AI dan Digital Creativity: SMPK 7 PENABUR Ciptakan Generasi Juara Digital
WEB CONTENT - 18 January 2025
Di zaman ini, Gen Z, khususnya Gen Alpha tidak terlepas dari kemajuan teknologi, yaitu Artificial Intelligence atau AI. Hal tersebut sudah sangat melekat dalam kehidupan sehari-hari, khususnya dalam bidang pendidikan. Dikutip dari laman Deppublish Store, Andreas Kaplan dan Michael Haenlein memberi makna AI adalah kemampuan suatu sistem dalam menafsirkan data eksternal dengan benar, belajar dari data, dan menggunakan pembelajaran untuk mencapai suatu tujuan serta tugas tertentu melalui adaptasi yang fleksibel.
Menurut Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Republik Indonesia, Meutya Hafid, mengungkapkan bahwa saat ini sebanyak 87% pelajar di Indonesia menggunakan kecerdasan buatan (AI) untuk mengerjakan tugas.
Sementara itu, survei nasional yang dilakukan Alvara Research Center terhadap 1.800 responden pada bulan September 2024 di seluruh provinsi di Tanah Air, ditemukan beberapa alasan orang Indonesia menggunakan AI.
Hasil Survei Repbulika.co.id tentang Hasil Survei Ungkap Tujuan Orang Pakai AI, dari Asisten Menulis Hingga Menghibur Diri
Chat GPT/Open AI menjadi platform yang paling banyak digunakan. Mereka dapat memanfaatkan teknologi sebagai sarana untuk mengeksplorasi ide kreatif yang dimiliki sehingga pembelajaran menjadi lebih menarik dan bervariatif. Beberapa aplikasi ini dapat memberikan saran yang membantu dalam membuat konten lebih profesional dan tidak monoton. Tentunya mempermudah peserta didik untuk memberikan pemaparan agar tidak membosankan.
Interaksi antara peserta didik dan guru penting dalam pengembangan kreativitas yang sejati. Oleh karena itu, kombinasi antara AI dan digital creativity membuka peluang bagi mereka menambah wawasan dan menggunakannya sebagai sarana untuk mendukung kemampuan. Kita harus bijak dalam mengambil fungsi dan pengaruh positif tanpa mengesampingkan bakat yang dimiliki untuk mengolah dan meningkatkan kapasitas diri menjadi lebih berkembang. Hal itu menjadi dasar penting agar menjadi siswa yang berprestasi.
Untuk mengetahui pengaruh, pemahaman, dan pemanfaatan AI dan digital literacy peserta didik SMPK 7 PENABUR Jakarta, kami melakukan survei dari tanggal 09-15 Januari 2025. Dari 428 responden, 54% menyatakan menggunakan AI dan platform sejenis seperti Chat GPT, Canva, atau aplikasi lainnya. Platform tersebut dapat membantu untuk membuat gambar, membuat presentasi menjadi lebih menarik, dan mendapatkan informasi lebih beragam.
Terkait AI dan kreativitas digital dalam membuat pelajaran lebih menarik dan relevan, 7% sangat tidak setuju, 16.8% tidak setuju, 32.2% kurang setuju, 29% setuju, dan 15% sangat setuju. Mereka sangat terbantu dalam menyalurkan hobi (musik, tari, dan lagu), sekadar mengisi waktu luang, dan mendapatkan keuntungan jika mereka mengolah untuk tujuan komersil (mempromosikan hasil karya mereka di media sosial).
94,1% responden beranggapan bahwa AI membantu mempersingkat waktu pengerjaan tugas dan 92% mengatakan bahwa AI mempermudah dalam mengerjakan tugas. Mereka dapat mencari informasi, mendapatkan jawaban atau referensi, memecahkan masalah algoritma secara lebih cepat, dan memberikan rekomendasi berbasis analisis yang relevan dan terbaru. Sehingga waktu pengerjaan menjadi lebih efisien, cepat, dan akurat.
Di SMPK 7 PENABUR Jakarta, pendidikan berbasis teknologi bukanlah hal baru. Sekolah mengadakan beberapa program terkait AI dan digital creativity untuk meningkatkan keterampilan digital. 91,5% responden setuju bahwa sekolah sudah menjalankan program tersebut.
Dokumentasi Survei Penggunaan AI di Kalangan Peserta Didik SMPK 7 PENABUR Jakarta
Pertama, e-lib, platform digital yang disediakan oleh perpustakaan sekolah yang memungkinkan peserta didik mengakses dan meminjam berbagai jenis buku di mana saja dan kapan pun. Hal itu membantu mereka mengembangkan pengetahuan, wawasan, dan memperdalam literasi majalah, novel, ensiklopedia, dan media lain yang dikemas secara digital (e-book).
Dokumentasi e-lib dan Fun Literacy SMPK 7 PENABUR Jakarta
Kedua, Lomba E-Magazine: Fun Literacy "Generasi Alpha Berkarya Melalui E-Magazine” yang diselenggarakan oleh perpustakaan sekolah. Kegiatan ini diadakan dalam rangka menarik minat baca dan memberikan motivasi untuk meningkatkan literasi. Peserta didik diajak untuk membuat dan mengolah ide-ide yang dimiliki menggunakan media digital melalui Canva atau Photoshop. Selain dilatih untuk berwawasan luas, mereka diarahkan untuk menghasilkan karya yang menarik dan menyenangkan.
Ketiga, ekstrakurikuler coding yang dilaksanakan setiap hari Jumat sepulang sekolah. Kegiatan ini mengasah kemampuan peserta didik dalam dunia pemrograman dan teknologi sesuai dengan tingkat kemampuan mereka. Selain itu, hal ini juga mendorong kreativitas digital dan menjadi sarana penting untuk mengembangkan keterampilan yang relevan dengan kebutuhan masa depan di era digital.
Keempat, Majalah SION. Hal ini merupakan sarana untuk menyajikan berbagai gambar dan artikel, yaitu komik, info kegiatan sekolah, tip, trik, teka-teki silang, puisi, dan lain sebagainya.
Dokumentasi Majalah SION SMPK 7 PENABUR Jakarta TP. 2024-205/Ganjil
Dalam pembuatannya, aplikasi digital seperti Canva digunakan untuk mendesain visual yang lebih beragam, menarik, dan dapat disesuaikan dengan topik yang dibahas di setiap edisi. Pemanfaatan kreativitas digital ini memungkinkan peserta didik menambahkan elemen visual, sehingga artikel menjadi lebih menarik dan hidup. Selain menjadi sarana untuk mengeksplorasi ide melalui teknologi, SION juga melatih kemampuan dalam menghasilkan karya yang beragam dan eksploratif.
Kelima, para pendidik juga memfasilitasi peserta didik dengan secara aktif memanfaatkan teknologi berbasis AI dan digital seperti Kahoot!, Quizizz, Google Classroom, GeoGebra, PHET, Olabs, dan Vascak untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Aplikasi seperti Kahoot! dan Quizizz menciptakan kuis interaktif yang didukung oleh AI untuk memberikan ringkasan langsung dan personal kepada siswa. Pada bidang aritmetika, GeoGebra membantu memvisualisasikan konsep abstrak matematika secara kreatif. Dalam pelajaran fisika, PHET, Olabs, dan Vascak menawarkan simulasi laboratorium digital yang memungkinkan siswa melakukan eksperimen kompleks dengan cara yang menarik. Penggunaan teknologi ini tidak hanya membuat pembelajaran lebih menyenangkan, tetapi juga mendorong siswa untuk memanfaatkan kreativitas digital dalam memahami materi secara lebih mendalam.
Beberapa contoh perilaku tersebut adalah sebagai berikut.
- plagiarisme terhadap karya orang lain tanpa izin atau pengakuan
- pembuatan foto atau video palsu yang dapat merusak reputasi orang lain
- penggunaan alat penerjemah berbasis AI tanpa memahami isi atau konteksnya
- penyerahan tugas sekolah sepenuhnya kepada AI tanpa usaha maksimal untuk memahaminya
Beberapa contoh perilaku tersebut dapat menghambat pengembangan kemampuan pribadi peserta didik dan mendidik mereka minim daya juang dan kejujuran. Oleh karena itu, perlu dicari penyelesaian dari sekarang.
Untuk mengatasi tantangan ini, SMPK 7 PENABUR Jakarta telah melakukan langkah secara aktif dengan mengimplementasikan berbagai program edukasi, salah satunya adalah Tes DQ ADL (Digital Quotient and Artificial Digital Literacy).
Dokumentasi Tes DQ SMPK 7 PENABUR Jakarta
Tes DQ ADL dirancang sebagai alat simulasi untuk mengukur tingkat pengetahuan, pemahaman, serta perilaku siswa dalam menggunakan AI, teknologi, dan media digital lainnya. Melalui tes ini, siswa diajak untuk merefleksikan kebiasaan mereka dalam menggunakan teknologi dan memahami dampak dari setiap tindakan yang mereka lakukan.
Tes ini juga bertujuan untuk menggantikan kebiasaan buruk seperti plagiarisme dan ketergantungan penuh pada AI. Hal itu dapat dilakukan dengan perilaku yang lebih bijak, kreatif, dan bertanggung jawab. Program tersebut tidak hanya menjadi alat ukur, tetapi juga sebagai panduan edukasi yang membantu peserta didik memahami dan memanfaatkan teknologi. Tentunya sangat mendukung pembelajaran, eksplorasi ide, dan pengembangan diri secara positif. Dengan langkah ini, SMPK 7 PENABUR berharap dapat membentuk generasi yang tidak hanya cerdas secara teknologi, tetapi juga memiliki integritas dan etika dalam menggunakannya di kehidupan sehari-hari.
Integritas dan etika peserta didik juga tidak terlepas dari peran pendidik dan kependidikan sebagai fasilitator dan pendorong kreativitas selama proses pembelajaran. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan pengawasan, bimbingan, dan umpan balik selama belajar menggunakan AI agar tetap terciptanya nilai kejujuran pada diri mereka.
Para pendidik dan tenaga kependidikan dihadapkan pada tuntutan untuk melakukan transformasi diri dan siap berubah demi peningkatan kualitas pembelajaran melalui kemajuan teknologi. Hal ini melibatkan peningkatan kesadaran akan kemampuan berkembang, ketekunan dalam menghadapi tantangan, dan keyakinan bahwa usaha maksimal dapat menghasilkan pertumbuhan dan pembelajaran yang signifikan.
Transformasi diri ini mencakup kesiapan untuk terus memperbaiki keterampilan dan pengetahuan, serta keterbukaan terhadap ruang diskursus dan diskusi yang memungkinkan pembaruan konsep dan praktik pendidikan, sehingga memberikan teladan positif bagi para murid yang dilayani.
Pengajar juga dapat memfasilitasi lingkungan belajar yang mendukung kreativitas peserta didik dalam menggunakan AI dan mempersiapkan mereka untuk menghadapi tantangan masa depan dengan cara yang inovatif dan bertanggung jawab, tanpa mengesampingkan nilai-nilai PKBN2K yang sudah diterapkan di lingkungan sekolah sesuai dengan pengembangan AI: keberanian, rendah hati, kejujuran, ketekunan, kepedulian, penguasaan diri, dan sabar.
Oleh sebab itu, remaja sebagai calon penerus dan penggerak bangsa menjadi kunci utama dalam perkembangan teknologi. Mereka diajak untuk menggunakan, mengolah kemampuan diri lebih bijak, dan menjadi pelaku aktif yang turut serta dalam menanamkan kesadaran dan tanggung jawab terhadap kreativitas digital melalui teknologi dan AI.
Selain itu, perlu adanya pendampingan dan kolaborasi dengan para pendidik dan kependidikan di sekolah. Mereka dapat menjadi agen perubahan yang memotivasi dan menginspirasi para murid untuk mengembangkan sikap proaktif terhadap pembelajaran sepanjang hidup di era transformasi digital yang semakin pesat.
Jadi, siapkah anda menjadi bagian dari generasi digital yang menginspirasi?
Sumber
- https://www.kompasiana.com/ratihdwiutami8910/664abccac57afb7776678222/dampak-ai-artificial-intelligence-terhadap-kreativitas-manusia
- https://www.journal.akb.ac.id/index.php/jami/article/view/285
- Pojok Ruang PKBN2K: Mengenal PKBN2K
- https://mediaindonesia.com/teknologi/517829/pemanfaatan-strategi-digital-creative-bantu-pelaku-usahajalan-transformasi-digital
- https://jbasic.org/index.php/basicedu/article/view/3177
- https://www.idntimes.com/life/inspiration/vita/gramedia-adakan-pameran-sampul-buku
- Hasil Survei Ungkap Tujuan Orang Pakai AI, dari Asisten Menulis Hingga Menghibur Diri | Republika Online
- Pengertian AI Menurut Para Ahli dan Manfaat Kecerdasan Buatan
- https://duniadosen.com/penyalahgunaan-ai/
Survei
Nama Peserta Lomba:
- Shiellya Marcha Prawiro/8C
- Marcella Jennifer Himawan/8E
Nama Guru Pendamping:
Fransiska Rini Wiharjo, S.S.
Informasi Terkini seputar sekolah kristen BPK PENABUR
Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur