Remaja Modern dan Pengenalan Budaya Yang Semakin Tergerus
WEB CONTENT SMPK 2 PENABUR 2024 - 26 January 2024
Keragaman dan Kekayaan Bendawi dan Tak Bendawi Seni Tradisi
Kebudayaan Indonesia sudah dikenal lama di dunia internasional. Terutama hasil dari warisan budaya bendawi dan tak bendawi. Borobudur hanya merupakan salah satu warisan budaya bendawi yang diakui dunia. Di samping itu ada gamelan, , wayang, batik dan beragam hasil kebudayaan lain yang menjadi daya tarik internasional. Tari tradisional, upacara adat, ritual, tradisi tenun adalah warisan tak bendawi budaya Indonesia. Seni tradisi adalah cara hidup yang berkembang dan dimiliki oleh seseorang atau sekelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi namun tidak turun temurun. Indonesia merupakan negara yang memiliki sekitar 700 suku bangsa dan 652 bahasa daerah.
Di Indonesia, ada berbagai macam kebudayaan daerah. Contohnya, ada upacara Ngaben di Bali, tari Jaipong dari Jawa Barat, alat musik Aramba dari Sumatra Utara, dan banyak lagi. Sebagai remaja Indonesia, sudah sepatutnya kita melestarikan kebudayaan daerah. Remaja masa kini melihat kebudayaan daerah dari berbagai macam sisi pandang. Maka, untuk mencari tahu lebih lanjut, beberapa warga SMPK 2 PENABUR telah diwawancarai tentang pandangan mereka mengenai kebudayaan daerah dan keberagamannya yang tersebar di 38 provinsi di Indonesia.
Tim jurnalistik SMPK 2 mewawancarai beberapa siswa dan guru yang kompeten dan aktif dalam ekskur tari tradisi dan gamelan yaitu Kezia yang mengikuti ekskur seni tradisional dan Leticia yang aktif di ekskur gamelan. Kami juga mewawancarai Pak Yusuf Ratmoko guru Fisika SMPK 2 yang juga ahli memainkan alat musik gamelan. Berikut hasil wawancara kami:
Wawancara Danica dengan Kezia
Danica: "Halo, Kezia"
Kezia: :Halo, Danica. Ada apa?"
Danica: "Aku mau tanya-tanya kamu tentang menurut kamu, budaya itu apa, sih?"
Kezia: "Bagi aku, budaya itu adalah ciri khas suatu suku."
Danica: "Ooh, apa yang mendorongmu ikut ekskur tari tradisi?"
Kezia: "Aku mau membantu melestarikan budaya-budaya yang ada di Indonesia."
Danica: "Oh, hebat, hebat. Menurut kamu, kan, budaya Indonesia sekarang mulai pudar karena datangnya budaya-budaya lain seperti Korea, Jepang ataupun budaya Barat. Pemdapat kamu apa tentang soal itu?"
Kezia: "Menurut aku, budaya Indonesia bisa dilestarikan lagi supaya budaya Indonesia tidak tertutup karena budaya lain."
Danica: "Oh, begitu, ya. Terima kasih Kezia."
Kezia: "Sama-sama, Danica."
Wawancara Danica dengan Leticia
Danica: "Halo, Leticia."
Leticia: "Hai, Dan"
Danica: "Kamu lagi sibuk, nggak, ya?"
Leticia: "Nggak, sih."
Danica: 'Soalnya aku mau tanya-tanya ke kamu, bisa, nggak, ya?"
Leticia: "Bisa."
Danica: "Jadi, yang pertama, menurut kamu, budaya itu apa, sih?"
Leticia: "Menurut aku, budaya merupakan hasil peninggalan manusia yang sudah hidup berapa tahun, sesuatu yang datang dari manusia hidup di satu tempat, terus mereka jadi ada kebiasaan. Jadi, ada keinginannya sendiri untuk menjadikan budaya."
Danica: "Apa yang membuatmu tertarik ikut ekskur gamelan?"
Leticia: 'Karena memang jarang ada ekskur gamelan di sekolah. Selain itu, saya juga punya 2 cece, keduanya ikut gamelan jadi saya akhirnya ikut dan jadi suka. Makanya kelas 7 ikut, kelas 8 ikut."
Danica: "Ooh, gitu, ya? Sama, yang terakhir, kan, sekarang budaya Indonesia mulai pudar karena adanya budaya dari luar negeri seperti Korea, Jepang, ataupun dari Barat. Menurut kamu bagaimana?"
Leticia: "Menurutku, sih, kalau seperti itu memang agak susah, ya. Dengan sekarang, banyak yang lebih suka lagu yang pop mungkin karena ada noveltynya. Contohnya, ya, tidak usah bilang budaya awalnya, seperti gamelan atau lainnya yang kita bisa anggap punah, lagu pop Indonesia saja bisa dihitung pakai jari tidak, sih, lagu yang kita hafal? Kalau western, kita semua tahu. Jadi, menurut saya, pertama, kita harus bawa balik lagu pop Indonesia dulu. Harus lebih banyak yang tahu tentang lagu pop Indonesia, dan dari sana kita tarik balik ke budaya mas lalu. Soalnya, sekarang kita tahu bahwa ada artis-artis seperti Alffy Rev yang memakai budaya tradisional untuk lagu pop juga supaya lebih banyak orang tahu. Di sekolah, juga perlu dikasih tahu tentang keberagaman budaya, seperti lagu. Karena sekarang saya seringkali sudah hanya lewat doang. Satu bab, sudah selesai, kemudian tidak pernah dibahas lagi. Dibahasnya juga hanya untuk hafalan, tidak pernah ditunjukkan tentang tari Saman yang mana, instrumen ini bunyinya seperti apa, jadi tidak tahu."
Danica: "Ternyata sulit juga, ya."
Leticia: "Ya, memang susah. Tapi, kalau kita bekerja sama, pasti bisa nantinya."
Danica: Oke, terima kasih, Leticia.
Leticia: "Sama-sama, dadah."
Wawancara Danica dengan Pak Yusuf
Danica: "Permisi, Pak. Saya ingin menanyakan Bapak tentang kebudayaan. Pertamanya, menurut Bapak, budaya itu apa ya, Pak?"
Pak Yusuf: "Menurut saya, budaya itu berasal dari kata boedi dan daya. Artinya, di dalam kata budaya itu ada cipta, rasa, dan karsa. Itu budaya."
Danica: "Untuk pertanyaan keduanya, mengapa Bapak tertarik melakukan kesenian Indonesia, seperti main gamelan, dan saya dengar Bapak juga memiliki talenta dalam seni-seni Indonesia lain?"
Pak Yusuf: "Iya, budaya Indonesia harus dilestarikan. Saya berharap bukan hanya Pal Yusuf saja yang menyukai budaya Indonesia seperti gamelan, karawitan atau sebagainya. Itu harus dimiliki oleh seluruh bangsa Indonesia. Mengapa saya tertarik? Karena saya terpanggil untuk melestarikan kebudayaan Indonesia."
Danica: "Keren sekali, Pak. Untuk pertanyaan ketiganya, sekarang, kan, budaya Indonesia mulai pudar karena ada budaya dari negara lain seperti Korea, Jepang, ataupun dari Barat. Bagaimana pendapat Bapak tentang itu?"
Pak Yusuf: "Ya, itu sebuah pilihan. Mereka memilih budaya Eropa, budaya Barat yang kekinian tidak salah. Namun, bagi saya, budaya Indonesia tidak boleh ditinggalkan. Jadi, budaya yang baru, yang masuk, yang memang dianggap perlu, kekinian, dan tidak menyalahi norma kehidupan kita berbangsa dan bernegara di Indonesia ya, tidak masalah. Tetapi, budaya Indonesia tidak boleh dilupakan, tidak boleh ditinggalkan, dan tetap harus dilestarikan."
Danica: "Terima kasih, Pak atas jawabannya. Sekarang saya harus balik ke kelas karena pelajaran akan dimulai. Terima kasih atas waktunya, Pak."
Pak Yusuf: "Oke, selamat siang, Tuhan memberkati kalian semua."
Sudut Pandang Remaja Mengenal Kebudayaan Nasional
Dari hasil wawancara kami ke beberapa siswa, kami mendapatkan kenyataan bahwa tiap remaja mempunyai pendapat yang berbeda-beda. Dari sini, kita dapat menyimpulkan bahwa walaupun kita hidup dalam komunitas remaja yang cenderung memiliki persamaan sifat dengan kita, tetap ada perbedaan dalam hal sisi pandang.
Tetapi, selain yang diwawancara, ada juga yang meremehkan kebudayaan daerah yang dimiliki Indonesia. Mereka adalah remaja yang tidak menghargai keberagaman kebudayaan daerah yang ada di Indonesia. Sebagian besar di antara mereka lebih senang dengan kebudayaan di luar Indonesia.
Apa yang harus kita lakukan agar remaja Indonesia dapat menghargai kebudayaan daerah Indonesia? Sebagai remaja penerus negara, kita tidak dapat membiarkan sikap itu menyebar lebih lanjut.
“ Kita dapat mengajak mereka untuk menyaksikan kebudayaan daerah Indonesia, mengajarkan mereka tentang indahnya keberagaman budaya di Indonesia”
Dan lain sebagainya dengan usaha-usaha ini, kita dapat mendorong minat remaja untuk menghargai dan melestarikan kebudayaan Indonesia. Indonesia dapat menjadi negara maju dan modern seperti yang tercantum dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 32 ayat (1) tentang tujuan negara “Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya."
Tim 2: Danica Elena & Gabrielle Angeline
Guru Pendamping: Ign. Joko Dwiatmoko
Informasi Terkini seputar sekolah kristen BPK PENABUR
Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur