Cerita Fabel "Iri Hati"
Berita Lainnya - 05 October 2020
Iri Hati
Semua orang pasti tahu kalau kelinci bisa melompat dan berlari dengan lincah, trenggiling bisa menggulungkan badannya dan memiliki sisik yang tajam sebagai perlindungan, dan burung bisa terbang dengan bebas. Mereka semua memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Ini adalah cerita pertemanan mereka bertiga. Cerita pertemanan antara Peter si kelinci, Tony si trenggiling, dan Ben si burung.
Setiap harinya, Peter, Tony, dan Ben bermain bersama. Kadang mereka mengumpulkan buah dan makan buah-buahan tersebut. Kadang mereka bercerita tentang berbagai macam hal. Mereka bertiga selalu menikmati segala hal yang mereka lakukan bersama.
Suatu hari, Peter merasa bosan dengan keseharian mereka. Ia pun mengusulkan idenya, “Bagaimana kalau kita berlomba?”
“Berlomba?” tanya Tony.
“Iya! Seperti lomba lari!” jawab Peter dengan antusias.
Setelah berpikir sejenak, Ben dan Tony mulai tertarik dengan tawaran Peter. Mereka belum pernah melakukan hal seperti ini sebelumnya.
“Tapi... kita mau berlomba di mana?” Tony bertanya untuk kedua kalinya.
Peter tampak kebingungan, dia belum memikirkan hal itu sebelumnya. Tiba-tiba, Ben mendapatkan sebuah ide, “Aku tahu! Kita bisa berliimba di sebelah timur hutan! Di sana ada banyak rintangan! Pohon-pohonnya sangat lebat, tanahnya berbatu-batu, juga banyak batu-batu besar!”
“Ooh! Tempat yang sempurna!” Peter bisa merasakan semangatnya semakin membara. Beda halnya dengan Tony, dia justru merasa khawatir karena di timur adalah tempat singa tinggal. “Bagaimana kalau singa datang?” tanya Tony, “Apa yang akan kita lakukan kalau hal itu sampai terjadi?”
“Tenang saja, pada siang hari, singa biasanya sedang tidur.” Jawab Peter.
“Kalau begitu, besok siang kita berkumpul di sini.” kata Ben.
Hari itu, Peter, Tony, dan Ben pulang lebih cepat. Mereka bertiga tidak sabar menunggu datangnya esok hari. Namun, tak seorangun diantara mereka yang tahu bahwa besok mereka akan menghadapi masalah yang sangat besar.
Esok hari telah tiba, ketiganya pun berkumpul di tempat yang telah ditentukan. Mereka bersama-sema pergi ke sebelah timur hutan.
“Siap... Bersedia...” Peter memberi aba-aba, “Mulai!!!” Tony segera menggulungkan badannya dan bergelinding dengan cepat. Peter melompat dengan lincah, menghindari batu-batu besar dan akar-akar pohon yang besar. Ben terbang dengan cepat, menembus pepohonan lebat.
Ben tiba pertama di garis akhir, disusul oleh Peter, dan kemudian Tony. “Yuhuuuu!!! Aku juara kedua!!!”
Tony yang kesal karena kalah pun berkata, “Huh! Aku kan tidak sepertimu yang bisa melompat dengan cepet sepertimu, Peter!” Mendengar perkataan Tony, Peter juga ikut kesal, “Aku juga tidak bisa terbang cepat seperti Ben!”
“Terbang cepat itu melelahkan tahu! Setidaknya kau tidak terlalu lelah, Tony!” Keluh Ben.
Ketiganya mulai bertengkar, sampai tidak sadar kalau singa telah terbangun dari tidurnya. “Aauuummm!!!” terdengar auman singa yang sangat kencang, hingga membuat ketiganya gemetar.
Mau tidak mau, mereka harus melarikan diri bersama-sama. Tiba-tiba, Tony tersangkut akar pohon besar yang membuatnya tidak bisa bergerak, sementara singa semakin mendekat.
Baik Ben maupun Peter tidak tega membiarkan Tony begitu saja, jadi mereka memutuskan untuk membantu Tony. Ben berusaha menarik Tony keluar dengan cakarnya, sementara Peter mengais tanah dengan cepat agar Tony tidak lagi terjepit.
Alhasil, Tony berhasil keluar dari akar pohon tersebut. Bersama-sama mereka berlari secepat mungkin.
Setelah berlari cukup jauh, singa tidak lagi terlihat, mereka pun berhenti. Ternyata, secara tidak sadar mereka telah berlari ke tempat mereka biasa berkumpul. Mereka teringat akan kenangan indah mereka bersama, ketiganya tidak ingin pertemanan mereka rusak begitu saja.
“Peter... Ben.. Maaf, aku iri pada kalian, terutama Peter yang bisa berlari dengan cepat... Kakiku pendek dan aku tidak bisa berlari, itu sebabnya aku iri padamu Peter... Maafkan aku ya...” isak Tony, dia sangat menyesali perbuatannya.
Sama halnya dengan Peter, dia mulai menyadari kesalahannya, “Aku juga minta maaf... Aku sangat iri pada Ben karena dia bisa terbang, sementara aku harus melompat. Aku tadi juga agak kesal, karena aku bukan juara pertamanya, melainkan Ben. Maaf ya...”
“Aku juga... Sebenarnya aku selama ini sangat iri pada Tony, dia bisa melaju dengan cepat tanpa harus kelelahan sepertiku. Tapi sekarang aku sadar, kita semua tidak ada yang sempurna, kalau saling iri terus, pertemanan kita bisa rusak.” Kata Ben.
“Iya! Ayokita mulai kembali pertemanan kita tanpa rasa iri terhadap satu sama lain!” kata Tony. Peter pun setuju dengan perkataan Tony.
Siapa sangka, ketika kita iri dengan orang lain, ada orang lain yang juga iri kepada kita. Memang, di dunia ini tidak ada mahkluk yang sempurna.
Karya:
- Cynthia Frenal (7D)
- Kennet Wullur (7D)
(Angkatan 2018/2019)
Informasi Terkini seputar sekolah kristen BPK PENABUR
Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur