribadi seperti password dan alamat email yang beresiko dibocorkan kepada pihak yang tidak berkepentingan.
Setelah mengetahui dampak positif dan negatif di atas, kita memerlukan solusi untuk mengatasi dampak negatif yang ada. Peserta didik memerlukan lebih banyak kesadaran dan kontrol diri dalam penggunaan AI sehingga tidak mengalami ketergantungan namun penggunaannya tetap cukup untuk mendukung produktivitas dan tidak menghalangi interaksi sosial. Peserta didik harus beradaptasi sehingga muncul rasa percaya diri terhadap penguasaan teknologi masa kini. Selain itu, peserta didik harus mengembangkan kreativitas pribadi agar muncul rasa percaya diri terhadap hasil karya sendiri yang autentik. Tidak disarankan bagi peserta didik untuk menyalin sepenuhnya jawaban dari AI, sebaiknya AI dijadikan hanya
sebagai referensi. Namun, peserta didik tentunya tidak dapat melawan dampak negatif sendiri, diperlukan pertolongan dan dukungan dari guru.
Untuk mendukung peserta didik, guru dapat memandu penggunaan AI hingga seimbang. Guru dapat mengajar menggunakan teknologi dan keterampilan bersosialisasi untuk mengembangkan kreativitas digital peserta didik. Pihak sekolah telah juga ikut berkontribusi dalam hal ini, yaitu dengan meningkatkan literasi digital peserta didik.
Kesimpulan dari penjabaran ini adalah bahwa AI dan kreativitas digital merupakan dua hal yang saling melengkapi dan tidak dapat dipisahkan, terutama dalam dunia pendidikan. Penggunaan AI dalam pembelajaran, seperti melalui platform Google for Education dan aplikasi edukatif lainnya seperti Kahoot! dan Quizizz, dapat meningkatkan keterlibatan dan pemahaman siswa. Meskipun AI membawa dampak positif dengan meningkatkan kreativitas dan fleksibilitas dalam belajar, penggunaan yang berlebihan juga dapat menimbulkan dampak negatif, seperti ketergantungan, berkurangnya kreativitas, dan isolasi sosial. Oleh karena itu, penting bagi peserta didik untuk memiliki kesadaran dan kontrol diri dalam menggunakan AI, menjadikannya sebagai alat bantu, bukan pengganti kemampuan pribadi. Pembelajaran berbasis AI sebaiknya tetap menekankan pentingnya berpikir kritis dan berkolaborasi secara langsung dengan orang lain.
Sumber:
- https://kbr.id/berita/nusantara/indonesia-negara-ketiga-terbanyak-pengguna-ai-di-dunia-pemakainya-
- https://www.umn.ac.id/5-kelebihan-dan-kekurangan-artificial-intelligence-membantu-dan-mengancam/#:~:text=Berdampak%20pada%20Pengangguran,menyebabkan%20pengang guran%20dan%20gangguan%20sosial
- https://verihubs.com/blog/contoh-ai-dalam pendidikan#:~:text=Meningkatkan%20Akses%20Pendidikan,menyediakan%20pembelajaran%20daring%20(online)
- https://kumparan.com/muhamad-nabil-arfansyah/dampak-positif-dan-negatif-artificial-i ntelligence-ai-dalam-dunia-pendidikan-23XiO2sbQ8x/4
- https://el.iti.ac.id/10-dampak-negatif-kehadiran-ai-dalam-bidang-pendidikan/
- https://www.klikdokter.com/info-sehat/kesehatan-umum/fenomena-kesepian-dan-ketergantungan-artificial-intelligence?srsltid=AfmBOopDFhN6UmZHF1DyVgjykUDdTXRAN sYx5T9n2r-tu2_Uos2G0Vdt
Penulis :
1. ANASTASIA GRACIA SOELISTIO (8A)
2. JUSTIN LAWRENCE THE
Pembimbing :
MARIA MAGDALENA DAMAR ISTI NUGRAHENI, S.PD.
Informasi Terkini seputar sekolah kristen BPK PENABUR
Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur